Chapter 9 - Sick day.

681 106 10
                                    

malam pun tiba. seperti biasa, mereka akan makan bersama bagaikan satu keluarga. Serim juga menyisihkan sebagian makanan untuk Akuji yang belum juga bergabung dalam meja. sepertinya sibuk sekali merawat pria imut yang tadi dia bawa.

"Akuji belum ( bergabung ) juga?" Wonseok bertanya, namun entah Janghyun maupun para wanita-kelimanya diam saja. seolah ada aura negatif yang berasal dari salah satunya, yang kemudian menekan perintah diam pada mereka tanpa butuh bersuara.

Janghyun yang sejak tadi menahan kesal pun langsung berdiri dari posisinya, "Aku akan mengeceknya."

"Tidak perlu." Akuji tiba-tiba muncul dari balik tubuh Wonseok, pun datang hanya untuk mengambil porsi makanannya dan kembali masuk. "Terimakasih sudah menyisihkan makanan untukku, Park Serim."

"Akuji. makan di sini."

"Aku akan bergabung lain kali." Akuji menjawab dengan enteng, seolah tak sedikitpun sadar soal amarah yang terselubung dalam nada suara Janghyun. pun tanpa pikir panjang, Janghyun pergi ke kamarnya bersama Akuji yang ia tarik kebingungan.

Brak!

pintu kamar itu dibanting kuat oleh Janghyun yang seolah tak peduli meski debuman kuat itu akan mengejutkan yang lainnya. sedangkan Akuji yang agak lemas pun hanya bisa menerima saat Janghyun mencekal kuat masing-masing bahunya karena harus menabung tenaga untuk menjaga Yohan sedikit lebih lama.

"Sebenarnya apa tujuanmu!? Kau tau 'kan Seong Yohan memiliki sejarah yang buruk dengan Hostel!?" Janghyun membentak Akuji dengan cukup keras. tatapan yang sarat akan amarah itu menatap tajam dalam netra abu Akuji yang seolah berusaha mencabik-cabik jiwa si tampan dengan sadis.

"Kau tidak lihat dia terluka? dia bisa benar-benar mati di luar sana."

"Brengsek, dia sudah menyerang kami sekali. apa kau pikir dia takkan bisa melakukannya lagi!? kau ini sebenarnya berpihak pada siapa!?" Janghyun semakin menaikkan nada suaranya. bahu Akuji yang dicengkeram juga diacak-acak seolah begitu marah.

sedangkan Akuji diam saja. 'Kami?' bantinnya. memang benar kala itu Yohan menyerang Hostel saat ia tak ada. tau-tau saat sampai rumah, mereka sudah terluka. lantas apa berarti jika waktu itu Akuji tak membantu mereka, ia bukanlah bagian dari keluarga?

mereka menganggapnya apa?

tamu yang bersinggah?

benalu jelek yang hanya bisa menghisap darah mereka?

"Kau benar." Akuji memecah keheningan, pun Janghyun dibuat agak terkejut mendengar Akuji yang mengumandangkan persetujuan.

"Aku minta maaf, tapi.. aku benar-benar tidak bisa membawa Yohan kemanapun selain kemari. aku pikir hal ini takkan jadi masalah karena aku 'kan juga bagian dari tempat ini. tapi sepertinya perkiraanku salah." Akuji tersenyum, ia menepuk pelan lengan Janghyun yang bersandar di bahu bagian kanan, kemudian menariknya hingga terlepas dengan lembut dan tanpa paksaan.

Akuji kemudian mendekatkan wajahnya pada Janghyun, menatap telak pada manik cantik milik si pria menawan yang sebagian cahayanya telah menghilang.

"Percayalah padaku soal satu hal. dia takkan menyerang kalian."

"Apa yang membuatmu begitu yakin?"

"ia adalah pria dengan harga diri yang tinggi. dia takkan melakukan hal kotor karena punya hutang budi." dalam sekali lihat saja Akuji bisa tahu bahwa sorot itu tak sedang menyimpan amarah atas kelakuan Akuji yang lancang. namun kecemburuan yang tak diinginkan.

Akuji berharap kali ini perkiraannya salah. dan apa yang tadi sempat dilihatnya dalam sepasang manik menawan itu bukanlah rasa cemburu-melainkan murni amarah.

[✓] "Stand by me." [ Seong Yohan x Readers/Male OC ] [ BL ]Where stories live. Discover now