05. Rumah Baru

187 19 0
                                    

.
.
.

Hari ini Aji dan yang lain tiba di panti Harapan Bunda, rumah baru Aji dan saudaranya yang lain.

Mereka berlima diantar oleh Sara, meski ada perasaan sedih karena akan berjauhan dengan Sara. Sosok lembut yang tiga hari lalu baru Aji rasakan, kini Ia harus berpisah dengan Sara.

"Aji Setya Askhala, Adit Arsenio, Kala Aditama, Elleana Nafisha dan Bella Thearina"

"Nah sekarang ini rumah baru kalian, Bunda harap kalian betah disini ya"

Rumah baru Aji setelah lima belas tahun lalu tinggal dirumah Ibu tersayang.

Meski rasanya asing, Aji akan mencoba untuk menghapus rasa asing itu.

"Kamu kenapa diam disini? Ayo sana susul saudaramu yang lain Nak."

"Baik, Bunda!"

Sepeninggal Aji, Sara dan Putri duduk bersama diruang tamu. Putri merupakan pemilik panti asuhan ini dan juga teman lama Sara.

"Aku titip anak-anakku ke kamu ya, setelah Mbak Rissa pulang aku kayak hampa banget Put. Aku gak sanggup kalau harus ngurusin mereka disaat aku lagi gak baik-baik aja."

"Iya, Sara tenang aja mereka bakalan baik-baik aja disini."

"Aku juga ngerti. Semoga kamu cepat membaik lagi ya, nanti jangan lupa main-main kesini biar anak-anak seneng di kunjungin Ibunya"

"Putri.."

"You're a good mommy for baby J and them. You're great, Sara."

"Mbak Rissa bakalan bangga sama kamu, karena di titik terendah kamu. Kamu masih memikirkan mereka."


🍃🍃🍃

Di pagi hari yang begitu cerah ini Aji dan saudaramya yang lain sedang membersihkan halaman panti.

Mereka menyebut kegiatan ini sebagai Pagi Bersih di setiap jam tujuh sampai jam delapan pagi.

Aji dan yang lain sangat bersemangat menyapu daun-daun kering yang berjatuhan.

"Wahhh sudah bersih! Ayo anak-anak sini dulu, Bunda bawakan minum dan camilan untuk kalian."

Mereka pun berlari secepat yang mereka bisa padahal Putri hanya menyuruh mereka untuk membersihkan halaman yang ada di dalam saja tidak sampai keluar gerbang.

"Semuanya kebagian, Bunda juga buat banyak lebihan jadi jangan rebutan ya.." Ucap Putri sembari melenggang pergi meninggalkan anak-anak yang sedang makan dan minum.

Aji hendak mengambil satu minuman yang tersisa namun minuman tersebut di ambil oleh saudaranya yang lain.

Aji pun menarik kembali tangannya.

"Itukan minumnya Kak Aji kok di ambil sih?"

"Aku masi haus, Ira! Aji kan bisa ambil lagi kedalam!"

"Santai dong, Nton." Ucap Kala mencoba menenangkan Anton, anak lelaki yang mengambil minuman Aji.

"Eh gak apa-apa kok aku bisa ambil minum di dalam, gak apa-apa kamu minum aja."

"Tuh denger, Ra!"

Aji pun melenggang masuk meninggalkan mereka. Jujur saja sekarang Ia merasa sedih.

"Ji"

Aji pun berbalik "Kenapa Kal? Mau Aji ambilin minum juga?"

"Kamu bisa enggak sih marah tiap di gituin sama Anton? Udah berapa kali Anton giniin kamu setiap acara pagi, makan malam sampai ada bingkisan dari donatur pun bagian kamu di ambil sama dia. Kamu bisa ga marahin dia, maksudku biar dia kapok dan enggak kayak gitu lagi ke kamu."

Aji pun merenung jika di pikir lebih dalam lagi memang Anton selalu bersikap seperti itu bahkan sejak pertama kali mereka bertemu.

Aji juga tidak tahu penyebab Anton membencinya itu karena apa.

"Pengennya gitu, Kal. Tapi, Aji gak bisa."

"Ajiiii..." Ucap Kala yang sudah gemas sekali pada sikap Aji yang terkesan cinta damai ini

"Andai Chello disini pasti Anton udah habis dimarahi Chello."

🍃🍃🍃

Pagi ini team Jeremy bergegas masuk kedalam ruangan Raskha.

Raskha kritis dan itu membuat Sandra ketakutan. Malam itu saat Raskha pamit untuk tidur, Sandra menjaganya karena belum merasa mengantuk, barulah saat Ia ingin tertidur saat jam tiga pagi Raskha kritis membuat dirinya panik hingga memencet bel beberapa kali.

Sandra menangis ketakutan.

Tuhan.. Tolong jangan ambil anakku, jangan ambil Raskha dari hidupku. Biarkan aku menjaga dan merawatnya, beri aku kesempatan sekali lagi. Sembuhkan anakku, kumohon.. Sembuhkan anakku..

Ckleekk~

Jeremy nampak lesu dan sedih membuat Sandra takut.

"Maaf.." Ucap Jeremy dengan suara parau

"Maaf?? Untuk apa?!!" Ucap Sandra tidak terima

"Raskha sudah pergi."

"Raskha gak mungkin pergi! Dia anak yang kuat, Raskha gak mungkin menyerah!"

"Raskha Erlandu Prasetya meninggal di jam 3.15, Ibu Sandra bisa melihatnya sekarang sebelum dibawa ke ruang jenazah."

Sandra masuk ke kamar, disana Raskha sudah terbaring kaku.

Beberapa jam yang lalu Ia masih mengobrol dengan Raskha sembari memakan cookies buatannya.

"Harusnya Bunda gak bolehin kamu tidur kalau ternyata kamu tidur untuk selamanya.."

"Raskha.. Raskha.. Nakk.. Bangun sayang.. Bangun.. Kamu lagi bercandain Bunda ajakan?? Ayok bangun sayang... Bangun, Nakk.."

"RASKHA!!!"

"Enggak! Raskha gak boleh tinggalin Bunda, gak boleh!"

"RASKHA JANGAN PERGI!!"

"RASKHA!!"


To be continued..

Akuu datang bawa part limanya raskhaji 😁💞 It's been a long time yaa gess yaaa baru up cerita ini lagi, maaf yaaa 😁🙏🏻 Makasihh udah baca cerita ini 😁👍🏻💞

Akuu datang bawa part limanya raskhaji 😁💞 It's been a long time yaa gess yaaa baru up cerita ini lagi, maaf yaaa 😁🙏🏻 Makasihh udah baca cerita ini 😁👍🏻💞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tetep sehat, minum yang banyakk dan jangan sakit. See youu 😍👋🏻

𝚁𝙰𝚂𝙺𝙷𝙰𝙹𝙸 ✔Where stories live. Discover now