cpt 40

3.9K 491 75
                                    

(sorry typo 🙏)

Seorang pria manis berlari membawa beberapa buku besar di tangannya.

"Jika saja dia tak memiliki gelar sudah pasti aku akan menghajarnya, setiap hari menyuruhku melakukan pekerjaan berat. Hah, ya dewa.. aku ingin pergi saja"

Nafasnya naik turun, 5 buku besar yang memiliki bobot hampir 2 kilo setiap bukunya, dia setengah berlari karena waktu yang di berikan padanya hanya sedikit.

Duagh

"Akh..."

"Huaaa... Da...da.."

Xi luhan mendelik kaget, seorang bocah baru saja menggelinding karena tendangan kakinya. Buku-buku yang di bawanya juga berserakan kemana-mana.

Dia yang masih jatuh terduduk segera bangun dan mengangkat bocah bulat itu untuk di bantunya berdiri.

"Aiyaa,, apa setiap hari kau makan daging?  Tubuhmu hampir seperti bola nasi yang setiap pagi aku makan" xi luhan menepuk-nepuk baju bocah kecil di hadapannya.

Sementara bocah kecil itu menangis karena tendangan luhan cukup membuat bokongnya nyeri.

"Hiks .. hikss... Da..da.." bocah bulat itu menangis

"Hey... Jangan menangis, lihat gege punya ini" sebuah buntalan kecil berlapis kertas coklat yang kusut

Bocah kecil itu hanya menatap takut, luhan membuka buntalan kecil itu dan mengeluarkan isinya.

"Aiyoo,, kau tidak tau ini? Wah, orang tuamu pasti tak pernah memberimu ini. Buka mulutmu. Aaaaa?" Luhan membuka mulutnya agar di ikuti bocah bulat itu.

Bocah bulat ini menatap heran, tapi karena penasaran dia mulai ikut membuka mulutnya.

Bocah bulat itu langsung tersenyum senang dan bertepuk tangan. "Nis.. nis.."

Xi luhan tertawa gemas, "iya.. ini namanya manisan. Gege sering membawanya" luhan menepuk dadanya.

Keduanya terkekeh senang, bocah bulat itu antusias dengan rasanya karena dia belum pernah memakan apapun yang manis selain kue-kue buatan ayahnya.

"Apa yang kau lakukan? Bagaimana kau menjatuhkan buku-buku penting ini?" Seseorang berdiri di belakang luhan.

Luhan mengenali suara itu, dia hanya memutar matanya malas. Tuannya ini memang sangat menjengkelkan. Apakah dia tidak tau kalau dia baru saja terjatuh.

"Maafkan hamba yang mulia pangeran, tadi aku terjatuh" jawabnya malas

Wang sehun menatap luhan yang, tubuhnya memang penuh debu. Sepertinya dia tidak sedang bermain-main seperti biasanya.

Eh, tunggu sebentar. Sehun menoleh ke samping luhan. Seorang bocah gendut berpakaian lusuh sedang bersamannya.

Matanya memicing tajam, wajah itu. Kenapa terasa familiar baginya. Dia seolah pernah melihatnya di suatu tempat.

" Siapa dia? " Sehun menunjuk bocah bulat yang berdiri di belakang luhan.

"Oh, aku tak sengaja menabraknya" luhan kembali duduk dan mensejajarkan tubuhnya dengan bocah bulat itu.

"Hey, katakan pada gege. Dimana orang tua mu?" Luhan mengusap pipinya yang bulat

Bocah kecil itu menggeleng kecil, sepertinya dia terpisah dari orang tuanya.

Luhan mengerti, "baiklah, katakan siapa namamu?"

Sehun hanya menatap dari depan, dia masih memikirkan wajah bocah itu. Dia merasa tak asing.

The rejected QueenWhere stories live. Discover now