35. Mama, Papa

2.5K 383 105
                                    

Pa, Rendy minta satu hal lagi ke Papa boleh nggak?Temenin Rendy bentar aja, minimal sampek Rendy tidur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pa, Rendy minta satu hal lagi ke Papa boleh nggak?
Temenin Rendy bentar aja, minimal sampek Rendy tidur.

•••

Attention please!!
Part ini mengandung bawang, harap siapkan tisu dan putar lagu mellow kesukaan anda. Terserah deh pokoknya yang bisa ngena. Kalo recommend dari aku sih. Never goodbye trus langsung Rainbow, itu ngena banget.
Happy reading

•••

Suara kicauan burung mengalun sopan memasuki telinganya. Rendy membuka matanya perlahan karna silauan cahaya matahari di ufuk timur.

Rendy menoleh kesamping dan bingung saat mendapati dirinya tertidur di hamparan rumput hijau yang bersih. Matanya mengedar melihat pemandangan sekitar, perlahan tapi pasti lengkungan tipis itu mulai tercetak di wajah tampannya yang terlihat lebih segar dari pada biasanya.

Ia menatap pakaiannya heran yang entah sejak kapan ia sudah memakai kemeja putih, celana putih dan sepatu berwarna senada. Namun, hal itu ia abaikan begitu saja.

Rendy berdiri dan berjalan perlahan menyusuri taman di depannya. Bunga Daffodil kuning, Rendy menatapnya sambil melamun, sudah lama sekali ia tidak melihat bunga itu. Bunga yang selalu mengingatkannya pada mendiang sang Mama.

"Ma, bunga disini indah banget beneran Rendy nggak bohong. Bagus banget Ma... Kayak di surga. Eh tapi kan Mama pasti udah liat versi lebih indahnya ya di surga sana" ucap Rendy pada dirinya sendiri. Ia terkekeh pelan meratuki dirinya yang terlihat bodoh berbicara sendiri.

"Ma.... Rendy rindu... Sama Mama... Sama Papa...." Gumamnya lagi.

"Sama, Mama juga"

Suara itu, suara yang sudah lama sekali tidak Rendy dengar. Ia memejamkan matanya erat.

"Ren itu cuman efek bipolar... Plisss fokuss" ucapnya lagi kali ini sambil meremas kepalanya.

"Jangan di gituin kepalanya.... Nanti sakit" ucap seseorang itu lembut sambil mencegah tangan Rendy melakukannya lagi.

Rendy menoleh kesamping, matanya memanas. Wanita yang selama ini ia rindukan saat ini berdiri tepat di sampingnya, berpakaian serba putih sama sepertinya, dengan rambut tergerai masih cantik sama seperti sebelumnya.

"Ma... Ma" gumamnya terbata bata.

Wanita yang ia panggil Mama tersebut mengangguk, air matanya ikut turun saat sang putra memanggilnya lagi.

"Mama...."

"Iya sayang.... Ini mama"

Detik berikutnya, Rendy langsung memeluk Mamanya erat. Menyalurkan segala kerinduan dan luka yang ia pendam sendiri.

Riska merasakan punggung sang putra yang mulai naik turun di pelukannya. Ia mengusapnya perlahan sambil tersenyum bangga di sela tangisannya.

"Ma..ma... Rendy sakit... Hiks... Rendy capek... Rendy sakit ma.... Sakit parah... Rendy nggak kuat... Hiks..."

Terimakasih, Rendy ✔Where stories live. Discover now