30

326 27 2
                                    

~Pedih ku saat merasa indah
Semua hilang dan usai~




___________********____________

“Bu, saya pamit ya bu”

“Bu Viona..”Rani sedikit mengeraskan suaranya hingga Viona yang tadinya terdiam menatap kepergian suaminya pun membalikkan badannya.

Dengan cepat Viona menghapus air matanya begitu menyadari, ada Rani yang tengah berdiri tak jauh darinya, “Eh iya Ran, gimana?”

“Mau pamit Bu”ulang Rani lagi dengan suara yang lebih pelan, menyadari bahwa majikannya baru saja bertengkar.

“Harus hari ini banget ya Ran? Saya tuh susah buat percaya sama orang baru”ucap Viona diiringi helaan nafas yang Panjang.

“Ya atuh kumaha bu? Saya mah masih mau kerja sama Bu Viona dan Pak Olan. Tapi saya kan harus ngikut suami setelah menikah”

“Iya sih, Namanya sudah menikah kan mau bagaimanapun harus nurut sama suami. Tadi sudah pamit sama suami saya kan?”

“Sudah kemarin malam bu saya pamitnya”

“Sebentar ya, ada sesuatu buat kamu”Viona berjalan ke dalam rumah meninggalkan Rani yang masih berdiri di teras dengan menenteng sebuah tas besar.

“Mbak Laannniiiii….”teriakan dan isakan tangis Claryn terdengar begitu jelas diiringi dengan kehadiran Claryn yang kemudian memeluk erat kaki Rani.

“Neng Claryn…”

“Janan pelgi, nanti Cla sama siapa?”

Rani berjongkok, menyamakan tingginya dengan Claryn. “Kan ada Mama, Papa sama Kakak”.

Claryn menggeleng, hidungnya semakin memerah dan air matanya pun semakin deras mengalir. Kehilangan Rani seolah sama sakitnya dengan kehilangan seorang Ibu bagi Claryn. Sejak Claryn bayi, Rani yang merawatnya, menjaga Claryn seolah Claryn anak kandungnya sendiri.

“Maaf ya neng, Mbak maunya juga tetep disini sama eneng”ucapan Rani terhenti karena ia sendiripun kini menangis. “Mbak Rani sayang sama eneng. Jangan nakal ya”.

Claryn menubruk tubuh Rani, memeluk lehernya dengan erat. "Cla sayang mbak lani".

Rani tersenyum sungkan pada Viona yang sudah kembali dari kamarnya. "Mbak harus cepet - cepet, takut ketinggalan kereta"Rani melepaskan tangan Claryn perlahan.

"Videocall Cla tiap hali ya janji"ucap Claryn disela isakan tangisnya dengan bibir mengerucut.

"Iya janji. Non Claryn harus nurut ya sama Papa Mama. Jadi anak baik,rajin belajar dan rajin sholat ya, biar mbak rani nanti ikut bangga lihat non Claryn jadi orang sukses"

Claryn mengangguk kemudian berbalik memeluk kaki Viona.

"Ini buat pegangan kamu selama di jalan"Viona memberikan amplop coklat yang cukup tebal pada Rani namun Rani menggelengkan kepalanya.

"Semalam Pak Olan sudah kasih saya pesangon kok Bu"

Viona tersenyum kemudian menarik tangan Rani, menaruh amplop itu di telapak tangan Rani. "Jasa kamu itu nggak pernah bisa saya ganti pakai uang dengan nominal sebanyak apapun. Saya sangat berterimakasih karena kamu sudah menjaga anak saya dengan sebaik mungkin. Dan ini bukan pesangon, cuma buat pegangan kamu aja. Anggap buat beli es teh kalau haus di jalan".

"Atuhlah Bu, es teh berapa galon duit segitu mah. Buat beli es teh ya ibu kasih goceng juga cukup"

"Istilahnya begiti Rani. Sudahlah intinya saya ikhlas. Dan harus kamu terima. Kalau nggak mau, kamu nggak boleh berhenti bekerja di sini"

Not You Anymore (END) ✔️Where stories live. Discover now