Bab 14 : Perang Pagi Hari

1.8K 115 11
                                    

14. Perang Pagi Hari

"Tidak akan ada penyelesaian tanpa adanya penjelasan."

Kalam Cinta Pak Tentara
Story by Ifa Arifa

Pagi ini aku sudah berkutat dengan peralatan dapur. Memang aku bangun sangat pagi, supaya tidak terlambat pergi ke kampus. Mengingat jam pertama diisi oleh dosen muda yang menyandang gelar killer.

Kak Faren juga masih di dalam kamar, enggak tahu juga lagi apa? Aku sama dia masih seperti kemarin malam. Tidak ada pembicaraan saat bangun tidur tadi. Bahkan saat kami sholat berjamaah subuh juga tidak ada obrolan seperti biasanya.

Saat tengah sibuk dengan alat masak. Aku mendengar deringan ponsel yang dibawa seseorang. Siapa lagi kalau bukan kak Faren.

"Mama telpon di hpmu." ujarnya membuat aku mengangguk paham. Aku membasuh tangan sebentar kemudian mengeringkannya dengan kain serbet.

"Kenapa enggak kakak aja yang angkat?" tanyaku sebelum menerima ponsel yang di berikannya.

"Privasi." setelah mengatakan itu, dia pergi meninggalkanku yang sedang menggelengkan kepala.

Aku mengangkat telpon dari mama Ratna dan berjalan menjauh dari ruang dapur. Sesekali sambil melirik ke arah kamar. Takut-takut kalau ada kak Faren.

"Halo, assalamu'alaikum ma."

"Wa'alaikumsalam sayang. Kamu nanti sibuk enggak?"  Tanya dari seberang.

"Enggak sih. Mama mau kemoterapi?" tanyaku yang memelankan kata kemoterapi. Dan masih menatap ke arah kamar.

"Iya sayang. Nanti jadwal mama kemo."

"Jam berapa ma? nanti Analisa ke sana."

"Sekitar jam 10 ya, sayang. Nanti kamu kabarin kalau mau kesini. Tadinya mama mau minta tolong sama Fina, tapi dia sekolah."

"Kan Analisa udah bilang sama mama. Kalau mau apa-apa kabarin Analisa aja."

"Mama takut ganggu kamu, Lisa."  ujar mama membuat aku menghela napas.

"Enggak, mama enggak ganggu Analisa kok. Mama mau dibawain apa?"

"Enggak usah."

"Ya udah Analisa mau lanjut masak dulu ya ma. Sebentar lagi kak Faren mau berangkat kerja."

"Iya sayang. Kalau gitu mama tutup dulu ya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam ma." 

Setelah itu aku langsung menaruh ponselku di meja. Dan melanjutkan kegiatan memasakku. Sebenarnya hari ini aku ada jadwal kuliah padat. Tapi karena mama mertua aku lebih baik izin saja. Mengingat jarak antara rumah dinas dan tempatku kuliah butuh waktu sekitar satu jam.

"Kak sarapan dulu." panggilku yang mengesampingkan ego.

Dia berjalan ke arah meja makan dengan tatapan datar. Oh, aku juga butuh kejelasan apa yang dia bicarakan sama Danisa kemarin.

"Mau kemana?" tanyanya saat aku berdiri setelah melayaninya.

"Mandi." jawabku dengan singkat.

"Makan dulu." aku hanya menghela napas saat perkataannya itu terkesan sebagai perintah.

Aku kembali duduk dan mengambil nasi goreng sosis. Beserta lauknya. Saat hendak menyuapkan makanan perkataannya membuat aku berhenti.

"Kemarin malam kenapa chat saya enggak kamu jawab?" tanyanya sambil mengunyah makanan dengan santai.

Kalam Cinta Pak Tentara (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang