Ulang tahun

1.6K 172 4
                                    

       New menatap jam yang menempel di dinding. Sudah pukul 23.15 namun putra sulungnya tak kunjung pulang. Tersirat kekhawatiran di wajah pria berkulit putih itu.

       "Papa tidur aja dulu, Biar aku yang nunggu abang pulang." Ucap Frank, Anak bungsu New.

       "Ngga ngga, Kita harus rayain ulang tahun abang kamu. Tunggu bentar lagi, Abang kamu pasti pulang.

       Waktu terus bergulir, New dan Frank tak dapat menahan rasa kantuk. Mereka berdua tertidur di sofa, Dengan kue ulang tahun yang tergeletak di atas meja.

       Beberapa saat kemudian Frank terbangun, Ia melihat papanya meringkuk diatas sofa kedinginan. Anak itu berinisiatif pergi ke kamar dan mengambil selimut.

       Dengan hati hati Frank menyelimuti sang papa agar pria itu tak terusik tidurnya. Mata Frank menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 01.35 dini hari. Frank mendengus kesal, Kakaknya belum pulang juga padahal sudah berganti hari.

       Karena bosan dan tak bisa kembali tidur, Frank membuka ponsel dan berselancar di dunia maya. Jemarinya sibuk menggulir layar, Melihat postingan postingan yang muncul di berandanya. Mata Frank menyipit manakala melihat postingan kakaknya beberapa menit yang lalu.

       Ada perasaan kesal di hati Frank, Melihat bagaimana New rela menunggu hingga tengah malam demi merayakan ulang tahun putra sulung kesayangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


       Ada perasaan kesal di hati Frank, Melihat bagaimana New rela menunggu hingga tengah malam demi merayakan ulang tahun putra sulung kesayangannya.

       "Stres, Bisa bisanya lo ya..." Gumam Frank. Ia kembali menggulir layar, Melewati postingan kakaknya. Setengah jam kemudian terdengar suara ketukan pintu. Ketukan itu membangunkan New yang semula tertidur nyenyak.

       "Biar aku aja pa yang buka." Ucap Frank sembari berdiri, Mendahului papanya.

       "Kirain lupa kalo masih punya rumah." Frank menyindir kakaknya tepat setelah ia membuka pintu.

        "Dih, Kenapa lo? Ngga jelas." Pluem, Kakak Frank masuk begitu saja, Ia enggan berdebat dengan saudaranya selarut ini.

        Begitu Pluem memasuki ruang tengah, Papanya sudah siap dengan sebuah kue dan lilin yang menyala nyala di atasnya.

        "Selamat ulang tahun abang!" Seru New dengan senyum lebar. Ia menghampiri putra sulungnya itu.

       "Pa, Kan bisa besok." Pluem merasa bersalah lantaran telah membuat papanya menunggu.
        "Tadinya papa mau jadi orang pertama yang memberi ucapan ke abang, Tapi kayanya telat deh, Keduluan temen temenmu ya pasti."

        Pluem terdiam, Memang benar papanya bukan orang pertama yang memberinya ucapan selamat ulang tahun. Teman teman yang datang di pestanya sudah terlebih dahulu mengucapkan 'happy birthday' untuknya.

       Usai membuat permohonan, Pluem meniup lilin yang tertancap di atas kue ulang tahun.
       "Pa, Maaf ya. Aku ngga tau papa nungguin aku."
       "Ssst... Ngga perlu ngerasa bersalah. Kan papa sengaja ngasih kamu surprise. Kalo dikasih tau ya bukan surprise namanya. Frank?? Mau kemana?" Tanya New begitu ia melihat Frank berjalan melewati ruang tengah.

       "Mau tidur, Besok aku sekolah." Jawab Frank.
       "Lo ngga mau ngucapin selamat ulang tahun buat gue?"
       "Ngga, Tadinya mau gue ucapin pas jam 12, Tapi karna lo ngga dirumah jam segitu yaudah ngga gue ucapin. Aku tidur duluan ya pa."

~~~

       "Tadi abang doa apa? Papa boleh tau ngga?" Tanya New pada Pluem yang sedang menikmati sepotong kue ulang tahun.

       "Aku berdoa biar keluarga kita bahagia terus, Dan papa bisa cepet cepet dapet pengganti mama."

       Mendengar itu New hanya menelan ludah. 5 tahun sudah Jane pergi meninggalkannya bersama anak anak karena suatu penyakit.

       "Emang kamu ngga masalah kalo posisi mama kamu digantiin sama orang lain?"
       "Ngga masalah asal orang itu sayang sama papa, Frank dan aku."
       "Gimana kalo orang yang gantiin mama kamu... Laki laki?"

       Pluem tertawa, Ia menganggap pertanyaan papanya tak lebih dari sebuah candaan.
       "Ngga masalah." Jawabnya. Mata New membulat, Seolah ada titik cerah untuk hubungannya dengan Tay.

       "Karena aku tau papa ngga mungkin suka sama cowok." Pluem melanjutkan ucapannya.

        New tahu itu, Tak akan mudah mendapat restu dari anak anaknya. Mengingat saat ini menjalin hubungan dengan seorang laki laki. Dari sini New dapat melihat seperti apa respon Pluem jika ia kenalkan dengan Tay.

       'Jangan sekarang deh, Aku tunggu waktu yang tepat buat bilang ke Pluem dan Frank.' Batin New.

       "Abang, Kalo udah kenyang ngga usah dipaksain. Dimakan besok lagi kan bisa." Pluem menggeleng, Usai menghabiskan sepotong kue, Ia kini menyantap semangkuk sup buatan papanya.

       "Makanan lain bisa dimakan besok, Tapi sup ini ngga. Takutnya besok basi malah ngga kemakan."

       Senyum tulus mengembang di bibir Pluem. Kalau boleh jujur sebenarnya ia sudah benar benar kenyang. Namun Pluem rela memberi sedikit ruang lagi untuk makanan buatan papanya agar pria itu tak kecewa.

       "Sekali lagi selamat ulang tahun ya sayang." Ucap New, Sembari mengelus kepala putranya.




Yey double up, Yuk bisa yuk di vote hehehe

RESTU ( END )Where stories live. Discover now