Happy reading
🌻🌻🌻Nathan, yang baru tiba di lokasi bersama jendral dan anggota polisi lainnya, dan segera tangkap mereka.
"Tangkap semuannya, dan amankan barang bukti lainnya!" Perintah Jendral itu.
Jack yang berusaha kabur namun usahannya gagal, karna ketika dia akan melarikan diri, dia di kejar dan.
Dor!
Satu peluru mengenai kakinya sehingga dia tidak bisa melarikan diri, dan akhirnya di tangkap.
Jendral itu melihat Hellena dan Varo yang sedang terluka parah dan tidak sadarkan diri, dan seorang anak kecil yang masih terikat dan matanya yang tertutup, dia adalah Rey.
"Cepat panggil ambulan!, Ini darurat," perintah Jendral itu—dia adalah Revandes, Teman masa kecilnya Nathan.
Nathan menghampirinya dan melihat siapa yang terluka—dia kaget ketika melihat wajah adiknya sendiri yang berumuran darah, dia tidak bisa berkata-kata sedikit pun, hanya air matanya yang bisa menjelaskan keadaannya sekarang.
Lalu Dia menggendong, Hellena tidak peduli dengan darahnya, lalu dia memeluknya dengan hati-hati,
"Maap... Aku terlambat," bisiknya dengan suara yang terisak, segera dia membawa Hellena ke Rumah sakit.
Sesampainya mereka di rumah sakit, Hellena dan Varo, mereka terlalu banyak mengeluarkan darah di kepalanya, sehingga harus segera di bawa ke ruang operasi,
Nathan yang menunggu di luar segera menghubungi keluarga mereka,
---------------------
Satu minggu berlalu, setelah kejadian itu...
Varo yang masih belum sadarkan diri selama seminggu. Dia mengalami pendarahan yang cukup parah sehingga mengalami koma,
Di alam bawah sadarnya (mimpi)
Semuanya terlihat putih dan kosong—dia kebingung dengan keadaan di sana, namun tiba-tiba ada benang yang berwarna merah yang terjuntai di lantai, dan dia pun mengikuti benang merah itu, Dan entah sejak kapan benang itu mengikat di jari kelingkingnya.
"Apa ini, kenapa benangnya tiba-tiba mengikat di tanganku!." dia berusaha melepaskan benang itu namun tidak bisa, bahkan benang itu seperti menariknya ke suatu tempat.
Tempat itu sangat indah, terlihat taman bunga yang cantik dan air yang berkilau seperti berlian jika terpapar sinar matahari. di sana juga ada seorang gadis yang sedang berjalan pelan tanpa melihat ke belakang,
Dan lebih anehnya benang itu juga terhubung dan mengikat di jari wanita itu. Dia adalah jiwa Melisya,
Gadis itu sesekali melihat kebelakang sebentar, lalu tersenyum tipis. Awalnya Varo tidak mengenalinya karna wajahnya yang berbeda, namun dia bisa tahu karna senyumnya, entah kenapa senyum itu membuatnya tenang, dia pun berlari untuk menemuinya namun semakin dia mendekat, semakin jauh jaraknya dengan Melisya,
Dan entah kenapa tiba-tiba nama seseorang terlintas di benaknya, lalu dia pun meneriakan nama itu
"Melisya!, Tunggu, Jangan pergi!"
Ketika dia menyebut nama itu, gadis itu berbalik dan menatapnya sambil tersenyum manis padanya,
Sebelum dia mengerti dengan keadaanya, tiba-tiba dia dia sadar dan terbangun,
"Akhh... Apa ini," lirihnya kesakitan—ia melihat kakinya, dan kepalanya yang dibalut oleh perban, juga cairan dan selang infus yang menempel di lengannya.
"Varo!" Seseorang datang dan langsung memeluknya, dia adalah ibunya Varo—Diana.
Diana segera memeluk anaknya—Varo yang baru sadar dan menangis di pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life [ End-Revisi]
Romance[Alangkah baiknya Follow dulu akunya, sebelum membaca] "story Transmigrasi" By: nismeliya_ Cover: pinterest Melisya Calestia seorang gadis kantoran biasa yang mengalami kecelakaan lalulintas, ketika dirinya akan pulang setelah lembur karna pekerjaan...