Again?

984 101 9
                                    

Sementara itu, Boboiboy dan yang lainnya sedang pemanasan. Lalu tiga orang laki-laki bersiap di garis start, mereka akan melakukan lomba lari.

"Bersedia.. siap.. ya!" setelah aba-aba diberikan, ketiganya langsung melangkah kaki mereka dengan cepat untuk menuju garis finish.

Baru lima detik berlari, Boboiboy mendengar Gopal mengatakan sesuatu, "Eh? Kenapa ada bau hangus?" Gopal membuat ketiga pelari itu terhenti.

"Hah! Lihat di atas sana!" ujar Ying sambil menunjuk ke lantai dua. Terlihat ada kobaran api di sana.

"Itu.. itu 'kan kelas kita!" sambut Yaya.

"Bagaimana bisa terbakar?"

"Fang.. bukankah dia ada di dalam!!" seru Boboiboy.

"APA?!" semuanya panik.

"Aku harus menyelamatkannya! Kalian evakuasi semua murid yang berada di dalam gedung! Boboiboy Topan!" Boboiboy terbang menggunakan Hoverboard nya.

"Fang!!" teriak Boboiboy dari luar, tapi tidak ada jawaban.

Sementara itu, Fang sedang berlindung dari reruntuhan, ia berusaha bertahan di dalam kubah bayangan yang ia buat. Tidak lama kemudian, jam kekuatan nya berbunyi, ada yang menghubungi nya.

"Fang!"

"Boboiboy"

"Fang, bertahanlah, aku akan membantumu keluar dari sana" Boboiboy berubah menjadi Ice dan mencoba membekukan api tersebut, tapi ternyata justru apinya semakin membesar, kekuatan Boboiboy bahkan tidak sanggup melawannya.

"Fang, cobalah gunakan kekuatan mu untuk menciptakan elang bayangan! Dan keluar lewat jendela" saran Boboiboy.

"Baiklah. Elang ba— aahh.." sebuah reruntuhan kayu yang terbakar jatuh tepat di atas Fang. Seketika panggilan pun terputus.

"FANG!"

Fang tidak tertimpa kayu itu, dia sempat mengelak tapi dengan cara melompat ke depan hingga tersungkur. Fang mencoba berdiri kembali, tapi dia mengalami kesulitan.

"Uhuk.. uhuk.. uhuk.." Fang berusaha bertahan dan menciptakan elang bayangan. Tapi saat hendak menaikinya Fang pingsan, sebab terlalu banyak menghirup asap.

Kobaran api semakin besar dan melahap habis lantai dua dan mulai merambat ke lantai bawah. Semuanya sudah berhasil di evakuasi dan berkumpul di lapangan, menyisakan Fang seorang di dalam sana.

Duaaaar!! Sebuah ledakan tercipta di lantai satu dan seketika dindingnya roboh, otomatis lantai atas juga ikut ambruk dan hancur berkeping-keping.

"FANG!" mereka benar-benar panik. Fang masih berada di dalam. Boboiboy pun segera berubah menjadi Gempa dan berniat akan masuk. Tapi baru satu langkah, Boboiboy terhenti sebab samar-samar terlihat seseorang dibalik tebalnya asap.

"Kapten Kaizo!"

Benar. Kapten Kaizo tiba-tiba muncul dari dalam kobaran api dan menggendong Fang ala bridal style. Dia menggunakan dinding tenaga berbentuk bola untuk melindungi dirinya dan juga Fang.







Malam hari, waktu yang tepat untuk mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR). Setelah memposisikan jari untuk memegang sebuah pena, aku mulai menuliskan satu persatu kata dalam buku ku.
 
Aku mulai mengerjakan PR-ku dengan normal. Tiba-tiba sebelah alisku naik, saat tau tanganku terus menulis tanpa henti dengan sendirinya. Tidak, ini sungguhan. Aku bersumpah kalau sekarang aku merasa tidak sedang mengendalikan tanganku.   
  
Tangan ku terus menulis, menulis tanpa henti dan ini membuatku bertambah takut. Tangan kiri ku yang menganggur, memegang erat pergelangan tangan kanan ku kuat-kuat, berusaha menghentikan tangan satunya untuk tidak bergerak,

"Tanganku kenapa?" gumam ku.
 
Manakala tangan kanan ku itu sudah dirasa tak terkendali. Tangan kanan ku itu terus menuliskan sesuatu yang tidak ingin ku tulis.
 
'Sekarang waktunya kau untuk mati' itulah tulisan hasil kerja tangan kanan ku.
   
Dengan paksa ku tarik pergelangan tangan kanan ku itu, hingga dirasa cukup panas dan memerah pergelangan tangan ku. Tapi.. CRAT!!

"Arrrggghh!!"

Fang terbangun dari mimpinya. Mimpi buruknya.

"Ada apa, Fang?"

Fang menoleh, ternyata kakaknya.
"Tidak apa-apa" Fang mencoba mengatur kembali nafasnya yang tersengal-sengal.

Fang memperhatikan ruangan yang ditempatinya sekarang.
"Bagaimana aku bisa ada di sini?" tanya nya setelah mengetahui ini adalah kamarnya.

"Setelah kau pingsan di tengah kebakaran, aku datang menyelamatkan mu dan membawamu ke sini" singkat Kaizo.

"Ooh.., dimana yang lainnya?"

"Mereka sedang membersihkan reruntuhan di sekolah"

"Hmm.. ini aneh, sebelumnya sekolah itu tidak pernah mengalami kebakaran karena konslet" gumam Fang.

"Itu bukan konslet" sambut Kaizo, dan itu membuat pandangan Fang mengarah kepadanya.

"Ada yang sengaja melakukannya. Aku melihatnya. Seseorang melintas di kelas mu dan membuat kebakaran. Kemudian setelah tinggal kau seorang di dalam gedung, dia melempar bom dan meledakkan gedung" jelas Kaizo.

"Siapa yang nekat melakukan hal itu?" tanya Fang.

"Entahlah, aku tidak melihat wajahnya. Dia memakai topeng besi berwarna hitam"

"Hmm.." Fang hanya termenung dan memikirkan siapa yang melakukan nya.

"Sudahlah, kau istirahat saja. Aku sudah mengobati luka mu tadi. Jadi jangan banyak bergerak agar luka mu cepat mengering. Kalau kau lapar, panggil saja aku. Aku akan membawakan makanan untukmu" Kaizo berjalan keluar dari kamar Fang dan menutup pintu dengan lembut.

"Tapi.. bagaimana kakak bisa tau aku terjebak kebakaran?" pikir Fang.

----Skip, malam hari----

Kaizo kini tengah duduk di bangku kamarnya sambil menyeruput secangkir teh hijau. Inilah rutinitasnya sebelum tidur, dan ini membantu pikirannya rileks sejenak.

Tapi ketenangan itu berakhir setelah tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Fang?" panggil Kaizo. Tapi tidak ada jawaban.

Kaizo meletakkan cangkirnya di meja, dan berjalan, membuka pintu kamarnya. Ia menyerngit heran ketika mendapati tiada sesiapa di luar. Pintu kamar Fang juga tertutup, itu artinya Fang sudah tidur. Lalu siapa yang mengetuk pintu?

Kaizo bisa merasakan ada sesuatu yang mengintainya dari belakang, tapi ia pura-pura tidak menyadarinya dan menutup pintu dengan perlahan. Dengan cepat ia menoleh ke belakang dan..

"Aaarrhh.."

BERSAMBUNG...

Before You Go [KaiFang Fanfiction]Where stories live. Discover now