Space

420 65 15
                                    

BRAKKK!!!!

"Phi Win! Apa yang terjadi?"

Menoleh, Mick masuk ke dalam kamarku dengan wajah tegang. Pecahan vas itu berserakan setelah  tangan ku tanpa sengaja membantingnya keras.

Heh.. tanpa sengaja.

"Tanganmu berdarah" cairan merah kental mengalir diantara jariku dan Mick segera menghusapnya dengan saputangan.

"Apa sakit phi?" Memang berdarah karena ku terluka tapi entahlah aku tak merasakan sakitnya atau memang aku tak perduli, aku menggeleng fikiranku kacau saat ini.

"Mick kau keluar saja biar phi yang bersihkan"

"Tapi"

"Sudah tak apa-apa, aku hanya tak sengaja menabrak vas kau tak perlu kawatir. Sekarang kembali ke kamarmu"  ucapku dengan meyakinkan walau ku tau betapa kuat ikatan persaudaraan kami, aku yakin Mick pasti tau ada sesuatu yang mengganjal difikiranku dan dia pasti ingin tau. Tapi jangan sekarang karena aku ingin sendiri.

"Hem... Baiklah" Mick mulai berjalan pergi seperti ia terpaksa untuk menuruti.

"Mick"

"Iya phi"

"Jangan katakan hal ini pada yang lain" aku tak ingin orang lain kawatir karena ku.

"Baik phi"

Aku mengangguk dan beberapa detik kemudian pintu kembali tertutup.

Telapak tangan menghusap wajahku kasar berusaha menyadarkan apa yang baru saja ku lakukan.

Sial...

Kenapa aku begitu kesal.

Bright sialan dan kekasih jalangnya itu mereka mempermainkan Aku, tapi kenapa aku harus begitu kesal padahal ini sama sekali bukan masalah besar.

Kenapa hatiku begitu sakit seolah merasa terhianati, aku bahkan tak memiliki hubungan khusus apapun dengannya.

Arrrrkkkk!!!!.

Ada apa denganku.

.
.
.
.
.
...

"Aku tinggal sebentar na" ku mengangguk pada manajerku yang beranjak menuju tempat lain kemudian memejamkan mata membiarkan penata artis melakukan tugasnya pada wajahku.

"Huih... Nong Bright cincinmu sama dengan nong Win apa itu cincin pasangan huhu manis sekali"

Telingaku terusik, baru saja aku mencari ketenangan tapi aku lupa kalau setiap hari aku harus bekerja dengan pria sialan itu dan tak pernah ada ketenangan, jika aku ingat lagi hal itu membuat modku kembali buruk.

"Eh emm itu--"

"Tentu saja sama karena ini cincin dari sponsor lagi pula yang memberikannya juga stafmu" biarkan saja aku bicara lebih dulu, lelah rasanya jika aku harus mendengarnya membual.

"Aw... Nong Win, aku hanya bercanda. Lagi pula aku juga tau itu" kalau sudah tau kenapa bertanya dasar bodoh.

"Maklumkan saja phi dia agak sensitif, mungkin datang bulan"

Sia!! Bright sialan apa katamu!

"Ahahaha... Aduh nong Bright kau ada ada saja, ya sudah kalian bersiap dulu ya aku ke set dulu"

Awas kau Bright, beraninya membuatku lelucon seperti tadi. Akan ku patahkan batang hidungmu sampai tak berbentuk lagi

.
.
.
.
.

Kalian fikir setelah kejadian kemarin aku masih menjadi lunak padanya? Oh tentu saja tidak. Bahkan aku terus menghindar dan menjaga jarakku di depan kamera jika kalian perhatikan itu, aku tak ingin semua berjalan seperti yang ia mau, enak saja.

U Just Need MeWhere stories live. Discover now