Perubahan

945 95 10
                                    

Pagi hari pun tiba. Cahaya mentari menembus tirai jendela kamar Fang, menyapanya dengan ramah dan memintanya untuk bangun. Tapi ia tampak tak menghiraukan nya, hingga..

"Hah?! Pukul berapa ini?" Fang terbelalak dan melihat jam tangannya.

"Oh tidak, aku bisa terlambat kalau begini" Fang segera bangun dan ke kamar mandi.

Setelah selesai bersiap, Fang bergegas ke dapur untuk sarapan. Sesampainya di sana, ia melihat kakaknya sudah duduk dan hampir menyelesaikan sarapannya.

"Kak, apa kakak baik-baik saja? Kakak terlihat pucat, apa kakak sakit?" Fang menarik satu kursi yang berhadapan dengan Kaizo. Ia duduk, mengambil roti beserta selai.
  
Kaizo hanya diam tak bergeming, ia hanya sedikit menoleh ke arah Fang. Ah tidak, tunggu, bukan kearah Fang, tapi kearah pisau makan yang baru saja akan digunakan oleh Fang. Tiba-tiba Kaizo langsung merebut pisau itu lalu mendorong Fang dari tempat duduknya sehingga tergeletak di lantai. Dengan tangan kiri yang menahan pergerakan Fang, Kaizo melayangkan pisau tersebut ke wajahnya.

"Hah!" spontan Fang memejamkan matanya dan mengelakkan kepalanya ke kiri sehingga pisau itu menancap dalam di lantai.

Fang membuka matanya karena merasakan ada sepasang tangan yang mencekiknya.

"Kakak..." Fang mencoba melepaskan diri.

Beberapa detik kemudian Kaizo melonggarkan cekikikan nya dan lalu melepaskan nya seutuhnya.

"Uhuk uhuk uhuk..." Fang memandang wajah kakaknya yang.. entahlah, ekspresi nya sulit untuk diterjemahkan dalam kata-kata.

Fang segera berlari meninggalkan dapur, sementara Kaizo hanya diam ditempat.

---------Skip----------

"Hei, Fang. Kenapa hari ini kau makan begitu banyak?" tanya Boboiboy yang melihat Fang sudah menghabiskan 2 piring nasi goreng.

"Aku belum sempat sarapan tadi pagi" Fang kini sudah selesai dengan nasinya, dan beralih ke donat lobak merah.

"Ayo cepat, Fang. Waktu istirahat sudah hampir habis, kalau kau tidak berhenti mengunyah, bisa-bisa kita terlambat masuk kelas" desak Ying.

"Kalian pergi saja duluan, aku akan menyusul" ucap Fang yang sedang menikmati donat kesukaan nya.

"Hmmm.. terserah kau saja" akhirnya Boboiboy, Yaya, Ying, dan Gopal pergi ke kelas dan membiarkan Fang di kantin seorang.

Fang melirik ke kanan kiri depan belakang. Tidak ada orang di kantin selain dirinya. Bahkan bibi kantin pun sedang tidak berada di tempatnya.

Entah apa yang dipikirkannya saat itu, Fang pergi ke belakang pekarangan sekolah dan memanjat pagar untuk bisa keluar dari sekolah tanpa ada yang mengetahuinya.

***

Boboiboy sebenarnya agak gelisah karena Fang tidak kunjung kembali ke kelas. Bahkan waktu pelajaran hampir habis dan akhirnya bel pulang berbunyi, tapi Fang tetap tidak datang.

Saat keluar pagar, Boboiboy dan teman-temannya dihampiri seseorang. "Di mana Fang?" tanya nya.

"Eh, kapten Kaizo. Euumm.. kami juga tidak tau. Dia tidak kembali ke kelas setelah jam istirahat" jawab Boboiboy.

"Apa dia bolos sekolah?"

"Entahlah, tapi tasnya ditinggalkan di kelas. Ini tasnya" Boboiboy memberikan tas sekolah Fang pada Kaizo.

"Aku tidak tau apa yang terjadi pada diriku. Tolong maafkan aku, Fang. Aku tidak bermaksud melakukan itu padamu" batin Kaizo sambil memandang tas Fang yang kini ia genggam.








