Chapter 8 - Fall.

595 103 17
                                    

Akuji punya insting yang lebih kuat dari seorang wanita, selain itu kepekaannya juga luar biasa. itu kenapa saat Wonseok diberi senjata, ia jadi meningkatkan sedikit kewaspadaannya. namun bahkan saat Wonseok sampai kerumah, segalanya masih baik-baik saja.

karena meskipun insting Akuji cukup bisa dipercaya, ada kalanya ia hanya ingin teman-temannya sedikit lebih waspada.

"Hyun, liburan begini apa kau hanya akan di rumah?" Akuji bertanya dengan penasaran, sedangkan lengan-lengan besar itu dibiarkannya mengepang surai hitam Janghyun.

"Siang nanti harus kerja."

"Sampai malam?"

percakapan mereka terhenti begitu pertanyaan Akuji diiyakan. Janghyun diam mengamati Akuji yang sibuk bermain dengan helaian rambutnya dari pantulan cermin, begitu fokus seolah tak ingin kepangannya berantakan.

"Yena, Papamu cantik sekali ya?" Akuji bersuara. sedang yang dipuji kini mematung dengan semburat merah yang menguasai wajahnya.

"Ba! Ba!" Yena tertawa, berulangkali menggoyangkan mainannya ke udara. namun setiap kali mainannya hendak menyapa wajah sang Ayah, Akuji dengan cepat menahannya—hal ini menyebabkan Akuji mengepang dengan begitu lama.

sedangkan Janghyun dibawah sana, bukan main merahnya.

"Aku pernah dengar soal taman hiburan. apa kau pernah kesana, Hyun?" Akuji bertanya.

"Belum pernah."

"Kapan kau libur? mau kesana tidak?"

"Biaya masuknya mahal, Ji."

"Benar juga, uang masuk saja bisa dipakai makan bertujuh." Akuji turun dari sofa dan mulai duduk bersebelahan dengan Janghyun dan Yena. ia mengaitkan sebuah cincin pada jemari si cantik sebelum kemudian warna rambut baru Janghyun mengambil perhatiannya.

"Apa kau memberi helaian putih palsu di rambutmu?"

"Yang palsu sakit. aku mewarnainya sendiri."

"Aku pikir tadi uban." Akuji terkekeh. ia menyeret helaian rambut Janghyun yang hampir mengenai mata kearah belakang kepalanya—kepangan yang ia buat tanpa diikat pun lepas begitu saja. "Kau sangat bagus dalam hal pewarnaan."

"Cantik. sangat cocok untukmu."

Janghyun yang menawan, memang terbiasa menerima banyak sekali pujian. namun yang datang dari Akuji benar-benar mampu membuatnya melukis senyuman.

 namun yang datang dari Akuji benar-benar mampu membuatnya melukis senyuman

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Terimakasih." ujarnya, kemudian menunjuk ke arah cincin yang dikaitkan Akuji di jari manisnya. "Apa ini?"

Akuji menekan sebuah tombol di cincin itu, dan sebuah sebilah kecil pisau menyembul. "Pisau kecil.. untuk mempertahankan diri. Serim dan yang lain juga punya, kalau kau diapa-apakan saat aku tak ada, bunuh saja."

Akuji bingung karena Janghyun tak kunjung merespon, dan hanya diam menatap cincin berujung runcing yang ia berikan. pun keadaan dibiarkan dikuasai oleh keheningan, hingga tiba-tiba, Janghyun berkata, "I do."

[✓] "Stand by me." [ Seong Yohan x Readers/Male OC ] [ BL ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora