cpt 31

5.4K 585 107
                                    


8 bulan kemudian.

Shi ying mengusap perutnya yang membuncit besar. Mian-mian memijat kakinya dengan pelan.

"Tuan ying, sepertinya hari yang bahagia akan segera tiba, perutmu sudah sangat besar, aku tak sabar ingin melihat pangeran kecil" mian-mian berbinar bahagia

Shi ying hanya terdiam, sambil terus mengusap pelan perutnya.

Jika mengingat kehamilannya ini, dia selalu merasakan sakit di dadanya. Terasa ada ruang kosong yang hampa di hatinya.

Shi ying menatap ke arah jendela yang terbuka, angin musim panas menerpa masuk menyapa wajahnya.

Memory-memory lama merambat masuk ke dalam akalnya, entahlah. Berbulan-bulan berlalu, bahkan dia telah menjajaki rumah tangga dengan sehun. Tapi kenapa hatinya masih hampa. Shi ying tak mengerti, saat bayi dalam perutnya menendang, perasaannya semakin kalang kabut. Dia menginginkan seseorang mengusapnya seperti saat terakhir kali.

Dia telah berjalan begitu jauh, tapi kenapa kenangan lama masih senantiasa mengikutinya dengan berani.

Dia, masih mencintai wang hongyi.

Shi ying menutup matanya pelan, jika teringat lagi maka dadanya akan terasa menyesakkan.

Mian-mian melihat tuannya menyendu, dia mengusap pelan tangan shi ying yang terasa dingin. Mungkin tuannya gugup menjelang hari kelahiran putranya.

"Tuan ying, perlukah kita mencari udara segar? Cahaya matahari pagi sangat bagus untukmu dan calon putramu" mian-mian menyarankan.

Shi ying sekali lagi hanya terdiam, pikirannya entah ada di mana.

Sementara sehun melihat dari ambang pintu, dia melihat istrinya sekali lagi hanya terdiam.

Wajah pucatnya hampir setiap hari di lihatnya, hanya saat sehun berada di dekatnya saja shi ying tersenyum dan tertawa. Tapi sehun tau di balik tawanya shi ying menyimpan luka yang sangat dalam.

Jika sendirian shi ying hanya akan diam mengusap perutnya, terkadang dia bersenandung dengan pelan, seolah menyiratkan kerinduan yang mendalam.

Selama kehamilannya tubuhnya sedikit lemah, sehun bahkan tak berani menyentuhnya lebih. Selain tak ingin bayi shi ying terluka, dia juga ingin menghormati istrinya saja.

Sehun tak ingin ada paksaan dalam hubungannya dengan shi ying, bahkan dalam pernikahannya sehun tak menyentuh shi ying lebih dari sebuah ciuman. Meskipun shi ying dengan senang hati ingin melayaninya, sehun dengan lembut menolaknya, karena sehun melihat mata itu menyendu saat kulit mereka bersentuhan.

Sehun tau perasaan itu, shi ying masih mencintai adiknya.

Meskipun shi ying dengan rapat menutupi, tapi sehun selalu tau. Dan dia selalu mengerti. Dia ingin mencoba, mungkin suatu saat nanti shi ying bisa membalasnya.

Sehun melangkah mendekati ranjang shi ying, dia tersenyum lembut.

"Xiao ying?"

Shi ying tersadar dari lamunannya, dia tersenyum ke arah sehun dan meraih tangannya.

"Ge, kau sudah makan?" Shi ying mengusap tangan sehun.

Sehun tersenyum dan duduk menggantikan mian-mian di tepi ranjang.

"Aku sudah, ku dengar kau kembali tak nafsu makan. Apa kau menginginkan sesuatu?" Sehun mengusap pipi shi ying.

Shi ying terdiam, dia teringat saat perjamuan beberapa hari yang lalu. Wang hongyi memakan buah kesemek kering. Shi ying melihatnya dan menegak ludahnya. Saat wang hongyi menatapnya, shi ying mengalihkan pandangannya pada sehun yang berbincang dengan wang hauran.

"Kenapa kau diam?" Sehun kembali menegur shi ying yang terdiam.

Shi ying tersenyum "emm.. bolehkah aku mendapat buah kesemek kering? Aku menginginkannya"

Sehun tersenyum dia mengangguk kecil. Bahkan sejak mengandung shi ying menyukai buah yang sama dengan wang hongyi, seingatnya dulu shi ying tak menyukai buah kesemek.

