Bagian 13

3.5K 339 13
                                    

Hai semuaaaaaa.......
Nanti kalau ada typo tolong di tandain ya ^^

.
.
.






Dibalik pintu itu suara tangisannya sayup terdengar
Tak ada tanda tanda daun pintu itu akan tergerak

Duduk dipinggir kasurnya dengan tatapan keluar jendela

Pikirannya berkelana
Terlalu jauh
Pilihan masih ada ditangannya
Tindakannya mencerminkan pilihan apa yang ia ambil
Namun tak menutup kemungkinan pilihan itu berganti

Di sisi luar kamar itu seorang pria paruh baya hanya berdiri dan menyandarkan bahunya kearah pintu kamar

Ia hanya ingin terus menanti
Tak merasa ada hak lebih untuk sekedar mengetuk pintu dihadapannya

Niat awalnya datang kesini adalah untuk merayakan hari ulang tahun sang anak
Inilah kali pertamanya memberanikan diri untuk ikut serta dalam momen berharga anaknya
Namun tak ia sangka ternyata yang didapatkannya hanya cacian dari sang anak

Jujur dihati kecilnya merasa sangat kecewa namun baginya hal itu bekum setimpal dengan apa yang ia lakukan pada anaknya selama ini

Bersembunyi dan tetap diam, mengatasnamakan pengirim tanpa nama,bahkan hanya mengirim orang lain untuk menemui anaknya

"Happy birthday to you.........
Happy birthday to you.........
Selamat ulang tahun ya anak ayah, terima kasih banyak sudah mau bertahan selama ini, sekali lagi ayah minta maaf ya, tapi Valda cuma perlu tah kalau ayah, kak sam,dan vier sangat menyayangi Valda, ayah akan selalu menunggu maaf dari Valda "

Di balik pintu itu
Tangis Valda malah semakin terdengar lirih.
Rasa bahagia karna ini adalah ulang tahun pertama ia dengan sosok pria terpenting dalam hidupnya,namun rasa sedih karana penyesalan atas sikap kasarnya yang tidak sepatutnya ia tunjukkan.

Harusnya hari ini menjadi hari yang sangat berkesan dalam hidupnya
Terlebih dengan hadirnya keluarganya.
Tapi entah salah siapa hingga hari ini terasa sangat menyesakkan baginya

Secarik kertas diulurkan Aldric dari celah bawah pintu

"Valda... Kalau kenapa napa Valda telfon ayah aja ya... Kalau Valda mau berkunjung itu alamat ayah. Ayah pulang dulu ya nak, sekali lagi happy birthday untuk putra ayah..."

Setelahnya Aldric dan kedua putranya meninggalkan kediaman Valda.
.
.
.

Valda hanya berdiam diri dikamar nya
Tak ada niatan sedikit pun untuk beranjak keluar kamar

Berjam jam ia hanya mengurung diri
Bahkan gilanya saat ini sudah mencapai tengah malam tapi ia hanya terus terjaga dengan berbagai pertimbangan yang terus ia pikirkan

Kuku kuku jarinya sudah rusak karena efek Valda yang terlalu tenggelam dalam pikirannya

Angin malam terus berhembus masuk kedalam kamarnya

Rasa dingin mulai membelai halus kulitnya

Namun yang ia lakukan hanya diam dan terus berfikir

Sudah puluhan kali gavin membujuknya untuk keluar hingga ia lelah sendiri dan memutuskan untuk diam dan menunggu Valda keluar dengan sendirinya

.
.
.

Pagi harinya Gavin kembali mengetuk pintu kamar Valda berharap kali ini ada respon berarti dari Valda

"Val... Keluar dong... Gak laper apa di kamar terus?..."

Ceklek..

Tanpa di sangka sangka pintu yang sudah tertutup selama berjam jam itu tiba tiba terbuka

VALDA ADIWANGSA [END]Where stories live. Discover now