21

1.4K 280 15
                                    

Naruto melangkah turun dari mobil jeepnya dan bergegas melangkah menapaki tangga di depan kanopi rumah mewah itu, di sana Hinata sudah menunggunya. "Aku tidak terlambat kan?"

Malam ini Naruto diundang secara langsung oleh Ayah Hinata untuk makan malam bersama.

Dua hari lalu, di gereja Naruto sempat bicara dengan Ayah Hinata dan mendapati undangan ini. Bukankah ini seperti lampu hijau untuk restu pernikahan yang sesungguhnya? Entahlah, tapi Naruto anggap begitu.

Hinata tersenyum tipis untuk meyambut pria itu di depan rumah "kau datang sedikit terlalu cepat."

Naruto tersenyum lebar sambil menggenggam tangan perempuan itu "sebenarnya, aku tidak sabar."

"Tidak sabar bertemu Ayah dan Ibu?" Hinata bertanya lagi sambil mendongak menatap pria itu.

Naruto mengangguk, mungkin hari ini dirinya bisa mengatakan sekali lagi soal tujuannya untuk menikahi Hinata namun kali ini sudah dilengkapi dengan persetujuan dari perempuan itu sendiri.

"Naruto, sudah datang?" Hikari menyambut pemuda itu dengan senyum trrpatri di bibir.

Naruto tersenyum sopan dan menyapa Ibu Hinata. "Selamat sore."

"Bagaimana perjalanan kemari, lancar?" Hiashi menoleh saat istrinya menyebut nama pemuda itu dan benar mendapatinya sudah tiba.

"Sangat lancar, maaf aku tiba terlalu cepat." Naruto berujar sopan di hadapan Ayah Hinata yang sedang duduk di ruang tengah.

"Tidak apa-apa, duduklah di sini, selagi meja makannya di siapkan." Hiashi menunjuk sofa di hadapannya.

Naruto lalu mengambil duduk di sana dan Hinata duduk dekat dengan ayahnya diikuti Ibu Hinata yang duduk di sofa single di sampingnya. Mungkin ini waktu yang tepat untuk bicara serius.

Hiashi menatap pemuda itu lekat-lekat untuk mengamati. Mereka sudah pernah bicara banyak sebelumnya, soal latar belakang keluarga dan pendidikan atau bahkan pekerjaan, jadi dirinya hari ini tak perlu banyak bertanya lagi. "Hinata sudah kembali tinggal di rumah sejak sebelum natal."

"Ah begitu, berarti semusim yang lalu." Naruto belum sempat bicara banyak dengan Hinata di gereja dua hari lalu.

"Ya, kalau kau ingin menemuinya datanglah kemari. Sedikit jauh dari camp militer, tidak masalah kan?" Tanya Hiashi untuk memastikan kembali keseriusan pria muda itu.

"Ah, tidak masalah sama sekali." Naruto menjawab dengan optimis karena diberikan lampu hijau begini. Itu artinya dia boleh menjemput atau menemui Hinata di sini kan?

...

Hiashi bertanya sambil menatap pria muda di hadapannya. "Jadi begini, Naruto. Aku mengundangmu kemari, ingin menanyakan sekali lagi soal lamaranmu untuk putriku waktu itu, setelah semusim berlalu, apa kau masih bermaksud untuk itu?"

Mengingat Hinata sudah kembali ke rumah, Hiashi ingin memperjelas semuanya dan sebetulnya dia ingin segera menikahkan putrinya agar tidak terlintas lagi dalam benak anak itu untuk kembali mengikuti postulat.

Dan Tuhan sudah mengirimkan seorang pemuda baik ke hadapannya, yang sempat berniat untuk menikahi Hinata, maka Hiashi ingin ini lekas dilaksanakan saja.

Naruto menatap amethyst Ayah Hinata dan berujar serius "sampai hari ini dan seterusnya, aku masih menginginkan itu."

Hiashi tentu saja lega mendengar keseriusan pemuda itu sekali lagi.

"Sekembalinya aku dari bertugas dua hari yang lalu, aku sudah menanyakan pada Hinata untuk jawaban dari lamaranku yang sebelumnya tak bisa dijawab olehnya." Naruto memberitahu Ayah Hinata bahwa dirinya sudah melamar Hinata sekali lagi.

The PrayerOù les histoires vivent. Découvrez maintenant