Satu jam. Dua jam. Hingga berjam-jam menunggu, tapi yang ditunggu tidak muncul jua. Kini Kaizo sedang mondar-mandir di ruang tamu dan berharap adiknya akan segera pulang. Kali ini ia benar-benar khawatir, pasalnya awan terlihat sedang tidak bersahabat alias mendung, menandakan hujan akan segera turun.

Dan benar saja. Lima menit kemudian, rintikan hujan mulai terdengar dan lama kelamaan menjadi hujan deras. Angin bertiup kencang sehingga mampu menghempaskan pintu.

"Fang.. kau di mana?" Kaizo memandang ke arah luar dari jendela.

•••••

Posisi Fang.
Kini ia tengah berjalan di tengah derasnya hujan. Ia tak memperdulikan angin malam yang menusuk nya. Ia tak memperdulikan aliran air yang terus mengguyurnya. Ia membiarkan setiap tetes air yang keluar dari matanya menyatu dengan air hujan.

Entah kenapa saat ini ia sedang ingin menangis. Ada banyak alasan yang membuatnya sedih, tapi apa? Entahlah, akhir-akhir ini perasaannya campur aduk.

Ia melihat sebuah pohon rindang berdiri tegak di depan sana. Tapi ia lebih memilih untuk tetap berada di tempatnya daripada berteduh untuk mendapatkan perlindungan. Gelapnya malam membuatnya tidur dengan damai.

Hingga pagi hari pun kembali menyapa Fang. Ia terbangun dengan wajah sembab. Ia berdiri dan berniat untuk kembali ke rumahnya. Hanya kembali, bukan berarti pulang.

-------------

"Fang!"

Satu panggilan itu membuatnya mendongakkan kepala dan melihat kakaknya sudah menunggunya di ambang pintu.

"Fang, kau dari mana saja? Kenapa kemarin kau bolos sekolah? Dan kenapa bajumu basah kuyup begini? Sudah, ayo cepat masuk dan ganti pakaian mu"

"Kenapa kau peduli?"

Kaizo tersentak mendengar jawaban Fang.

"Bukankah aku ini orang asing bagimu? Aku bukan adikmu, jadi jangan bersikap seolah kita memiliki hubungan" ucap Fang setelah ingatannya tentang kemarin pagi melintas di otaknya.

"Fang, omong kosong apa ini?"

"Benar. Aku memang selalu bicara omong kosong, itu sebabnya kau tak pernah memperdulikan ku. Meskipun kita memiliki hubungan darah tapi.. ah sudahlah, apa peduli mu" Fang masuk rumah, melewati Kaizo begitu saja.

"Ada apa dengan nya?" batin Kaizo.

"Kapten Kaizo!" seseorang datang.

"Boboiboy?!"

"Apa yang terjadi pada Fang? Tadi aku melihatnya berjalan dengan baju basah kuyup. Di mana dia sekarang?" tanya Boboiboy.

"Dia ada di dalam, tapi.."

"Kenapa?"

"Sebaiknya cukup aku saja yang mengetahui masalah ini" batin Kaizo.

"Dia harus mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah" bohong Kaizo.

"Oh, jadi dia baik-baik saja 'kan? Aku khawatir kalau dia sampai sakit karena mungkin hujan-hujanan tadi malam" ujar Boboiboy.

Praakkk!! Suara benda pecah.
"Apa itu?" tanya Boboiboy.

Kaizo langsung berlari ke lantai dua, diikuti oleh Boboiboy dari belakang.

"Fang, benda apa yang jatuh tadi? Apa lampu belajar mu yang pecah?" tanya Kaizo dari luar. Tapi tidak ada jawaban.

Kaizo memutar knop pintu kamar Fang, tapi ternyata dikunci dari dalam. Karena pikirannya mulai menebak kemana-mana, Kaizo akhirnya mendobrak pintu dan.. Bruaak!! Pintu terbuka.

"Hah?!" mereka melihat serpihan kaca berceceran di lantai. Dan ternyata bunyi pecah tadi berasal dari kaca jendela kamar Fang.

BERSAMBUNG...

Before You Go [KaiFang Fanfiction]Where stories live. Discover now