Chapter 33

104 14 2
                                    

Aku menatap suara Irene diam-diam dengan suara sulit.

"Walaupun saya tahu itu tidak nyata, hanya ini yang bisa saya lakukan."

"..."

"Ka-karena saya menyukainya."

"..."

"Saya menyukainya, saya benar-benar menyukainya, jadi saya pikir hanya ini yang bisa saya lakukan..."

Aku tidak mengalihkan pandanganku dari Irene, yang bergetar seperti akan meneteskan air mata.

Aku justru tidak bisa mengalihkannya.

Pernyataan itu, yang akan dia akui di depanku seolah-olah dia mengeluh tentang perasaannya, benar-benar terungkap terlepas dari apapun.

Irene bilang aku tidak akan tahu pikirannya, tapi bukan itu masalahnya, hatiku tidak akan sakit saat seseorang menginjaknya.

Ini pasti perasaan yang aku rasakan saat aku memahami Irene. Aku mengerti dan aku setuju.

Dan aku cemburu.

Tidak bisa dipercaya, saat ini aku iri pada Irene. Walaupun ini itu hanya pikiran sepihak dan putus asa yang tidak bisa diperbaiki, aku iri dengan dia yang bisa mengungkapkan perasaannya.

Aku sangat cemburu sapai aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku tidak bisa jujur. Itu rasanya seperti kebohongan yang akan keluar layaknya ledakan tawa.

Aku mengalihkan pandanganku. Lalu aku menarik kuda mendekatinya.

"...Naiklah."

Irene masih menundukkan kepalanya, tapi dia naik kuda itu seperti yang diperintahkan.

Pelana itu cukup. Aku mendudukkan Irene di depan dan naik ke belakang dan menendang sisi kuda dengan ringan.

Aku membuka mulutku, meninggalkan tubuhku pada goyangan kuda yang mulai berjalan.

"Ada sebuah pepatah..."

"..."

"Orang yang melakukan hal-hal yang tidak masuk akal awalnya tidak dapat dipahami orang lain disebut dengan orang gila atau kuat."

"..."

"Tapi, saya tidak berpikir Irene adalah orang gila."

Kemanapun kuda melangkah, rumput di hutan dihancurkan dan ditekuk, menyerap suara tapal kuda.

Bukan berarti pilihan Irene benar-benar bagus. Bagaimanapun, aku tidak ingin mengkritik dia dengan tajam karena dia salah. Aku tidak berpikir itu perlu untuk situasi ini.

Apakah dia pantas mendapatkannya? Bagaimana denganku?

Mungkin bukannya aku tidak melakukan hal itu seperti Irene, tapi aku tidak bisa.

"Tapi jangan melakukan hal ini lagi. Seharusnya tidak ada satu hal yang bisa dibatalkan. Bukan untuk orang lain, tapi untuk Irene."

Irene terdiam. Tapi aku mengkonfirmasi bahwa dia mengangkat kepalanya, yang tertunduk untuk waktu yang lama.

Kupikir itu sudah cukup, jadi aku menutup mulutku. Secara mengejutkan Tuan Davery memecahkan keheningan.

"Saya penasaran dengan satu hal, tapi jika saya bertanya sekarang, apakah itu akan memecahkan kebekuan?"

"Apa yang ingin Anda tanyakan?"

"Nona Isaac."

Aku melihat Irene. Kepalanya yang bulat bergerak naik turun dengan ringan.

"Ya, Anda bisa bertanya, Tuan. Karena kamu berjalan dengan dua kaki sendirian, saya akan memberikan hak khusus untuk Anda bertanya sebagai kompensasi."

"Saya mendedikasikan kehormatan ini pada kaki saya yang kuat."

The Villain's Sister Suffers Today (TAMAT)Where stories live. Discover now