Persiapan Laundry

7.7K 48 3
                                    


"Jak." panggil Nala dikala sedang membersihkan debu-debu yang masih menempel di dinding.

"Kamu ngomong ke Mama ya aku ngasih tau coli?" tanyanya.

"Iya." jawab Gw.

"Dih kamu mah. Aku diomelin kan jadinya."

"Diomelin gimana? Hahaha."

"Ya enggak diomelin sih, dikasih tau doang. Tapi tetep aja Kakak jadi malu sama Mama."

"Emang Mama ngomong gimana?" tanya Gw.

"Mama bilangin ke aku, kalau ngomong sama kamu jangan pake bahasa yang jelek, tapi pake bahasa yang sopannya. Dan juga dikasih tau arti dari kata-kata itu dan kasih tau kamu kalau itu baik atau enggak." jelasnya.

"Mama juga bilang kayak gitu ke aku." ucap Gw.

"Tapi kamu udah tau kan?" tanya Nala.

"Udah."

"Dikasih tau Mama?"

"Iya."

"Dih, kok Mama aneh dah. Anaknya dikasih tau kayak gitu." ucapnya.

"Malah kata Mama hal-hal itu harus dikasih tau, Kak. Karena kan enggak diajarin di sekolah. Dan Mama juga ngasih tau aku kalau aku enggak boleh coli." jelas Gw.

"Kamu sering nanya-nanya hal kayak gitu sama Mama emangnya?" tanya Nala.

"Iya."

"Apa aja yang udah Mama kasih tau?"

"Tentang kata-kata jorok yang sebenarnya enggak jorok kalau untuk pembelajaran. Misal titit, bahasa joroknya kan kontol, tapi lebih baik pake bahasa sopannya, penis." jelas Gw.

"Terus juga tentang nafsu, kalau udah puber aku bisa nafsu kalau ngeliat perempuan telanjang. Tandanya nanti titit aku berdiri." lanjut Gw.

"Dan juga tentang kebersihan titit. Soalnya kalao enggak dibersihin bisa gatel, bau, bahkan bisa kena penyakit. Apalagi yang punyanya cewek, soalnya kan basah." lanjut Gw lagi.

"Kok Kakak enggak diajarin Mama sih?"

"Kakak belum puber kali."

"Yehh, yang ada tuh cewek yang puber duluan. Cowok pubernya belakangan. Lagipula Kakak kan lebih tua dari kamu." ucapnya.

"Emang Kakak pubernya dari kapan?"

"Dari SD kelas enam."

"Ohh udah lama. Berarti udah numbuh bulu ya?"

"Dih kamu nanyanya apaan sii."

"Orang kata Mama gitu. Aku aja baru puber mau tumbuh bulu nih." kata Gw.

"Mana ada kamu udah puber. Cowok tuh nanti pas SMP."

"Aku udah, Kak. Beneran dehh. Titit aku aja udah gede, kata Mama mirip punya Ayah."

"Bohong."

"Beneran nih." ucap Gw sambil menurunkan sedikit celana pendek Gw dan menunjukkan kontol Gw pada Nala.

"Ihh, apaan sih Jak." kata Nala menutupi matanya.

"Emang kenapa. Kata Mama kalau sama keluarga mah enggak apa-apa." jawab Gw.

Lalu Nala menurunkan tangannya yang menutupi matanya.

"Nih, bersih kan? Soalnya aku sering bersihin." ucap Gw.

"Kok titit kamu gede, Jak?" tanya Nala.

"Iya. Mama aja kaget ngeliat titit aku. Kata Mama kalo gede gini udah bukan titit lagi namanya, tapi kontol." jelas Gw.

"Ihh, kamu ngomong jorok."

"Enggak jorok, tapi emang bener." jawab Gw.

Nala memperhatikan kontol Gw dengan begitu serius. Tapi hanya melihatnya dari jauh, tidak berani mendekat apalagi memegangnya.

"Kakak mau pegang?" tanya Gw menawarkan.

"Gamau ahh. Jorok." jawabnya.

"Dih, orang bersih jugaa. Liat nih, putih kan? Enggak ada yang lembab." ucap Gw.

Dengan perlahan Nala mendekatkan tangannya ke arah kontol Gw. Karena gemas melihatnya grogi, Gw pun memajukan tubuh Gw agar kontol Gw langsung masuk ke dalam genggaman tangannya.

"Gede ya, Kak?" tanya Gw disaat Kakak Gw fokus memperhatikan kontol Gw.

"Iya." jawabnya.

"Coba digerakin deh, Kak."

Lalu Nala mencoba untuk menggerakkan tangannya ke depan dan ke belakang seperti membantu Gw untuk coli.

"Nah. Coli tuh kayak gitu, Kak."

Kata-kata Gw semakin membuat Nala penasaran apa yang bisa dilakukan pada kontol Gw dengan tangannya.

"Kakak mau coliin aku?" tanya Gw yang seketika dijawab dengan anggukan kepalanya.
______________________________________

Cerita lengkap bisa diakses berbayar di aplikasi Karyakarsa atau web karyakarsa.com/Greenie2 .

SKJ - Story Keluarga Jaka (Prekuel dari SDS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang