14. MP

8 2 0
                                    

JEONVALENCY

Flashback : Syena bisa deket sama Hendra.
———
Perjalanan Indonesia-Australia selama 4 jam akhirnya berakhir. Pesawat Vals Air mendarat dengan selamat di Sydney Kingsford Smith Airport. Para penumpang bersiap untuk keluar dari pesawat.

Syena pun sibuk bersiap-siap untuk turun dari pesawat. Saat sedang sibuk membereskan barang-barangnya, tiba-tiba sebuah benda yang sangat tipis jatuh dari tas Syena. Syena yang menyadari langsung ingin mengambilnya dan tanpa sengaja justru memegang tangan seseorang bukan benda tipis yang jatuh.

Syena dan orang itu bertatapan layaknya 2 orang baru bertemu bak drama Korea.

"Eh sorry," ucap Syena dan langsung mengambil benda tipis yang terjatuh itu.

"A ticket for a ballet show?" tanya orang yang tadi tak sengaja Syena pegang tangannya yang tak lain adalah Hendra, pramugara yang ingin membantu mengambilkan barangnya Syena.

"Ah, yea. I love ballet, so I wanna watch a ballet show after this," balas Syena tersenyum dibalas dengan anggukan dan senyuman dari Hendra.

"Mas nya kok manis banget.." batin Syena.

— mp —

Syena saat ini sudah berada di rumahnya dan sedang bersiap untuk menonton pertunjukan balet di Opera House.

Setelah bersiap, Syena langsung keluar rumah dan berjalan santai menyusuri jalanan hingga menuju Opera House.

Sampai di area Opera House, Syena pun duduk di salah satu bangku di area itu dan memandang indahnya kota Sydney dengan pemandangan Sydney Harbour Bridge yang membentang.

"Syena?" ucap seseorang kepada Syena dengan nada bertanya.

Syena langsung mengalihkan pandangannya ke orang itu. "Eh iya? Lo Sinna ya??"

Orang yang bernama Sinna itu mengangguk, "iya, gue Sinna."

"Sini duduk Sin," ajak Syena sambil menepuk kursi di sampingnya dibalas dengan anggukan dari Sinna dan langsung duduk di sampingnya.

"Lo apa kabar Sin?" tanya Syena.

"Gue baik, Lo sendiri?" jawab Sinna dilanjut dengan bertanya.

"Ya baik, gue baru sampe jadi masih rada capek gitu," jawab Syena.

"By the way Syen, katanya lo pacaran sama Bima ya?" Syena melirik ke arah Sinna sekilas lalu melempar pandangannya ke depan. "Iya, baru sih."

"Oh gitu.. Syen, kalau gue jujur boleh?" tanya Sinna dengan nada ragu.

"Boleh dong," jawab Syena.

"Sebenernya, Bima udah tunangan," ungkap Sinna yang membuat Syena kaget.

"Jadi gue itu selingkuhannya dong??" Syena masih bertanya-tanya dalam hati tentang itu.

"Bisa dibilang begitu, tapi sebenernya Bima ga ada niatan kayak gitu kok. Sebenernya, Bima itu suka sama lo, Syen," ungkap Sinna lagi, "cuma ga keburu nembak lo karena udah dijodohin duluan."

"Lo tau siapa yang dijodohin sama Bima?" Sinna mengangguk, "gue sendiri."

Jawaban Sinna semakin membuat Syena terkejut mendengarnya.

"Sebenernya disini kita berdua salah ga salah Syen, lo disini gak salah karena lo gatau kalau Bima udah tunangan, tapi lo juga bisa dibilang salah karena nerima Bima. Tapi menurut gue yang salah Bima gak sih? Bima udah tau mau dijodohin malah macarin orang lain?" ucap Sinna panjang lebar. Syena hanya diam tidak tau harus bagaimana.

Syena masih terdiam, bingung harus bagaimana. Sinna yang menyadari Syena sedang melamun langsung menepuk pundak Syena.

"Udah ga usah dipikirin, mending kita cari jalan tengahnya. Gue sebenernya gak mau dijodohin, jadi mungkin gue bakal putusin hubungan gue sama Bima, nanti lo yang maju gimana?" Syena menggeleng, "jangan, biar gue aja yang mundur. Disini yang salah gue, jadi lebih baik gue yang mundur." Syena tersenyum, bisa dibilang senyum palsu tapi tidak palsu.

"Ya udah Sin, gue duluan ya.. thankyou for the information, i need to go, masih ada urusan, bye Sin." Syena berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Sinna yang masih duduk.

— mp —

Jam menunjukkan pukul 18.20, matahari sedang bersiap untuk tidur. Saat ini Syena masih di area Opera House. Langkah kakinya yang pelan membawanya entah kemana. Syena bingung apa yang harus dia lakukan. Hingga tanpa sadar, Syena menabrak seseorang.

"OMG, sorry I didn't focus earlier," ucap Syena meminta maaf.

"Its okay, I'm also not focused," ucap orang itu.

"Oh, I think I remember you. You're a passenger on the Vals Air, right?" ucap orang itu lagi.

Syena mengingat dia, "Owh, Vals Air's flight attendant?? let me remember your name... Are you Hendra?"

Orang yang bernama Hendra itu mengangguk, "yes, I'm Hendra."

"Mas nya bisa ngomong Indo gak?" tanya Syena dengan bahasa Indonesia.

"Bisa dong Mbak, saya orang Indo juga," jawab Hendra.

Hingga akhirnya mereka berbincang banyak hal sampai jam menunjukkan pukul 20.00. Hendra dan Syena memutuskan untuk pulang. Hendra menawarkan Syena untuk bersamanya agar Syena tidak kelelahan jika harus berjalan.

Syena menyetujuinya dan merekapun pulang ke rumah masing-masing.


(aneh alur nya gpp lah, otaknya lagi ga jalan)

love, author 🩰
jeonvalency

narasi archive ! (for my au)Where stories live. Discover now