🍩Kenyataan

293 37 8
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN, INGAT JANGAN JADI PEMBACA GELAP:)

Happy reading 💙

Pranggg.

Sebuah bingkai foto jatuh dan berserakan di atas lantai. Sebuah bingkai foto menampakkan seorang ibu yang sedang menggendong seorang bocah laki-laki.

"Kenapa tiba-tiba bisa pecah?" Andin bergumam.

Andin membersihkan satu persatu pecahan beling yang ada di lantai. Ia mengambil poto tersebut dan memeluknya dengan erat. "Mama sayang kamu nak, semoga kamu selalu bahagia selamanya."

Andin memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat sakit. "Ya tuhan ada apa ini, kenapa firasat ku tiba-tiba tidak enak."

Andin meraih ponselnya yang ada di atas meja ia berniat untuk menghubungi Azka.

"Hallo Azka, kamu lagi di mana sekarang?"

"Mohon maaf ini bukan Azka buk."

"Bu-bukan Azka? dimana Azka?" Perasaan Andin kini semakin gelisah.

"Kami dari pihak rumah sakit buk, melaporkan bahwa Azka mengalami kecelakaan. Apakah ini dari pihak keluarga Azka?"

"Azka kecelakaan? ga mungkin." Ucap Andin dengan bibir yang bergetar. "Ini saya mamanya."

"Jika ibu adalah salah satu orang tua Azka, kami dari pihak rumah sakit Cendana melaporkan bahwa anak anda mengalami kecelakaan da--"

Tuttt,,, sambungan telepon langsung di matikan sepihak oleh Andin.

Andin memegangi dadanya yang terasa sangat sesak, tubuhnya jatuh ke lantai karena kakinya merasa sangat lemas.

"Azka kamu kuat nak."

Andin mencoba berdiri dan segera bergegas menuju rumah sakit Cendana.

"Azka mama datang sayang, kamu harus kuat nak."

***

"Non ada temen kamu non." Panggil bik Suri dari lantai bawah.

Dengan buru-buru Luna meraih tas kecil miliknya dan segera keluar dari kamar meninggalkan Eca yang masih sibuk dengan tontonan drama nya.

Luna menuruni tangga dengan senyuman khasnya. Sesampainya di ruang tamu Luna langsung menghentikan langkahnya.

"Hay Lun, sory karena nunggu lama." Ucap Sean.

"Gapapa kok, baju kamu kenapa? kok ada bercak darah gitu?" tanya Luna yang melihat noda darah pada baju Sean.

"Tadi abis nolongin orang kecelakaan, sory ya kamu jadi nunggu lama."

"Ooh, siapa yang kecelakaan?" tanya Luna.

Sean tersenyum tipis berusaha menahan air matanya agar tidak keluar. Apakah ia harus memberi tahu pada Luna jika yang kecelakaan adalah Azka. Sean sudah berjanji pada Azka tidak akan memberi tahu semuanya kepada Luna.

Flashback.

"Azka awas" teriak Sean.

BRAKKKKKK.

Tubuh Azka terlempar jauh hingga enam meter. Sean segera menghampiri tubuh Azka yang tergeletak lemah di atas aspal.

Dengan tangan nya yang lemas Sean berusaha mengangkat kepala Azka dan meletakkan kepala Azka di atas pahanya.

"Azka lo kuat" Sean menggenggam erat tangan Azka.

Azka tersenyum menatap dalam manik mata Sean yang berbulir air mata. "Gue mohon jagain Luna baik-baik" Azka berpesan kepada Sean.

AZKALUNA [UNREVISED]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang