40. Justice For Rendy

2.7K 349 37
                                    

Ren, kadang hidup didunia itu kita harus jahat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ren, kadang hidup didunia itu kita harus jahat.
Jahat untuk membalas apa yang harusnya mereka dapet setelah ngelakuin hal nggak bener.

NarezHaikalNoval

•••


Karena waktu sudah sangat malam, Zaki meminta ketiga teman Rendy untuk pulang, ia menjanjikan pada mereka bahwa besok akan melepas Rendy bersama sama. Namun sebelum pulang, mereka bertiga datang ke ruang ICU, tidak masuk. Hanya melihat temannya yang terlelap dengan bantuan alat itu dari jendela besar ruangan. Persiapan ruangan yang katanya hanya membutuhkan 10 menit itu nyatanya sudah menyita setengah jam dan sekarang pun masih belum selesai. Entah apa yang mereka lakukan didalam, beberapa dokter dan perawat bergantian masuk dan memeriksa setiap alat yang menopang kehidupan pemuda tersebut. Sedangkan Zaki pergi menemui Dr. Lay diruangannya untuk mengetahui detail penyakit Rendy.

Ketiga pemuda itu berdiri tepat di depan kaca jendela, mereka bisa melihat Rendy dari sana.

Pemuda Surabaya itu tidur sambil tersenyum kecil. Indah sekali, Rendy terlihat seperti orang yang sedang mimpi indah hingga tidak mau bangun.

"Ren.... lo mimpi apa sih sampek nggak mau balik?" Tanya Haikal bermonolog sendiri.

Narez dan Noval masih diam tidak merespon pertanyaan random salah satu temannya itu.

"Kita masih disini nungguin lo kalo lo lupa" sambungnya.

Haikal menghembuskan nafasnya kasar, ia lelah jika harus menangis lagi. Tapi keadaan sekarang seperti mendukungnya untuk menangis lagi.

Tangan Narez terulur menyentuh kaca tebal di depannya. Dan tanpa ia sadari cairan bening itu kembali membasahi pipinya.

"Ren.... lo lupa ya sama janji kita kemaren?..... kita harus kuliah bareng Ren..." Ucap Narez lirih dengan suaranya yang serak.

Noval hanya diam sambil menunduk dalam. Terlalu sakit baginya untuk mengucapkan kata kata.

"Katanya pengen dapet gelar Sarjana Hukum? Hiks... Lupa ya lo?" Sahut Haikal terisak.

"Ren... udah malem, orang tua kita udah nungguin diluar. Besok ketemu lagi ya... kita mau ngomong panjang lebar besok, jadi sekarang lo istirahat dulu. Besok harus udah siap dengerin kita..." Ujar Narez sekuat tenaga.

"Rendy, kita pulang ya.... lo jangan pulang sekarang, besok aja pulangnya kita anterin" Haikal.

Mereka berdua berbalik, berjalan gontai menjauhi ruangan ICU.

Noval, ia masih diam ditempat. Menatap pemuda ringkih di dalam sana. Air matanya mengalir deras, ia tidak menyangka. Padahal tadi sore mereka masih sempat bergurau, beberapa jam yang lalu mereka masih berpelukan di lift. Waktu seolah berjalan cepat melenyapkan harapan. Kenyataan di depan mereka kini lebih sulit dari pada kesulitannya beberapa tahun yang lalu.

Terimakasih, Rendy ✔Where stories live. Discover now