PART 22

108 33 90
                                    

Terimakasih banget yang masih setia sama cerita saya sampai di sini 🥰.

Yan Xi menarik tangan Afei. Namun Afei menahan tangan Yan Xi.

Tiara menangis tak rela berpisah dengan Afei. Mereka saling berpegangan tangan seakan akan mereka tak mau berpisah.

"Maafkan papa sama Mama nak" bisik Tiara.

"Sudah Afei bilang, Afei gak mau... Tinggalkan mama sama papa" lirihnya

"Kita harus pergi, ikhlaskan mereka" bisik Nisyha lembut.

Yan Xi menarik tubuh tangan Afei agar Afei menjauhi Tiara. Genggaman tangan Afei dan Tiara semakin erat. Tangisan mereka semakin menjadi jadi.

Ziaxin membelalakkan matanya saat melihat Tiara yang mulai tak sadarkan diri.

"YAN XI, CEPAT BAWA AFEI PERGI !, TANTE TIARA SUDAH HILANG KESADARANNYA" teriaknya.

Yan Xi langsung menggendong Afei. Genggaman Afei dan Tiara berlahan lahan mulai terlepas.

Tiara menunduk lemas. Tubuhnya mulai kejang kejang dan mimisan hebat.

Mereka semua berlari keluar dari rumah Afei sebelum Tiara berubah menjadi zombie. Mereka menutup pintu dapur agar kedua orang tua Afei tidak mengejar mereka.

"MASUK KE MOBIL SEMUA !" Teriak Chunse.

Mereka mengangguk semangat.

Kali ini Afei dan Nisyha menaiki mobil hitam, kemudian Chunse dan Finctia pindah ke mobil warna biru.

Kedua mobil itu segera melaju ke jalan raya yang mulai kacau.

Sedikit demi sedikit zombie telah menyebar ke kota. Tak ada yang bisa mereka lakukan selain menyelamatkan diri dan orang lain.

~~**~~

Nisyha mengelus bahu Afei dengan lembut. Afei hanya diam dan tatapannya kosong. Yan Xi berkali kali menghibur Afei namun ekspresi Afei tetap datar.

"Afei masih belum terima kalau orang tuanya sudah gak ada" ujar Sinwoo.

"Afei pasti terpukul banget, maaf kita ya Fei, kita terlambat menyelamatkan orang tua Lo" sesal Xio.

Kali ini Afei menanggapi Xio.

"Ini bukan salah kalian, mungkin ini sudah takdirnya. Justru gue yang berterima kasih kepada kalian yang sudah bantu gue" jawab Afei dengan suara bergetar.

Teman temannya tersenyum kecil.

Tiba tiba tubuh Afei menjadi lemas, ia tak sadarkan diri di pagi Yan Xi. Ia menjadi panik dan khawatir dengan keadaan Afei.

"Afei bangun !" Yan Xi berusaha menyadarkan Afei.

"Kasihan Afei, dia masih belum terima" keluh Nisyha.

Mereka semua hanya diam dan menunggu Afei sadar.

~~**~~

Kali ini mobil Roy di depan. Mobil hitam terus mengikuti mobil mereka.

"Kasihan banget Afei" ujar Ween membuka suara.

"Ia, pasti dia sedih banget" tanggap Roy.

Lucky mengiyakan perkataan Roy karena ia tau bagaimana rasanya orang yang ia sayangi harus terinfeksi.

.
.
.

Tiba tiba mobil biru berhenti sehingga mobil hitam mengerem dadakan.

"Sialan di Sinwoo, ngerem gak kode kode nih anak" kesal Starla.

Sinwoo menoleh kebelakang.

"Lo gak liat si Roy tiba tiba berhenti ?" Cibir Sinwoo tak terima.

Starla mendongakkan kepalanya melihat ke depan.

"WHAT ?" Teriaknya.

Lee Seok dan yang lainnya semakin penasaran.

Ternyata jalan di depan sedang macet parah.

Seorang pria berseragam berlari mendekati mobil mereka.

"Semuanya ayo mundur dan pergi, ada orang gila di depan sana !" Peringat pria itu yang adalah polisi.

Seketika jantung mereka berdebar hebat. Mereka tak percaya kalau virus itu telah menyebar ke kota.

~~**~~

Afei mengangkat kepalanya yang sedari tadi ia sandarkan ke baju Yan Xi. Ia juga melepas genggaman tangan Yan Xi dengan pelan. Ia memegang lehernya yang terasa sakit akibat pingsan dengan posisi salah.

Yan Xi dan teman temannya sangat senang ketika Afei sudah sadar.

"Lo gak papa kan Fei ?" Tanya Nisyha cemas.

Afei hanya tersenyum kecil.

Xio memberikan air mineral yang mereka beli di mall kepada Yan Xi. Ia juga memberikan minyak kayu putih kepada Yan Xi.

"Makasih Xio" ujar Yan Xi.

Yan Xi menyodorkan air mineral kepada Afei. Sedangkan Nisyha mengoleskan minyak kayu putih ke tangan dan dahi Afei.

~~**~~

Ween menepuk dahinya.

"Sial, mereka udah nyebar aja ke kota" cibirnya kesal.

"Itu semua juga karena kita" balas Chunse.

"Ini bukan salah kita, ini salah orang yang sudah tega menciptakan virus ini" timpal Starla .

Mereka setuju dengan ucapan Starla.

Tiba tiba Beiyoung melihat seorang gadis yang tidak asing baginya. Dengan cepat ia keluar dari mobil. Tak perduli seberapa kuatnya teman temannya memanggil dan bertanya.

"Bang Bei mau kemana ?" Tanya Lee Seok.

"Jangan bunuh diri bang Bei" ujar Seok Jin.

Beiyoung tidak perduli, ia langsung keluar dan memanggil gadis itu.

"ANTRISA" teriak Beiyoung.

Gadis itu menoleh, betapa terkejutnya ia ketika melihat Beiyoung.

"Bang Beiyoung ?" Tanyanya tidak percaya.

Antrisa langsung mendekati Beiyoung dengan nafas tersengal senggal akibat berlari lari.

"Ayo masuk" ajak Beiyoung.

Antrisa mengangguk dan langsung naik ke mobil bersama Beiyoung.

Gimana part ini Guys ?, Seru gk.

Jangan lupa follow, komen, dan vote ya !.

Semangat untuk hal apapun 💪


FROM SCHOOL TO CITY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang