Bab 30 - Epilog

64 3 2
                                    

Di sebuah taman pemakaman umum, seorang wanita muda bergaun putih mendorong sebuah kursi roda dengan seorang lelaki tua yang duduk di atasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah taman pemakaman umum, seorang wanita muda bergaun putih mendorong sebuah kursi roda dengan seorang lelaki tua yang duduk di atasnya. Mereka terus berjalan melewati pasir, maupun kerikil halus di sepanjang jalan menuju sebuah komplek pemakaman yang baru saja dibersihkan.

Di sebuah makam yang terlihat manis dengan sebuket bunga segar di atas nisannya, mereka berhenti.

"Sepertinya Om Rey datang lebih dulu dibanding kita Yah..." ucap wanita muda dengan rambut sebahunya yang terurai indah.

"Om Rey mu itu memang selalu tidak mau kalah! Tapi tetap, Ayahlah yang selalu jadi pemenangnya."

Wanita muda bernama Senza itu tersenyum. Ia tahu cerita persaingan antara Ayahnya dengan Om Rey dalam merebut hati Ibunya. Senza mengambil buket bunga itu dan mencium aroma harum yang dipancarkannya.

Batu nisan pun terlihat jelas, bertuliskan 'Beristirahat dengan tenang GAYATRI PRAMESWARI S.S.'

"Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman."

Ayat 2 Timotius 4:7

Ya! Ini merupakan makam Aya yang telah tutup usia setelah menikmati masa tuanya bersama Dante dan Senza. Senza adalah anak yang berhasil Aya dan Dante dapatkan di tengah perjuangan mereka melawan HIV yang diderita Dante.

Dante yang kini sudah berusia lanjut dan hanya bisa beraktivitas di atas kursi rodanya, berdoa dengan tulus agar Aya bisa tenang di surga. Dante menatap Senza yang masih khusuk berdoa.

Ada perasaan syukur yang dirasakan Dante karena dikaruniai istri sehebat Aya, dan anak secantik Senza. Lagi-lagi, perasaan emosional mempengaruhi suasana hati Dante yang mulai tersenyum haru karena mereka telah berhasil melewati takdir Tuhan yang kejam namun berakhir dengan indah.

Selesai berdoa, Senza merasa heran melihat Dante yang terus menatap dirinya sambil tersenyum dengan air mata yang menggenang.

"Kenapa Ayah senyum-senyum?"

"Kamu mirip sekali dengan Ibu mu."

Senza tersenyum, dan berdiri menghampiri Dante.

"Apaan sih Yah, norak deh..."

Keduanya tersenyum penuh kehangatan. Setelah cukup lama menghabiskan waktu berbincang di depan Makam Aya. Dante dan Senza bersiap pulang. Tatapan Dante beralih pada nisan Aya dan berbicara ke arahnya.

"Aku bahagia..." ucapnya tertahan.

"Aku bahagia, dan aku nggak akan pernah menyerah untuk terus berbahagia... buat kamu... buat anak kita..." lanjut Dante dengan tetesan air mata yang mengalir ringan melewati guratan yang semakin terlihat jelas di wajahnya.

Dante meletakkan sebuah novel yang sudah tampak kusam di atas batu nisan. Novel berjudul UNCONDITIONAL LOVE karya GAYATRI PRAMESWARI. Senza mengelus tangan renta Dante. Mereka saling tatap dan tersenyum. Di bawah cahaya matahari senja, mereka bergerak meninggalkan makam.

TAMAT

***

Finally!!! Selesai juga Novel kedua kami yang berjudul Unconditional Love...

Setelah melewati anomali cuaca Jakarta yang kita semua tahu... kadang bikin jengah... kadang bikin gerah... kadang juga bikin kedinginan... 🤣

Terima kasih buat teman-teman yang sudah setia mengikuti kisah cinta Aya dan Dante selama empat bulan terakhir.

Kami akan segera hadir dengan karya berikutnya...

Tetap dukung kami ya!  ❤️❤️

Unconditional LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang