Pasangan Yang Sesungguhnya

35.8K 2K 114
                                    

Semesta kadang memang punya selera humor yang mengerikan. Beberapa hari lalu Herania percaya bahwa dunia akan memihak padanya, pada kisah kasih Herania dan Stefan. Namun, siang ini saat semua gadis berbondong-bondong menuju istana Sandor, Herania justru bersembunyi di tempat ini.

Matanya menatap nanar pantulan wajahnya di permukaan danau yang tenang. Tangannya bergetar hebat saat menyibak kerah gaun sebelah kirinya. Herania sekali lagi tercekat. Matanya memanas menahan air mata yang pada akhirnya tetap jatuh membasahi pipi.

"Kenapa aku?" bisiknya lirih. Ia terduduk lemas dipinggir danau. Kenapa takdir begitu kejam padanya. Dari banyak gadis di kerajaan Sandor kenapa harus Herania yang dipilih oleh api suci? Kenapa saat dirinya sudah menemukan seseorang yang begitu ia cintai takdir justru memaksanya untuk bersama dengan orang lain?.

"Aku tidak butuh ini!" Tangannya menggosok kasar tato api kecil itu berharap ia akan hilang.

"Aku mohon, Tuhan..." Herania terisak kehilangan harapan. Sekarang ia harus bagaimana? Ia tidak akan pernah bisa bersama dengan Stefan. Mereka tidak bisa menentang takdir api suci.

Apa yang harus Herania katakan pada Stefan? Sungguh membayangkan bahwa ia akan membuat Stefan kecewa saja sudah cukup untuk membuat tangis Herania semakin keras.

"Sayang!"

Sapaan riang dari belakang tidak lantas membuat Herania menoleh. Wanita itu justru semakin menunduk, tidak sanggup melihat Stefan.

"Kenapa kau duduk disana? Gaun mu nanti kotor." Stefan melangkah mendekat. Ia mengeryit saat menyadari bahu Herania bergetar hebat. Stefan bergegas menghampiri.

"Kau kenapa? Apa yang terjadi? Apa ada yang menyakitimu?!" Stefan merangkum wajah Herania dengan lembut. Kekhawatiran tercetak jelas dari cara Stefan menatap gadisnya dan itu semakin memperburuk hati Herania.

"Stefan..." lirih Herania.

"Hm? Kenapa, sayang? Bilang padaku apa yang membuat gadis cantik ku ini menangis," ucapnya sembari menghapus jejak air mata di pipi Herania. Mata birunya menatap Herania dengan lembut.

"Aku ingin mengakhiri hubungan kita." Sebutir air mata kembali jatuh. Herania mengusapnya segera sebelum Stefan tersadar dari rasa terkejutnya.

Stefan menggeleng samar. Alih-alih menjawab perkataan Herania, ia memilih untuk mengulurkan tangan membantu Herania berdiri. Lelaki ini masih tersenyum tulus bahkan saat Herania memilih untuk berdiri tanpa menyambut uluran tangannya.

"Aku harap ini terakhir kali kita bertemu." Herania sebisa mungkin menormalkan nada bicaranya agar tidak bergetar. Ia lantas berbalik badan, akan melangkah pergi jika saja Stefan tidak menahan sikunya.

"Kenapa?" Lelaki itu bertanya lirih. Jelas sekali ia juga sedang menahan diri.

Herania menggigit bibir bawahnya keras-keras. Ia tidak boleh menangis. Stefan tidak boleh melihatnya bersedih atau lelaki itu akan melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya sendiri. Herania hanya tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa lelaki yang ia cintai.

"Herania..." Stefan melantunkan namanya dengan penuh kelembutan. "Apakah aku sudah melakukan sesuatu yang menyakitimu?"

Herania bergeming ditempat. Ia menahan mati-matian isak tangisnya. Sekarang apakah Tuhan sudah merasa puas melihatnya menyakiti lelaki ini?

"Aku akan menikah dengan Raja Lukas."

Stefan terdiam. Dapat ia rasakan tusukan hebat di dada. Tubuhnya mendadak mengigil seperti diguyur air es. Telapak tangan yang semula menahan dengan lembut lengan Herania kini mulai bergetar. Dengan jantung berdetak hebat Stefan memberanikan diri menyingkap kerah gaun Hera.

CRAZY LADY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang