Twenty Six

71 10 0
                                    

Sudah hampir 1 minggu ini lobi gedung E.D Corps dipenuhi oleh para wartawan yang ingin mewawancarai presdir perusahaan tersebut. Setelah beredarnya kabar soal rancangan kebijakan ekonomi baru yang membuat amarah masyarakat memuncak, belum ada tanggapan apapun dari pihak Tuan Erden maupun partainya. Banyak wartawan yang terus-terusan mengeluh karena tidak dapat menemui Tuan Erden selaku calon menteri perekonomian yang baru.

"Bagaimana ini?! Kapan kami semua bisa menemui pak menteri?! " teriak salah satu reporter yang seperti mulai lelah menunggu.

"Iya! bener-bener gak profesional!! "

"Tolong beri kejelasan!! "

"Kapan beliau keluar?!! "

Wartawan yang lain pun mulai ikut bersahutan melontarkan pertanyaan dan kemarahan mereka pada resepsionis yang berjaga.

"M-mohon maaf bapak dan ibu semua nya, kami harap anda dapat menjaga kondisi supaya tetap tenang. Dari atasan sendiri belum mengkonfirmasi terkait adanya wawancara ataupun konferensi pers, jadi sebaiknya para wartawan sekalian mengundurkan diri terlebih dahulu, nanti jika ada konfirmasi lebih lanjut pasti akan segera kami sampaikan, " jelas seorang resepsionis dengan sopan

"Alah alesan aja!! " jawab seorang wartawan tak terima

Beberapa orang tampak berdesakan ingin masuk ke dalam gedung, namun usaha mereka gagal karena dihalangi oleh para bodyguard yang berjaga.

"Mohon jaga ketertiban nya!! " teriak Lewi saat kerumunan wartawan itu tampak tidak kondusif

Sejujurnya ia mulai panik karena walaupun banyak personel yang berjaga, namun para reporter itu tampak tidak menggubris perintahnya tadi.

"Monitor Robert, lantai bawah hampir tidak kondusif, " ujar Lewi penuh penekanan pada Robert melalui HT ditangannya.

Robert yang mendengar hal tersebut tergagap panik. Ia sekarang sedang berada diluar ruangan karena Tuan Erden sedang berada di ruang rapat dengan para direksi.

Sepertinya kondisi yang dilaporkan Lewi tadi cukup darurat karena riuh suara dibawah mulai terdengar sampai ke lantai 5 tempatnya berada sekarang. Mau tak mau ia harus segera melaporkan hal ini pada Tuannya.

Robert mengetuk pintu perlahan dan langsung menerobos masuk hingga membuat suasana tegang didalam terhenti seketika. Ia menundukkan kepalanya sebentar sebelum akhirnya beranjak menuju kursi utama yang diduduki Tuan Erden.

Tuan Erden menatap ke arah asistennya dengan tatapan kesal karena telah menerobos seenaknya sendiri. Namun pandangan kesalnya berubah menjadi panik setelah mendengarkan apa yang disampaikan Robert padanya.

"Lalu bagaimana sekarang? " tanya Tuan Erden pada Robert

"Lewi masih dapat menahan mereka, namun seperti yang saya katakan tadi suasananya sudah tidak kondusif lagi, " ujar Robert

"Rapat kita sudahi sampai disini, para dewan direksi yang terhormat saya persilahkan untuk keluar melalui pintu darurat karena kondisi dibawah sudah tidak kondusif, " Ujar Tuan Erden membubarkan rapat hari itu,

Para petinggi yang lain tampak gelagapan setelah mendengar alasan rapat yang dibubarkan tiba-tiba.

"Lantas bagaimana penyelesaian soal ini? Saham hari ini sudah anjlok lagi dibanding kemarin, " Ujar salah satu dewan pemegang saham yang tampak kesal

"Saya sudah menyiapkan rencana terkait penyelesaian nya, saya harap bapak ibu sekalian dapat bersabar dan menyikapi dengan tenang terkait hal ini, saya berani berjanji. " ujar Tuan Erden menenangkan

Beberapa orang bodyguard tampak sudah tiba di lantai 5 untuk memandu para petinggi perusahaan itu turun. Sedangkan Steven, Kenzie yang sejak tadi mengawal diruangan, Tuan Erden dan Robert tampak masih berada didalam sampai memastikan tidak ada orang lain lagi didalam.

THE WHALESWhere stories live. Discover now