Dia sering melihat pelayan membawakan buah itu untuk istrinya. Dan dia pernah melihat shi ying menatap wang hongyi yang tengah memakan buah kesemek kering, dan sehun melihat shi ying meneguk ludahnya.

"Tentu saja, aku akan meminta mian-mian membawakannya padamu nanti. Sekarang ayo kita jalan-jalan. Berjalan kaki sangat baik untuk tubuhmu" sehun menarik tangan shi ying.

Shi ying tersenyum dan mengikuti sehun yang mengajaknya berjalan.

.
.

Wang hongyi menatap datar gulungan-gulungan yang ada di depannya.

Dia sering melamun sejak kejadian beberapa bulan lalu, banyak yang mengira wang hongyi merasa kesepian sejak selirnya di hukum mati.

"Yang mulia, apa yang mulia ingin kembali melakukan perburuan lagi?" Haikuan memecah keheningan di antara mereka. Mereka telah berada di ruangan itu sejak beberapa jam lalu.

Wang hongyi mengangguk, setelah shi ying nenikah dengan sehun, wang hongyi tak pernah mengusik shi ying lagi. Dia hanya diam mengawasi dari jauh ketika dia merindukan aying-nya.

Dia banyak meluangkan waktunya untuk berburu dan urusan istana. Dia mengalihkan semua perhatiannya. Dia hanya ingin negaranya aman dan damai, serta ingin melihat shi ying bahagia.

"Siapkan keberangkatan ku kuan, aku akan pergi siang ini"

Haikuan mengangguk mengerti. Rajanya hampir setiap minggu pergi berburu, dan sesekali mendatangi rumah yang dahulu di jadikan tempat shi ying di asingkan.

Haikuan tau rajanya masih mencintai adiknya, tapi nasib membuat mereka berada di jalan yang berbeda. Yah, mungkin ini hukuman untuknya karena dulu menyakiti perasaan orang yang mencintainya.

Wang hongyi berdiri dari duduknya, dia akan mempersiapkan diri untuk berburunya nanti.

Melewati kolam teratai, dia melihat shi ying berjalan dengan sehun. Mereka tertawa dengan bahasa mereka.

Wang hongyi menatap pilu dari kejauhan. Dia tersenyum kecil, "aku juga ingin melihat senyuman itu untukku. aying aku merindukanmu" gumamnya.

Shi ying tak sengaja melihat hongyi berdiri di kejauhan, tiba-tiba saja tubuhnya tersandung kerikil kecil. Dia hampir terjatuh.

Sehun segera menangkap tubuh istrinya, shi ying hanya tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa pada sehun.

Wang hongyi yang melihat shi ying hampir terjatuh, hampir saja akan berlari menolongnya. Namun sekali lagi, kakinya kembali kaku karena dia melihat di sana sudah ada gegenya.

Pandangannya tertuju pada perut shi ying yang membuncit besar, dia ingin sekali mengusap perut itu dengan tangannya.

Wang hongyi menunduk dan melihat telapak tangannya yang bergetar, dia tidak pantas.

Wang hongyi meninggalkan tempatnya berdiri, dia meneguk ludahnya yang terasa sakit mengaliri kerongkongannya. Berjalan, memejamkan matanya pelan. Kenapa hati nya masih terasa sakit, bukankah ini impiannya melihat shi ying bahagia?

Shi ying melihat wang hongyi pergi, entah kenapa hatinya terasa perih, sebenarnya apa yang hatinya inginkan? Shi ying merasa dadanya selalu sesak ketika wang hongyi meperhatikannya dari jauh.

Sehun menatap shi ying yang terdiam, dia tau apa yang shi ying pikirkan. Dia juga tadi melihat siluet wang hongyi dari kejauhan.

Sekali lagi sehun tersenyum getir, antara shiying, dia dan adiknya mengapa harus menempuh takdir yang begitu menyakitkan.

"Xiao ying, aku memang memiliki ragamu di sisiku, tapi aku tak bisa mendapatkan hatimu. Aku seperti mendapatkan cangkang kosong tak berisi. Apakah aku harus kembali merelakanmu dengan adikku?" Batin sehun.

Sehun menatap shi ying yang terdiam sambil mengusap pelan perutnya.

"Ayo kita kembali ke kamar, aku akan meminta mian-mian membawakanmu kesemek kering nanti" sehun tersenyum dan memapah shi ying yang terlihat lelah.

Shi ying mendongak, pikirannya baru saja tak berada di tempatnya.

"Terima kasih ge" shi ying tersenyum kecil.

.
.
.

Tbc (27-4-22)

The rejected QueenWhere stories live. Discover now