Chapter 05

433 42 0
                                    

Lauren menyerah, gadis itu duduk di bawah antara tangga. Ya dia kembali ke tempat di mana ia bertemu pria tampan namun menyebalkan. Lauren mengusap air matanya yang nyatanya tak keluar. Gadis itu kini jadi tontonan murid Berlin High school.

“Ini di mana kelas gue, lagian gue mau tanya kenapa pada kabur duluan sih. Hiks... pengen balik jadi Dila aja.” racaunya tak menghiraukan tatapan aneh yang di layangkan untuk nya.

Anggota inti Lion melihat dengan jelas segala tingkah Lauren. Keduanya menatap bingung gadis yang kini menangis namun tak mengeluarkan air mata sama sekali.

“Lauren!” teriakan melengking itu membuat kerumunan membelah. Lauren menatap kearah di mana suara berasal. Di sana gadis itu melihat Chika orang kedua yang ia lihat setelah sadar kemarin.

“Chika huaaa...” Lauren berdiri dan langsung menubruk tubuh Chika dan memeluk gadis itu erat.

“Astaga bestie gue Lo kenapa? Kenapa nangis siapa yang buat Lo nangis. Utututu kasian bestie gue ini.” Lauren yang mendengar ucapan lebay temannya langsung mendorong Chika menjauh.

Hei tak sadar diri kah ia tadi juga bertingkah chaldish. Ah lupakan sejenak, sekarang Lauren capek karena harus berdiri demi mengamati dua tangga yang akan mengantarkannya ke kelas.

“Kelas gue di mana ya? Dari tadi gue bingung mau naik tangga yang mana. Yang kiri apa yang kanan?” pertanyaan yang di layangkan Lauren membuat semua murid melongo.

Jadi sendari tadi Lauren berdiri di tangga bukan untuk menunggu mangsa agar bisa di bully? Dan ternyata sendari tadi Lauren di tangga karena tak tau letak kelasnya.

“Kelas lo ada di IPA 1 tangga yang harus lo naikin itu sebelah kanan. Sedangkan sebelah kiri ini arahnya gedung IPS.” jawab Chika dan kembali merangkul tangan Lauren sebelah.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda karena drama yang di buat Chika dan Lauren di tengah koridor.

“Hufttt gue tadi pilih tangga yang sebelah kiri, pantesan muter-muter terus.” ujar Lauren sambil menganggukkan kepalanya.

“Tolol sih lo, kenapa ga nanya sama yang lain coba?” cetus Chika sambil menoyor kepala Lauren tiada bersalah.

“Heh, kepala gue udah di fitrah ya. Jangan sembarang noyor dong. Lagian baru aja gue mau nanya tadi udah pada kabur semua. Emang muka gue mirip setan ya?” tanya Lauren menatap Chika semoga jawabannya tak mengkhianati ekspetasi nya seperti, “Enggak kok, lo cantik banget bahkan Lisa blackpink aja kalah sama lo.”

“Iya muka lo tuh muka muka penghuni neraka, makanya mereka pada kabur.” bagai boom yang meledak, ekspetasi Lauren runtuh seketika itu juga.

“Ngeselin lo.”

Keduanya kini sudah memasuki kelas mereka, ya mereka satu kelas. Dan sialnya lagi Lauren satu kelas dengan Agsaf dan Athalla, ketua dan wakil geng Lion.

“Ssttt... bebeb lo noh.” bisik Chika membuat Lauren yang baru mendudukan bokongnya di bangku mendongak.

Di pintu ia melihat Agsaf yang kini juga tengah menatapnya. Memutar bola matanya malas, Lauren langsung membuang mukanya. Ia malas menatap wajah pria tak punya perasaan itu.

“Emang kenapa? Ya biarin lah, perlu gitu kedatangannya gue sambut dengan karpet merah terus paparazi di mana-mana? Emang dia siapa? Artis sehingga harus gue perlakuin se-istimewa itu?” perkataan Lauren yang tak bisa di bilang kecil itu membuat Agsaf emosi.

“Hahaha, trik baru? Iya? Biar apa? Biar gue tertarik sama lo lagi? Gue gak akan mudah terperdaya sama lo lagi. Lo itu menjijikkan dengan trik murahan itu.” ujar Agsaf dengan emosi yang meledak-ledak.

Not an AntagonistWhere stories live. Discover now