cpt 10

6.9K 753 169
                                    

Wang hongyi mengerjapkan matanya beberapa kali pada sosok yg kini mendorongnya secara halus di atas ranjang.

Seseorang berhanfu putih dan terlihat anggun, wajah putih bersih dan halus, bibir tipisnya semerah buah cherry,   rambutnya hitam panjang sampai ke pinggang.

Cantik. Batinnya

Sebuah mole kecil berada di bawah bibirnya, saat berbicara sepasang gigi kelinci menyembul di balik bibir merah cherry-nya.

Wanita ini terbilang cantik, menurut wang hongyi.

Tangan lentiknya merapikan kembali tali yg melilit punggung atasnya. Dia memasang wajah serius saat perlahan-lahan mengencangkan kembali tali yg sedikit kendor tadi.

"Tuan, lihatlah luka anda kembali berdarah. Istrahatlah dulu. Aku akan membawakan beberapa obat" orang itu beranjak pergi meninggalkan wang hongyi

"Tunggu" wang hongyi menarik pergelangan tangan-nya

"Apa.. kau yg menyelamatkanku?"

Orang itu tersenyum dan mengangguk.

"Kau telah tidur selama 2 hari, aku menemukanmu di sisi barat hutan. Kau pasti seorang prajurit istana. Aku melihat simbol kerajaan Rou di jubahmu" orang itu tersenyum lagi.

Wang hongyi terpikat senyumannya "terima kasih nona, aku memang seorang prajurit istana yg sedang dalam tugas, tiba-tiba saja ada panah yg entah dari mana menusuk punggungku. Sekali lagi terima kasih"

"Jangan panggil aku nona, aku seorang laki-laki" orang itu tersenyum dan pergi keluar kamar.

Wang hongyi berkedip-kedip, bagaiman bisa seorang pria secantik itu? Bahkan dirinya terbawa senyumannya yg manis dan cantik.

Wang hongyi tersenyum "pemuda yg cantik".

.
.

Menjelang malam wang hongyi kembali terbangun dari tidurnya

Pemuda cantik yg menolongnya mendorong pelan pintu kamar yg di tempati raja Rou itu.

"Maaf, apakah tuan terganggu? Tapi kau harus bangun. Tenagamu perlu di isi, aku sudah menyiapkan bubur kacang untukmu, ini bagus untuk memulihkan tenaga" dia tersenyum dan mendudukkan hongyi di sisi ranjang

"Terima kasih" wang hongyi mengambil mangkuk bubur yg di sodorkan pemuda cantik itu.

Beberapa saat kemudian buburnyapun telah tandas begitu saja, 2 hari tak mengisi perutnya membuat wang hongyi kelaparan.

Pemuda manis itu hendak berdiri setelah memberi minum pada orang yg di tolongnya

"Tunggu sebentar, siapa namamu? Kita belum mengenal"

Pemuda manis itu tersenyum, dia tak mungkin mengakui dirinya sebagai xiao shi ying. Banyak orang yg mengenalnya apa lagi orang ini dari kerajaan Rou, dia tak mau identitasnya di ketahui orang lain. Dia masih masa pengasingan.

"panggil saja aku ying. Dan siapa namamu?"

Wang hongyi tertegun, dia tak mungkin mengakui dirinya sebagai raja. Tidak untuk saat ini. Dia ingin menjadi orang biasa sementara waktu.

"Panggil saja aku Yi" wang hongyi tersenyum.

"Sepertinya kau lebih tua dariku, aku akan memanggilmu yi-ge saja. Kau boleh memanggilku A-ying. Bagaimana?" Gigi kelinci menyembul dari belahan bibirnya saat berbicara tadi

Menggemaskan bagi wang hongyi.

"Baiklah,"

"Istrahatlah dulu, pulihkan tenagamu. Jika kau mengingginkan sesuatu panggil saja aku. Aku berada di sebelah kamar ini" shi ying pergi.

Rumah shi ying memang lumayan besar tapi masalahnya, hanya ada 1 kamar, beruntungnya ruang baca di rumahnya cukup luas, jadi dia bisa tidur di sana sementara waktu.

Sedangkan di dalam kamar, wang hongyi tersenyum dan mengusap dadanya.

"Kenapa jantungku berdetak seperti ini? Senyumannya memang sangat manis"

Wang hongyi tersenyum samar "ini seperti saat aku pertama kali bertemu dengan zhou lu. Ah, zhou lu pasti mengkhawatirkan aku. Bersabarlah sayang, saat aku pulih, aku akan segera kembali"

Wang hongyi meletakkan lengannya di atas kepala, rasa kantuk datang dan dia mulai terbawa arus ke alam mimpi.

Sementara shi ying menyandarkan kepalanya di sisi kamar, "aku tak tau mengapa, tapi melihat pemuda itu entah kenapa jantungku berdegup dengan cepat" batinnya

Shi ying menggeleng-gelengkan kepalanya. Ingatlah statusnya yg masih istri sah Raja wang. Dia tak mungkin mengkhianati suaminya.

"Masa pengasinganku masih 6 bulan lagi" shi ying menoleh pada garis kecil yg dia coret setiap hari di ruang bacanya.

Dia kembali menghitung garis-garis kecil itu sambil merabanya. Sampai kantuk datang menghampiri jiwanya yg telah siap terlelap menuju alam mimpi.

Tbc. (16-4-22)

The rejected QueenWhere stories live. Discover now