PART 16

105 29 45
                                    

Aku sengaja bikin cerita nya dikit dikit supaya kakak mau baca, jadi gak bosan sama satu bab. Jadi di baca ya kk ceritanya. Kalau udah baca vote dan komen ya kk.

Follow juga gk papa kk, aku suka bck in kok.

      Beiyoung berlari mendekati zombie itu dengan di ikuti teman temannya di belakang.

"HIAAAKKK"

Grrr
Rww
Grrhh

Satu persatu zombie mulai berkurang. Bercakan darah kini mengotori baju mereka.

Buk
Krak

Mereka bertarung dengan ganas. Memang ini adalah pertama kali mereka bertarung menggunakan tenaga sekuatnya. 

.
.

     Tak terasa zombie mulai ambruk semua. Tinggal beberapa zombie lagi yang masih mengganas.

Lee Seok baru saja mematahkan leher salah satu zombie. Ia tersenyum puas.

"Serasa jadi mafia ternama gue" pujinya pada dirinya sendiri.

Ia melirik sekilas ke arah Seok Jin namun kemudian ia kembali menatap Seok Jin dengan cemas.

"SEOK AWAS" teriak Lee Seok.

Sang pemilik nama menoleh ke arah suara dan betapa terkejutnya ia kini saling bertatapan dengan zombie. Zombie itu menganga siap menggigit leher Seok Jin.

Lee Seok berlari mendekati saudaranya itu. Ia menarik kerah seragam zombie itu dengan kuat hingga zombie itu terpelanting ke belakang. Akibat bantingan yang keras, kepala zombie itu terbentur lantai dan pecah.

"HUEKK.. JIJIK GUE" seru Afei.

Lee Seok memeluk Seok Jin.

"Lo gak papa kan Se ?" Tanya Lee Seok khawatir.

"Gue gak papa Lee, untung ada Lo. Thanks ya" balas Seok Jin terharu.

Lee Seok tersenyum lega.

"Seakan akan mereka lupa kalau mereka sedang bertengkar" bisik Chunse.

.
.

   Akhirnya puluhan zombie sudah berhasil mereka kalahkan. Mereka kembali berjalan menelusuri lorong sekolah.

Tiba tiba saja Nisyha berhenti dan memegang dadanya sambil batuk batuk kecil.

Afei menyuruh sahabatnya itu untuk istirahat, namun menurut Beiyoung lorong itu belum tentu aman. Mereka akhirnya masuk ke dalam sebuah ruangan. Ruangan itu adalah ruangan tempat penyimpanan alat olahraga.

"Lo duduk sini dulu deh Nisyha" ujar Afei.

Nisyha merasa dadanya sangat sakit dan sulit bernafas.

"Lo sebenarnya kenapa Sa?" Tanya Afei.

"Gu..gue gak papa kok Fei, gue cuman ca..capek aja" jawab Nisyha menahan nafas.

Roy mendekati Nisyha.

"Sa, Lo gak papa ?" Tanyanya.

Nisyha tersenyum kecil.

"Gue gak papa Roy, cuman sesak aja karena cepek" jawab Nisyha.

"Lo mau gue cari kan Lo obat ?"

"Emang Lo berani ?" Sanggah Afei.

"Apapun itu demi Nisyha gue berani"

"Jangan Roy, gue gak mau Lo kenapa kenapa cuman gara gara gue"

Roy membuang nafas berat.

"Ya udah deh, Lo istirahat aja dulu, ntar kalau udah pulih batu kita lanjut"

Seok Jin menatap Lee Seok ragu.

"Maafin gue ya Lee"

"Soal apa ?"

"Tadi gue udah marah marah sama Lo"

"Itu udah lewat Se, lupakan aja"

"Ya Lo tau kan, orang kalau tidurnya merasa terganggu pasti bawaannya emosi"

"Ia ia, gue ngerti kok"

Seok Jin menepuk bahu Lee Seok.

Sinwoo mendekati Seok Jin.

"Nah gitu dong, kalau akur kan enak liatnya" seru Sinwoo.

Lee Seok dan Seok Jin tersenyum malu.

      Sudah dua jam mereka berada di ruang alat olahraga itu. Mereka memutuskan untuk melanjutkan tujuan mereka yaitu keluar dari sekolah.

Nisyha juga sepertinya sudah mulai membaik. Ia tidak ingin membebani teman temannya.

Roy merangkul tangan Nisyha.

"Kalau Lo gak kuat, gue siap bantu Lo, gue akan selalu ada di samping Lo"

"Ciee, Roy sok manis banget sih" goda Ween.

"Apaan sih Lo Ween" sanggah Nisyha dan Roy hampir bersamaan.

"Makasih ya Roy" ucap Nisyha.

"Santai aja"

Sebelum mereka keluar dari ruangan itu, mereka mengambil barang barang yang bisa mereka gunakan untuk melawan mahluk itu.

Beiyoung mengambil tongkat bisbol. Xio juga mengambil tongkat bisbol itu. Sinwoo, ween dan Chunse mengambil tongkat golf. Sedangkan Yan Xi, ia mengambil raket badminton.

Vote!
Follow and komen!!

FROM SCHOOL TO CITY (END)Where stories live. Discover now