- Gerald's Affair - Arguing II

9.5K 351 18
                                    


Happy Reading 🤞

***

"Cukup! Berhenti dan jangan ganggu aku atau kau akan ku usir dari rumah ini!" ujar Allura dengan tegas.

"Aku tidak menganggumu, aku hanya berbicara padamu. Itupun kau tak menjawabku," ujar Gerald tak mau kalah.

"Kumohon, Ger. Aku sudah pernah berkata
padamu dulu," ujar Allura, dia beralih dari adonan kuenya dan sekarang menatap Gerald yang sedang bersender pada meja pantry.

"Bilang apa?"

"Sebelum kita berpisah, kau ingat?" tanya Allura sambil menghela napasnya dan menahan tangisannya. Rahang Gerald mengeras, padahal tadi dia sudah mulai sedikit tenang, "Tidak, Aku tidak ingat," padahal semua orang tau dia hanya berbohong. Allura tidak mengindahkan ucapan itu, "Aku pernah bilang padamu untuk melupakan semua tentang kita, semua yang pernah terjadi pada kita, perselingkuhanmu denganku dan juga pernikahan terlarang kita. Kita sudah berakhir sejak  lama. Kumohon, berhentilah. Kita sudah menemukan kehidupan masing-masing." Allura memohon sambil menjelaskan, berharap pria itu tak bersikeras untuk masuk kedalam hidupnya kembali. Mereka sudah berakhir.

"Aku tak bisa mengakhiri semua begitu saja," ujar Gerald.

"Kenapa tidak? Kita bercerai. Kita bertanda tangan. Kita sepakat," tutur Allura membuat Gerald mencengkram erat meja pantry yang disandarinya.

"Tidak karena kedua anak itu, mereka yang
menarikku untuk dapat memasuki hidupmu lagi," ujar Gerald.

Allura menunduk, "Aku hanya takut kau
benar-benar menyesal disaat kau mengetahui mereka bukan anakmu, kau tak boleh memaksakan keyakinanmu yang seolah-olah itu memang benar jika mereka anakmu," ujarnya.

Pikiran Gerald berkecamuk, "Mereka anakku," paksanya.

"Itulah kau, Gerald, Kau berusaha meyakinkan dirimu sendiri terlalu keras," ujar Allura.

"Dan asal kau tau, bukan hanya kedua anak itu yang menjadi alasan Aku ingin memasuki hidupmu kembali".

"Lalu apa?" Allura menatap mata pria yang sudah tiga tahun tak dia jumpai itu. Tak banyak yang berubah darinya, hanya rambutnya yang sekarang lebih pendek, tak sepanjang dulu.

Gerald tersenyum kecil mengetahui jika Allura penasaran ingin tau, "Aku menginginkanmu, aku tak peduli kalau Abby dan Jill memang bukan anakku, Aku tetap akan memperjuangkanmu." Hati Allura terenyuh, dia berusaha melupakan perkataan Gerald dan tidak memasukannnya kedalam hati, dia tau sifat Gerald, "Aku sudah memiliki suami."

Gerald tergelak, "oh, apakah ibu hamil pengidam martabak harus dipercayai?"
Allura memejamkan matanya menghadapi tingkah anak-anak dari Gerald, "berhenti, aku tidak hamil."

"Aku akan membuatmu hamil." Allura membuka matanya marah, dia menatap Gerald dengan tajam, "pergilah, aku ingin membuat kue. Lagipula, aku tidak peduli jika kau tidak percaya jika aku sudah punya suami" Gerald yang tadinya yang sudah mulai tenang dan santai kembali menegang, "Tak mungkin kau bekerja sangat keras jika suamimu berkerja di luar negeri," ujar Gerald.

"Apa masalahnya membantu suami?"

"Oh, apakah Suami miskinmu itu yang memintamu membantunya?" tanya Gerald.
Allura menoleh kearahnya dan menatapnya tajam, "Dengar, Gerald. Aku tau kau adalah orang kaya, kau memiliki segalanya, kau tak butuh Celine untuk berkerja membantumu. Tapi, kau jangan sekali-kali menyamakan kehidupanmu itu denganku. Lagipula aku
tak keberatan dengan ini, aku suka membuat kue" Rahang Gerald semakin mengeras, "Tak mungkin jika kau memiliki suami yang bekerja dan kau ikut membantunya, sedangkan kau memiliki dua anak kecil yang sangat merepotkan yang harus kau urus. Dan suami gila hartamu
itu menyuruhmu bekerja sedangkan anakmu tak terurus."

Gerald's Affair [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang