39. Sepatu

7.2K 701 19
                                    

Gya memberikan Albar sebuah kue pinata berbentuk bola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gya memberikan Albar sebuah kue pinata berbentuk bola. Kami sedang berkumpul di sebuah resto yang menyediakan privat room. Ada aku, Adit dan beberapa teman Gya dan Albar. Gya sedang merayakan gender reveral padahal usia kandungannya sudah memasuki bulan ke tujuh, telat bukan? Setahuku biasanya ini dilakukan pada saat semester awal. Gya sudah menyiapkan ini sedemikian rupa bagusnya. Biasalah, perayaan kekinian pasangan zaman now. Para tamu wanita yang hadir menggunakan pakaian berwarna biru dan sebaliknya yang laki-laki berwarna pink.

Adit sudah ngedumal semalam bahkan sudah protes langsung ke Gya. Menurutnya, Gya salah warna. Harusnya laki-laki yang menggunakan berwarna biru. Mereka sempat cekcok hanya perkara pakaian.

Albar memukul kue itu cukup keras, namun karena cokelat yang melapisi itu tebal jadi harus di pukul beberapa kali sampai hancur. Coklat didalamnya berwarna biru artinya calon baby Gya berjenis kelamin laki-laki.

Semua yang hadir bersorak gembira, termasuk aku. Terlihat kebahagian yang memuncak dari Albar, karena memang ini yang dia harapkan. Gya sempat bercerita mereka berdua memang berharap calon anak pertamanya berjenis kelamin laki-laki.

"Tuh, anak lo cowok Nyet. Fix mirip sama gue. Lo sering berantem sama gue," seloroh Adit dengan entengnya.

"Ih amit-amin najis," sahut Gya tak terima dia langsung mengelus perutnya yang sudah membuncit.

"Eh Gya, inget jangan kasar," peringat dari salah satu kawan Gya.

Adit merasa menang, dia tertawa dengan Gya yang misuh-misuh. Kami banyak berfoto dan membuat story. Apalagi kalau bukan konten is first. Untuk pergaulan zaman now existence is number one. Ya termasuk aku.

Di usia yang sekarang, aku juga mencoba masuk ke pergaulan anak muda zaman now. Walaupun tidak terlalu aktif mengunggah kehidupan pribadi, tetapi aku juga tidak mau dianggap cupu dan tidak punya kehidupan. Sedikit unggahan beberapa story cukuplah untuk membuktikan aku masih hidup, memiliki teman dan kehidupan selain ilustrasi yang aku kerjakan.

Acara diisi dengan obrolan ringan dan banyak makan tentunya. Untuk kawan Gya yang juga di undang hari ini aku mengenal mereka jadi tidak terlalu susah untuk berbaur.

"Lo berdua harus beliin apa yang gue kirimin semalem. Kalo lo gak beliin, we not friend again," ancam Gya kepadaku dan Adit. Gya sudah request apa yang harus kami belikan untuk calon anaknya.

"Please lah Nyet, merek lain aja lah. Nanti gue beliin yang paling mirip di Pasar Baru," goda Adit.

"Ish, enak aja. Gak ada ya. Lo berdua kan sekarang kaya. Yang satu Bos dan lo Dit, golongan lo juga udah naik. Masa nggak sanggup," sewot Gya.

Aku malas mendebat Gya. Aku tidak sama sekali keberatan dengan apa yang Gya minta dan aku yakin sebenarnya Adit juga merasakan hal yang sama. Adit hanya senang menggoda Gya saja, sampai Gya emosi jiwa.

"Lagian Nyet, itu stroller seharga motor matic baru. Ya mending ketahuan gue beliin motor aja deh anak lo. Dari pada stroller," sahut Adit.

"Lo mau nyuruh anak gue ngojek?" Sambil bertanya Gya juga sambil tertawa. Kami bertiga tertawa geli karena pertanyaan Gya.

My Mom Is My RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang