[9] berbagi kamar

655 74 20
                                    

Sudah 5 hari sejak Rezef mengetahui bahwa Psyche sakit. Sejak Rezef mengetahui itu ia selalu mengunjungi Psyche setiap pagi dan membawakan obat yang disuruh dokter minum setiap pagi. Sebenarnya, bisa saja Rezef menyuruh pelayan untuk memberikan obat tersebut tapi entah kenapa pikiran Rezef selalu menyuruhnya untuk memberikan obat itu sendiri. Dan juga, setiap kali Rezef melihat Psyche dipagi hari hati Rezef selalu terasa tenang karena Psyche walaupun sedang sakit ia selalu memperhatikan pekerjaan dan kesehatan Rezef sendiri.

"Psyche, waktunya obat." Ucap Rezef saat memasuki kamar Psyche kesekian harinya, tapi sayangnya Psyche tidak terlihat sama sekali dikamar itu saat Rezef datang

"HEI PELAYAN, DIMANA PSYCHE?!" teriak Rezef dari dalam ruang

"Siap tuan Rezef, nona Psyche sedang pergi berjalan jalan ditaman." Ucap pelayan langsung menanggapi teriakan Rezef

"Mengapa wanita itu berjalan jalan ditaman sepagi ini?! Padahal dia sedang sakit."  Ucap Rezef langsung menuju ke taman mencari Psyche

Rezef mencari Psyche dengan masih memegang obat ditangannya, semua pelayan terkejut dengan perubahan sikap Rezef yang sangat berbeda akhir akhir ini sejak Psyche sakit. Rezef terlihat lebih perhatian dan cemas dengan Psyche, tidak seperti awal awal kedatangan mereka.

Akhirnya Rezef pun bertemu dengan Psyche diujung taman, tempat rahasia Rezef yang pernah Psyche dan pelayan terbaiknya Vera datangi.

"Hei, rambut pirang." Panggil Rezef

Mendengar suara seseorang datang, Psyche langsung menoleh kebelakang dan mendapati Rezef yang sedang berdiri dengan memegang obat ditangan kiri dan air ditangan kanan.

"Pft-" tak tahan menahan tawanya, Psyche tertawa kecil melihat Rezef dengan penampilan seperti itu pertama kali.

Rezef yang menyadarai Psyche tertawa langsung malu karena penampilan yang dilihatkannya pada wanita yang ia sebut 'penggangu hidup' nya itu.

"Kenapa kau disini? Bukannya sekarang waktunya kau bekerja?" Tanya Psyche

"Tidak usah sok peduli dengan pekerjaanku, bagaimana keadaanmu?" Ucap Rezef yang masih belum bisa memandangkan tatapannya kearah Psyche

"Ya, aku baik baik saja." Singkat, jawaban Psyche sangat singkat akhir akhir ini dan Psyche tidak terlalu sering menggoda Rezef lagi akhir akhir ini. Harusnya Rezef merasa bahagia karena hal ini adalah hal yang diinginkannya sejak dulu. Tetapi, entah mengapa kehidupan Rezef sejak Psyche jatuh sakit terasa sangat sepi, rasa sepinya sama seperti yang ia rasakan saat kecil. Padahal sebelum Psyche sakit, Psyche selalu memberi Rezef perhatian kecil seperti tersenyum, menanya kabar, menggoda, mengusilinya saat ada waktu luang, bahkan akhir akhir kemarin Psyche selalu membuatkan Rezef makanan. Namun, karena kondisi Psyche yang lemah akhirnya makanan Rezef kembali diurus oleh kepala Chef duke

"...apa ada yang ingin kau katakan?" Tanya Psyche memecah keheningan

"Um... makan bersama." Ucap Rezef, Psyche yang mendengar perkataan Rezef mengira bahwa Rezef ingin makanan yang sedang dimakannya, yaitu Roti buatan Vera

"Ini?" Psyche menyodorkan roti ditangannya kepada Rezef

"Kau... maksudku, kelihatannya kau sudah sehat, jadi makan malam bersama harus tetap dilakukan,"
"..."
"Hanya untuk reputasi, bukan perasaan pribadi."
Ucap Rezef terbata bata, Vera dan beberapa pelayan yang berada di sebelah Psyche berdengik melihat kelakuan Rezef tadi, baru kali ini seorang Rezef yang terkenal dengan kekejaman dan ketegasannya berbicara terbata bata dan malu malu.

marriage contract ; rezef x psycheDonde viven las historias. Descúbrelo ahora