2. Kenyataan Itu Pahit

105 63 166
                                    

Ada 3 hal untuk mengapresiasi penulis: pertama vote, dua komen, tiga share. Btw, jangan sinder, ya!❤️

Typo bersebaran harap di maklumi namanya juga manusia. Tapi, jika berkenan tolong di tandai agar nnti bisa di revisi.

 Tapi, jika berkenan tolong di tandai agar nnti bisa di revisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Kebahagiaan adalah jalan, sedangkan kesedihan adalah ujian. Hidup adalah seberapa lapang kita menjalani kenyataan.”

Happy reading🌷


Kini Azzurra berbaring lemah di rumah sakit dengan selang infus yang menempel pada lengan sebelah kirinya. Sedangkan lelaki Dylan hanya memegang jemari Azzura begitu erat. Rasa khawatirnya kini kian memuncak begitu tinggi. Dylan merasa bersalah sedaritadi.

"Azzura, kenapa?" tanya Azzam, yang baru datang ke rumah sakit dengan napas yang tersengal.

Dylan segera mendongkakan wajahnya, menatap seseorang yang baru datang, yang tidak lain adalah Azzam sahabatnya sekaligus kembaran Azzura. "Infeksi lambung akut," sahutnya dengan suara purau.

"Akut?" tanya Azzam yang di angguki oleh Dylan. "Dari kapan?"

"Satu tahun terakhir."

Azzam hanya bisa membeku di tempat, dengan perasaan tak percaya. Dia memang kembaran Azzura. Namun, Azzam tak pernah mengetahui apa pun tentang kembarannya. Salah satunya seperti ini.

"Shit! Bisa-bisanya dia nyembunyiin dan nyepeleein penyakit!" gerutu Azzam, sembari mengusap wajahnya kasar.

Dylan hanya mengangguk, "Gue yang bodoh, gue nggak tahu cewek gue sakit."

Azzam menggelengkan kepalanya merasa tak setuju dengan perkataan Dylan. "Yang salah itu gue, karena kita satu rumah. Tapi, gue malah nggak tau apa pun, tentang dia." Azzam menjeda ucapannya, lalu menatap Azzura sekilas. "Gue nggak pantes di sebut sebagai adik, ya, Lan?" lanjutnya.

"Nggak ada yang patut untuk di salahin. Ini udah jelas gue yang salah," timpal Azzura yang tampak baru siuman.

Keduanya kini kompak menatap Azzura, "Kamu udah bangun, sayang?" tanya Dylan dengan mata berbinar.

Azzura hanya mengangguk, "Maaf."

"Kalo sakit, ya, bilang aja sakit. Nggak usah pura-pura sok kuat deh lo!" celetuk Azzam.

Dylan langsung memelototkan matanya kearah Azzam. "ZAM!" sentak Dylan. "Azzura, baru sadar. Nggak usah bentak-bentak cewek gue!" protesnya.

Azzam hanya memutar bola matanya malas, sembari tertawa tipis.  "Ck, tapi dia juga kakak gue. Kalo ada apa-apa pasti keluarga juga yang repot!" sahutnya sembari membuang pandangan.

Ucapan Azzam ternyata mempu membuat ruangan mendadak hening. Dylan segera menatap ke arah Azzura untuk memastikan. Namun, gadis itu justru tersenyum meski matanya tak mampu berbohong.

Hijrah CintaWhere stories live. Discover now