Bagian 22

2.4K 240 21
                                    

Haiiiiii(≧▽≦)


























Tes..
Tes...
Tes....

Bukan,itu bukan suara ketika sedang mencoba microfon. melainkan tetesan air yang terus berjatuhan dari ujung pakaian anak laki laki yang sedang di interogasi ini

Duduk di gazebo di samping kolam renang dengan kaki di rapatkan, jari tangan yang dimainkan membuat pola abstrak dan matanya yang meliar dengan dalih ingin menghindari tatapan mengjntrogasi dari Aldric

Sedangkan sang interogator berdiri di hadapan Valda dengan tangan di lipat di depan dada dan sama basah kuyup nya dengan sang anak

Di tatapnya Valda dengan terus menunggu agar Valda yang pertama akan berinisiatif untuk mengakui kenakalannya namun makin di tunggu sang anak malah makin diam seribu bahasa

Hingga helaan kecil keluar dari bibir Aldric

"Hahh... Baiklah boy. Bagaimana harimu hari ini? Apa sudah puas berenang menjadi putra duyungnya hmm?"

"Hehe, Valda minta maaf, tadi gak sengaja kok bener deh dad!"
Dengan cengiran yang memamerkan deretan gigi putih dan pose dua jarinya Valda malah menampilkan watados alias wajah tanpa dosanya

"Lain kali jangan di ulangi lagi, berenang itu boleh boleh saja malahan bagus untuk kesehatan, tapi bila terlalu berlebihan malah akan berdampak buruk nantinya"

"Iyaa.. Valda minta maaf"

Aldric di buat geleng geleng kepala dengan tingkah anaknya yang satu ini.
Baru beberapa hari yang lalu ia menunjukkan tingkah malu malunya tapi sekarang malah sampai berani menceburkan Aldric kedalam kolam renang

"Yasudah, sekarang kembali ke kamar dan  segera mandi dan keringkan rambutmu"

"Okey dokey yoo"
Dengan kecepatan kilat Valda berlari menuju kamarnya

Namun sekali lagi hal yang berlebihan itu tidak baik dan terjadilah sebuah kecelakaan lalurumah

Gedubrak!

Prang!

Kaki Valda yang masih basah malah menjadikannya bak sedang berseluncur di atas es dan malah membuat nya tidak dapat mengerem hingga  menabrak seorang maid yang sedang membersihkan sebuah guci

Bocah tengil itu terjatuh dengan posisi telentang sedangkan maid yang di tabraknya terduduk dengan tidak elitnya

Namun hal yang lebih buruknya adalah guci yang berada di atas meja tadi kini telah berserakan menjadi pecahan pecahan

Maid yang tadi bertugas membersihkan guci itu kini mulai ketar ketir di buatnya. bagaimana tidak, guci yang bernilai ratusan juta itu kini malah sudah tidak berbentuk lagi

Dari arah luar Aldric yang mendengar bunyi berisik itu segera berlari menghampiri anaknya

Betapa terkejudnya Aldric ketika melihat anaknya kini terlentang dengan banyak pecahan guci tepat di sebelahnya
Bergeser sedikit saja anaknya bisa bisa terluka

"Apa yang terjadi di sini?! "

Di ulurkannya tangannya untuk membantu sang anak berdiri.
Perlahan Valda mulai bangkit dari posisinya namun dengan salah satu tangan mengelus pinggangnya

"Duh! Kayaknya Valda encok deh yah"

"Haduh, dasar bocil ceroboh, untung kamu tidak terkena pecahan guci itu! Kalau luka bagaiman??"

"Ya tapi kayaknya Valda terverifikasi encok deh yah, ayah punya kenalan tukang urut gak?"

"Tukang urut?? Luis! Panggilkan tukang urut terbaik segera kesisni!"

Aldric berjongkok di depan Valda yang membuat anaknya itu memiringkan kepala bingung

"Ayah ngapain?"

"Ayo naik! Remaja jompo sepertimu apa kuat kembali kekamar dengan pinggang encok seperti itu?"

