Chapter 06. Helena minum alkohol.

991 103 27
                                    

Dengan ruangan yang gelap dan sunyi, dua pasang iris emas bercahaya ketika menatap ke sekitar arah. Bergerak dengan cepat layaknya hewan berkaki empat. Menatap ke arah kotak kayu besar yang ada di depannya.

Sosok tangan mungil terulur ke depan ketika membuka kotak dengan panjang satu meter itu.

" ... "

Di sana terdapat beberapa perlengkapan serta baju yang tidak ada di Tempest, baju yang sangat asing karena pertama kali melihatnya. Desain dan juga jahitannya, berbeda jauh dengan yang ada di Tempest. Darimana baju itu berasal.

Tangan kecil menggengam erat kain itu dan menariknya, tidak memperdulikan itu dan menarik lagi kain lainnya sehingga semua isinya telah teracak di luar kotak. Berserakan di sekitar ruangan.

Sampai pada semua kain telah hilang, dia bisa melihat sesuatu seperti kayu yang ada di tumpukan paling bawah kotak itu. Apa warnanya? Apakah itu putih? Atau abu? Hitam? Dia tidak tau, penerangan disini sangat minim sehingga dia tidak bisa melihat jelas.

Namun yang jelas, ia bisa memastikan bahwa itu adalah pedang yang mirip seperti yang biasa di gunakan oleh Hakurou.

Kedua tangan kecil nya menggengam sarungnya dengan susah payah menariknya dari dalam kotak.

Krieekk...

Suara pintu berderit membuatnya terkejut sekaligus takut, kepalanya sedikit menengok ke belakang untuk memastikan siapa yang datang. Ia bisa melihat, sepasang iris emas menatapnya dengan kilatan cahaya tajam.

"Apa yang kau lakukan di tempat ini?"

Suaranya begitu dingin serasa bisa membuat mu menjadi beku kapan saja, atmosfer disana sangat mencekam ketika kedua matanya melebar, menatap iris emas yang bercahaya menatapnya di pintu dengan cahaya dari ruangan di sebrang pintu tersebut.

Cklek ..

Lampu ruangan di nyalakan membuat penerangan di sana kembali normal. Terlihat sosok Helena dengan wajah polosnya sedang menggengam pedang putih bersih yang tersarungkan, memeluknya di dalam dekapannya.

"Mama!"

Ya, orang yang sedang berdiri di depan pintu itu adalah Rimuru sang pemimpin Tempest. Menatap anaknya dengan mata keheranan, entah sedang apa dia di sini malam-malam seperti ini.

"Haizz ... Kau membuat ruangan ini berantakan."

Rimuru berjalan menghampiri anaknya, mengambil pedang yang ada di tangan Helena dengan lembut. Rimuru sedikit menatap pedang itu, senyum lembut dia keluarkan sebelum dia memasukan nya kembali ke dalam kotak.

"Ini bukan tempat bermain untuk bocah seperti mu."

Helena menggembungkan pipinya ketika dia menatap Rimuru sedang membersihkan semua pakaian yang sudah Helena acak-acak.

Helena sedikit tertarik dengan pakaian Yang serba hitam itu dengan tulisan kanji yang ada di punggungnya, entah tulisan apa itu karena dia tidak bisa membaca.

Rimuru mengambil semacam kain yang mirip dengan jubah, putih bersih dengan gradasi biru langit dan juga ada beberapa pola samar yang tidak bisa di jelaskan dalam pikiran Helena. Kemudian ia mengambil pakaian berwarna coklat dengan lambang besar di punggungnya, melipatnya kembali dan memasukannya kedalam kotak besar itu.

"Ini sudah malam, kau seharusnya tidur." Rimuru menatap Helena dengan ekspresi yang di buat marah di wajahnya.

Ia menutup kembali kotak besar itu setelah membereskan kekacuan yang di buat oleh anaknya itu, dan menggendong Helena di depan.

"Caran!"

"Apa? Kau penasaran?"

Helena mengangguk dengan penuh semangat, karena Rimuru tidak mengizinkan Helena memasuki gudang yang ada di rumahnya.

Tempest Family.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang