PART 31

256 16 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

...

"Yakin mau belajar disini?" Ika menganguk menyahuti pertanyaan Nur. Gadis itu menatap Aiman dan Ririn yang sedang bertengkar di depan papan tulis.

"Kamu kenapa sih, aneh banget?" tanya Aiman yang berdiri tak jauh dari Ririn.

"Aneh, kamu yang aneh tau nggak." Ririn memukul papan tulis membuat Iwan yang di dekatnya terkejut.

Aiman mengerutkan keningnya. "Maksud lo apasih?"

Sinta terbelalak, mulutnya berbentuk O. "Lo-Gue, maksudnya apa sih Man. Kamu kok jadi gini."

Nur yang melihat pertengkaran itu hanya menghela nafas lelah lalu ia menoleh ke arah Ika.

'Nih anak yah, bisa-bisanya fokus di tengah medan perang.' Nur membatin lalu ia menggelengkan kepalanya, mencoba untuk memahami soal-soal. Karena hari senin akan dilaksanakan ujian akhir.

Iwan datang lalu duduk di bangku depan Nur.

"Hadeh nih kelas, perlu di pertanyain deh kalau tiba-tiba hening," ujar Iwan yang menatap miris kepada Aiman yang mendapat amukan Ririn, padahal masih pagi loh.

Kembali lagi pada Amina

"Aneh gimana, Rin?" tanya Aiman, ia merasa biasa saja dan tidak ada yang berubah.

"Lo berubah." Ririn meraih penghapus kebanggaan Iwan lalu di lemparnya kearah Aiman berada, sayangnya Aiman dapat menghindar. Dan lebih mirisnya lagi Iwan yang kena.

"Adohh, ini pawangnya mana. PAWANGNYA MANA?! #)/" pekik Iwan sambil mengelus kepalanya yang terasa nyut-nyutan, seperti mau benjol gara-gara lemparan penghapus.

"Ciuman cinta dari pacar lo," sahut Nur menahan tawa, melihat wajah Iwan yang memerah kesakitan.

Bayangkan saja gimaa sakitnya di lempar penghapus. Ringan-ringan gitu tapi rasanya lumayan loh.

"Enak aja. Pacar gue kan Lo," seru Iwan.

Brak!!
Bunyi gebrakan meja dari tangan Aiman. Membuat suasana kelas jadi sunyi. Ika yang tadinya fokus belajar mengangkat pandangannya kepada Aiman.

"Ngapain sih, bikin kaget tau," ujar Ika dengan datar.

Aiman hanya diam, lalu keluar dari kelas tanpa menjawab perkataan Ika.

"Loh yang, sayang mau kemana?" Ririn menyusul Aiman.

Lagi-lagi Iwan hanya menggeleng. "Dek, dek cinta tak selamanya indah."

"Terkadang cinta ada yang membawa luka." timpal Nur lalu mereka tertawa. Ikat yang tidak tau apa-apapun ikutan tertawa.

"Bahas apasih?"

"Lah? Lo ikutan ngakak ngapain?!" pekik Iwan dengan gemas dibalas gelengan polos oleh Ika.

Dengan gemas Nur menoyor kepala Ika. "Ya Allah masih aja lemot."

"Nggak tau pengen belajar aja, besok ujian."

Iwan menepuk jidatnya lalu menoleh ke arah Nur yang ternyata juga menoleh ke arahnya.

Salah Paham Membawa Sah! [END] (Revisi-remake) Where stories live. Discover now