Makan malam

640 102 2
                                    

       New berulang kali menghela napas, Matanya terus bergerak mencari kehadiran orang yang ia tunggu. Sementara di sampingnya ada Pluem dan Frank yang sedang bercanda.

       Tay dan New sepakat untuk jujur pada anak anak malam ini. Mereka tak mau semakin lama menutup nutupi hubungan yang sudah dijalani selama berbulan bulan lamanya.

       "Pa, Pacar papa kok lama banget sih datengnya." Protes Pluem. Ia rela membatalkan janji untuk pergi bersama teman temannya hanya agar bisa melihat seperti apa sosok yang mampu menaklukan hati papanya.

       "Sabar bang, Mungkin make up nya lama, Biar keliatan cantik."
       "Halah, Jangan jangan dia ngga dateng."

       Jantung New berdetak begitu kencang saat melihat Tay mendekat ke arahnya bersama Nanon. Malam ini Nanon terlihat tampan dengan kemeja putihnya yang digulung sampai siku.

       "Loh Nanon? Kesini juga?" Frank menyadari kehadiran Nanon. Ia tersenyum pada teman baiknya itu.
       "Ayah ngajak gue kesini, Mau dikenalin sama seseorang katanya."

       Sementara itu Tay menatap New dan memberi isyarat kalau semuanya akan baik baik saja. Ia duduk di kursi depan New, Sedangkan Nanon masih berdiri menatap layar ponsel.

       "Non, Duduk sini." Tay meminta Nanon untuk duduk di sampingnya.
       "Loh? Ngga jadi ketemu orang? Jangan duduk di sini lah, Kan keluarganya Frank lagi makan. Mending kita nyari tempat duduk lain."
       "Non, Duduk dulu."

       Melihat keseriusan di wajah ayahnya, Nanon menuruti permintaan sang ayah dan duduk di sampingnya. Pluem terlihat kebingungan, Dua orang itu tiba tiba duduk dan bergabung dengan keluarganya.

       "Kok belum pesen makan? Pesen dong." Tutur Tay.
       "Ayah... Jangan sok asik kenapa sih, Mungkin mereka mau ketemu orang juga. Iya kan Frank? Mending kita cabut yuk."
       "Iya Non, Papa mau ngenalin kita ke pacarnya."

       Tay memandang Frank dan Nanon secara bergantian, Mereka terlihat sangat akrab. Mendadak dirinya ragu, Nyalinya menciut. Bukan karena ia takut ditolak anak anak New, Namun karena ia takut merusak pertemanan Nanon dan Frank.

       Suasana mendadak canggung, Untung Tay segera mengatasi kecanggungan ini dengan memanggil pelayan. Mereka memesan makanan, Setelah pelayan itu pergi, Suasana kembali hening.

       "Gimana perkembangan hubungan lo sama Ploy? Lancar?" Nanon memecah keheningan, Ia bertanya dengan santainya pada Frank.
       "Apa sih Non, Jangan bahas disini ah, Gue malu."

       Pluem tak merasa diuntungkan disini, Ia tak mengenal Nanon dan Tay. Yang bisa ia lakukan hanyalah diam memperhatikan keadaan sekitar. Jarang jarang papanya mengajak mereka ke restoran berbintang untuk sekedar makan malam.

       "Pa, Pacar papa ngga jadi kesini ya? Aku pulang aja deh."
       "Abang, Duduk bentar." Pinta New. Pluem menghela napas, Ia benar benar tak suka menunggu.

       "Oke, Sebelumnya izinkan om memperkenalkan diri. Nama Om, Om Tay. Yah kaya yang Frank tau, Om adalah ayahnya Nanon. Tapi ada satu hal yang perlu Frank, Pluem dan Nanon tahu." Tay memulai pembicaraan. Keadaannya sangat menegangkan, New bahkan harus mengelap telapak tangannya yang berkeringat saking gugupnya.

       "Apa itu om?" Frank memberanikan diri untuk bertanya.
       "Sebuah fakta kalau... Om dan papa kamu adalah sepasang kekasih."

       Senyap, Mereka semua terdiam mendengar pengakuan Tay. Namun tiba tiba Nanon tertawa, Tawanya kali ini terdengar aneh.

       "Hahahaha apa sih ayah, Becandanya ngga banget. Jangan gitu ah, Aku hampir jantungan loh dengernya."

       "Nanon, Om tau ini mungkin sulit buat kamu terima, Tapi ayah kamu ngga bercanda. Kita beneran menjalin hubungan dan... Kita saling sayang." New menimpali.

       "Papa ngaco banget, Kalian berdua sama sama cowo, Mana boleh pacaran." Sangkal Pluem. Ia masih tak bisa mempercayai ini semua.

       "Abang, Papa mohon dengerin penjelasan kita dulu ya."
       "Ngga, Ngga ada yang bisa dijelasin. Bahkan pertemuan ini aja udah ngga jelas banget. Pacaran sesama jenis? Yang bener aja gila mau ditaroh dimana muka aku?" Pluem berdiri dan pergi meninggalkan restoran.

       Hanya tersisa Nanon, Tay, Frank dan New. Setelah Pluem pergi, Mereka semua diam. Bahkan setelah makanan yang mereka pesan tiba, Keempatnya hanya menikmati makanan dalam keheningan.

       Acara makan malam selesai, Saatnya mereka berpisah. Sebelum pulang, Tay menyempatkan diri untuk memeluk dan mencium kening New.

       "Ngga papa Hin, Semuanya bakal baik baik aja. Mereka butuh waktu buat nerima kenyataan." Tay membisikkan kalimat penenang di telinga New yang terlihat sangat khawatir.

~~~

        Nanon menatap jalanan kota malam hari yang sangat macet. Ia tak mengucapkan sepatah katapun sejak keluar dari restoran. Suasana hatinya sangat buruk.

        "Nanon, Ayah tau Nanon kecewa. Nanon kecewa karena ayah dan bunda ngga bisa bersatu, Nanon juga kecewa karena ayah akhirnya memiliki hubungan dengan laki laki. Ayah minta maaf."

        "Minta maaf buat apa? Ayah minta maaf bukan karena ayah sadar atas kesalahan yang udah ayah lakukan. Permintaan maaf ayah cuma untuk nenangin aku kan? Harusnya aku ngga perlu nerima kehadiran Om New dari awal."

       Tay menelan ludah, Ia dapat merasakan kekecewaan yang begitu dalam dari ucapan Nanon.

       Keadaan yang sama terjadi di mobil New. Di kursi belakang, Frank terdiam. Ia larut dalam lamunannya sendiri. New sesekali melirik ke arah kaca dan menatap putra bungsunya.

       "Frank marah ya sama papa?" Akhirnya New memberanikan diri untuk berbicara.
       "Aku ngga masalah papa pacaran sama siapapun. Sejujurnya aku sempet kaget pas tau papa pacaran sama laki laki. Apalagi laki laki itu ayahnya Nanon, Temen baik aku. Aku ngga tau harus bersikap gimana ke Nanon nanti. Aku juga ngga tau gimana cara Nanon mandang aku sekarang."

       Sepertinya Frank akan benar benar kehilangan sosok teman sebaik Nanon. Ia tahu Nanon pasti sangat kecewa dan kemungkinan besar akan membencinya.
      
     

      

JANGAN LUPA VOTE YAAAA <3

RESTU ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang