6. The Babble

138 35 8
                                    

Recommended song:
Memory - Mamamoo

.
.
.

"You love her, and hurt her at the same time. That woman should be able to live much better without you," Madeline tersenyum menang. "Want to get drunk today?"

"Kau berbicara seperti itu seperti hanya aku yang merasakan sedih," Michael memalingkan wajahnya. "Tapi memang benar, kan?" jawab Madeline spontan. Michael rasa, wanita ini sedikit agresif saat mabuk.

"Aku tidak bisa memastikannya,"

Madeline meneguk satu gelas anggur di tangan kanannya. "Aku sudah minum cukup banyak hari ini," ia mengelap ujung bibirnya dengan punggung tangan.

"Berapa banyak?" tanya Michael. Madeline tampak berfikir dalam diamnya, "Ummm ... lima ... lima gelas?"

Michael berdecak enggan menanggapi. Ia pasti berpikir bahwa wanita didepannya ini sudah sangat gila. Matanya memburam dan bibirnya terus melanturkan hal yang tidak tidak.

Beberapa botol anggur itu ia habiskan sendiri. Bahkan Michael tidak tertarik untuk sekedar melihat merknya. Keduanya benar-benar terdiam saat ini. Suasana cafe semakin riuh dengan alunan musik jazz milik Billie Holiday. Pukul 10 malam, beberapa orang mulai meninggalkan bangunan tua itu.

Michael sempat mengerutkan keningnya, aroma anggur itu kini begitu menyengat. Bahkan beberapa orang menatap meja mereka penuh tanya, seakan hanya Madeline yang mabuk paling parah, "Berhenti minum," Michael menarik botol terakhir itu dari hadapannya, dan tidak seperti yang ia duga, Madeline langsung merebutnya kembali.

"Don't you dare to stop me, Michael. Kau tidak berhak atas itu," tutur Madeline seakan penuh tekanan. Satu menit kemudian ia tertawa begitu nyaring, menidurkan kepalanya di meja, kemudian menengadah untuk menatap wajah Michael.

Michael terkejut saat tangannya perlahan merangkak naik untuk mengusap wajah Michael. "Tampan, don't forget my pay," senyumnya kembali merekah. Pujian itu berhasil membuat kedua pipi Michael memanas. "Why are you shy, little boy?"

Tangannya kemudian turun ke rahang Michael, "I love you, so bad, Michael. I just want to make you mine completely, and I'm yours ... forever," telunjuk itu kembali naik menyentuh bibir Michael, "You look so fine today ... Will you eat me tonight? with your lips?" Kalimat itu keluar begitu saja. Hal yang tak pernah Michael duga, ia benar-benar terkejut.

Michael menurunkan tangan Madeline. "You're drunk," jawabnya singkat.

"Ahahahahah, hei, I'm not, babe. All I do is love you, just love you," Madeline menegakkan kembali tubuhnya. "Just this time, please?" ia terus memohon.

Michael menggeleng dengan tegas, "Imma pay you right now, give me the bills,"

Madeline menarik tangan Michael yang hendak menopang tubuhnya untuk berdiri. "Hey, hold on, hold on. We still have two hours left,"

"It doesn't include," Michael berusaha untuk berdiri.

"I totally sold my love, and now you're rejecting it?" Madeline masih merengek.

Tangan Michael terkepal. Ia sudah cukup selesai dengan gadis gadis mabuk beberapa hari yang lalu. Dan sekarang partnernya ini benar-benar gila, "Motherfucker, you got something better to do?"

Saat kalimat itu keluar, tidak ada perlawanan sama sekali, Michael memicingkan matanya pada Madeline. "Kita bertemu lagi besok. Know your limits, girl," Michael meletakkan beberapa tumpuk euro tepat didepan muka Madeline dan langsung pergi sebelum gadis itu kembali menahannya.

Madeline tersenyum kecil, "Tch, laki-laki itu bercanda,"

***

Michael terus berjalan keluar tanpa melihat ke arah belakang. Jantungnya berdetak begitu cepat, sesuatu menghentikannya. Arloji di tangan Michael kini menunjukkan pukul 11 malam, sekarang sudah terlalu malam untuk menemui teman-temannya. Mihael menarik nafas kasar, jam 1 pagi Ibunya akan sampai di Berlin, dan entah alasan baru apa yang akan Michael buat kali ini.

"Dimana Amber?"

Entah sejak kapan kalimat yang paling Michael tunggu itu menjadi kalimat yang paling ia benci. Untuk sekarang, apa yang harus Michael katakan?

"Kita sudah berpisah,"

Ah, yang benar saja.

Serpihan salju mulai turun malam itu, Michael menatap jalanan yang mulai mereka penuhi. Sebuah ranting kecil menarik perhatiannya. Entah atas dasar apa, Michael mematahkan ranting itu hingga terbagi menjadi dua bagian, dan setelahnya, ia berjalan menuju mobil.

Michael benar-benar akan pulang.

.
.
.














(A/n: aku mau double update hari ini😾👍🏻)




winter wishes and promises.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang