Bagian 38

11.8K 1.2K 24
                                    


Bagian 38

•°•°•


Morana menatap Elang yang sedang fokus menyetir, terlihat fokus sampai tidak sadar kalau Morana memperhatikannya sedari tadi.

"Mampir di minimarket, mau?" tanya Elang.

"Mau,"

Mobil berhenti di parkiran sebuah minimarket.

Elang yang melihat Morana melepas sabuk pengamannya berkata, "Di sini aja, Na, mau beli apa? Biar gue yang beli,"

Yang dilarang menggeleng cepat, "Mau ikut,"

Elang yang malas berdebat memilih menurut, menggandeng Morana memasuki minimarket.

"Kak Elang mau beli apa?"

"Rokok,"

Tangan yang hendak meraih bungkus makanan ringan itu terhenti sejenak, "Katanya, kemarin nggak ngerokok lagi," sindir Morana memindahkan makanan ringan ke troli belanjaan.

"Itu, kan, kemarin. Sekarang pengen ngerokok,"

"Mau es krim," tunjuk Morana.

"Rasa apa?" Elang memperlihatkan beberapa bungkus es krim yang ia pegang.

"Moci vanilla dua, coklat taro dua,"

"Itu aja?" Morana mengangguk cepat.

Selesai membayar belanjaan, keduanya kembali melanjutkan perjalanan, menuju pantai.

Di sore akhir pekan seperti ini, suasana pantai cukup ramai. Morana menggelar kain sebagai alas mereka duduk, menata beberapa makanan yang sempat ia buat tadi pagi.

"Suka?" tanya Elang.

Morana mengangguk, menghirup udara dengan rakus, kembali mengeluarkannya dengan perlahan.

"Segar, jauh dari polusi,"

Morana menoleh, menatap Elang dengan senyuman, "Gimana kuliah?"

"Yah, not bad. Lingkungan baru, teman baru, wawasan baru, aktivitas baru," jawab Elang, "Hampir sama waktu SMA dulu, tapi versi lebih sibuk aja,"

"Masih sering bantuin Om di perusahaan?"

"Masih, bahkan lebih sering di perusahaan."

Ada alasan mengapa Morana menanyakan hal itu, ia hanya ingin Elang berbagi beban dengannya, Morana tau, Elang tidak suka mengeluh, atau bercerita apa saja yang ia lakukan pada orang lain. Morana hanya ingin, Elang tau kalau ia selalu ada untuk pria itu.

"Dapat teman baru?" tanya Elang menghadap Morana, mengusap rambut panjang kekasihnya.

Morana menggeleng, "Nggak ada, sekarang udah kayak nggak punya teman,"

"Gladis? Rain?"

Morana kembali menggeleng, "Udah beda kelas, jaraknya jauh, paling ketemu waktu mau pulang," keluhnya.

MORANA DUVESSA Where stories live. Discover now