Hap

Dalam sekali loncatan kecil Valda sudah mendarat di punggung lebar Aldric

Perlahan namun pasti Aldric menggendong remaja jompo di punggungnya itu menuju kembali ke kamar

Biarpun Valda tidak ringan namun Aldric mampu mengangkat Valda dengan segala macam beban beratnya hingga sampai tujuan

Di dudukkan nya Valda di atas kasur dan Aldric pergi mengambil pakaian ganti dan sebuah handuk lalu memberikan nya pada anaknya

"Ganti baju dulu, ayah akan mengganti baju ke kamar Daddy sebentar. Tak lama lagi tukang urut akan segera kesini jangan lupa keringkan rambutmu nanti bisa masuk angin"
Lalu Aldric keluar dari kamar Valda untuk mengganti pakaian nya yang sudah basah kuyup karena ulah remaja tengil itu

Sedangkan Valda juga mengganti baju dengan kini menggunakan celana pendek khas rumahan dan kaus santai berwarna putih . Di sandarkannya tubuhnya dan mulai menggosok gosok rambutnya dengan handuk untuk mengeringkannya

Tak berselang lama Aldric telah kembali dengan pakaian santai  namun kini dengan membawa orang tambahan

Bukan, itu bukan tukang urut tapi Xavier yang sepertinya baru pulang dari kantornya

"Loh yah?? Tukang urutnya mana? Kak Vier ngapain kesini?"

"Lah?? Emangnya kak Vier tidak boleh melihat anak nakal ini hoh? Kakak dengar dengar ada yang baru saja menjadi putra duyung dan altit ice skating dadakan "

"Mwehehe "

"Jadi anak tengil ini pinggangnya keseleo hmm?"
Xavier mengulurkan tangannya untuk mencoba mengurut pinggang sang adik

"Adududuhhh!!!!! Eh jangan di pegangg!!! Sakit kak Vier! Kak Vier gak cocok jadi tukang urut! Sana heh jauh jauh"
Di tepisnya tangan Xavier oleh Valda dari pinggangnya dengan wajah meringis

"Permisi tuan, tukang urut yang anda minta sudah datang"

"Hmm suruh masuk luis"

Dan jadilah kamar itu di penuhi suara teriakan Valda yang melengking bagaikan lumba-lumba memenuhi seluruh penjuru kamar hanya karena menahan sakit saat di urut

.
.
.
.
.
.

Setelah di urut akhirnya lumba-lumba jadi jadian itu pun terlelap

Aldric dan Xavier keluar dari kamar Valda menuju ruang keluarga

"Apa yang sudah di lakukan bocah tengil itu yah"

"Hahh... Adik mu itu ternyata sangat aktif bahkan sudah menjadikan guci Samuel sebagai tumbalnya"

"Hahaha pasti kak sam akan terkejud nantinya ketika melihat guci kebanggaan nya kini telah tamat, oh ya yah bagaimana dengan homeschooling Valda?"

"Setelah beberapa kali pertemuan, para guru les Valda melapor kalau Valda sangat cepat menangkap materi bahkan dalam beberapa bulan ini mungkin ia akan bisa mengejar ke bangku sekolah seperti anak anak seusianya atau paling tidak jenjang SMA"

"Jadi ayah mengizinkannya untuk bersekolah di luar?"

"Tentu anak anak seusianya sangat membutuhkan interaksi dengan dunia luar apalagi sepertinya Valda tipikal anak yang mudah beradaptasi dan bergaul dengan orang lain. Pasti akan sangat menyenangkan baginya nanti, ayah juga akan membicarakan ini nanti dengan kakak mu"

"Tentu yah, tapi Vier rasa kak Sam pasti akan selalu setuju dengan keputusan yang ayah ambil"

"Ya ayah harap begitu"





















T
B
C










Haiiiii makasih udah mampirrrrr ❤️❤️❤️

Sayang kalian banyak banyakkkkkkkkkkkkkk♡(> ਊ <)♡










Dadaaaaaahhhhhh~♡








VALDA ADIWANGSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang