Ch 23 [IND]

1.9K 30 0
                                    

"Bold."/"Bold italic." : animatronik yang berbicara/di dalam pikiran

"Normal."/"Normal italic." : manusia yang berbicara/di dalam pikiran

=o^o=

Jarum jam terus berputar, hening menguasai ruangan. Michael meremas jari-jemari di atas meja, dahinya mengerut dalam dan kedua alisnya saling bertautan. Dia merasa gelisah.

Suara yang ditimbulkan dari jam dinding seolah-olah terus mengingatkannya bahwa dia kehabisan waktu.

Dia harus memutuskan secepat mungkin.

Michael menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, kulit bibirnya terasa robek tapi Michael tidak peduli. Saat ini dirinya dilanda kalut dan cemas. Apa yang terjadi di taman itu bersama Mark membuatnya khawatir, dia yakin Mark akan melakukan apa saja untuk mendapatkan jawaban yang jelas. Dia harus segera pergi dari sini untuk sementara, kemungkinan selama satu tahun.

Namun, dia kerap menunda rencana itu lantaran tidak tahu harus pergi ke mana.

Walaupun begitu, Michael telah menyiapkan barang-barangnya untuk pindah dalam tas ransel—tidak terlalu banyak, hanya beberapa set pakaian dan sisa ruang tas ransel untuk kerangka endoskeleton yang tak lagi dia sempat lanjutkan. Lagipula dia tidak akan menyetok makanan.

"Demi Tuhan," Michael berkata lirih, mengusap wajahnya dengan putus asa. Ini semua membuatnya pening.

"Waktumu tidak banyak, Afton."

"Kau kira aku tidak tahu?" Michael menghardik. "Diamlah jika kau hanya ingin menambah sakit kepalaku," dia berkata kemudian dengan lelah.

Ennard benar-benar diam.

Michael memangku dagunya menggunakan telapak tangan dengan menopang siku ke atas meja, memandang ke luar jendela yang terletak tak jauh dari tempat dia berada. Pikirannya melayang entah ke mana, dan perlahan Michael tenggelam dalam lamunan.

Sepintas hal-hal yang telah terjadi beberapa waktu lalu terlintas dalam kepalanya, ketika dia melarikan diri dari para ilmuwan hingga kejadian sore lalu. Bukan kenangan yang sangat indah, tapi mungkin cukup mendebarkan untuk diingat dan Michael merasa hidupnya tak lagi monoton hingga waktu yang lama. Yah dia masih menginginkan hidup yang tenang.

Tak lama kemudian, seiring dia menelaah dalam-dalam kejadian-kejadian tersebut, Michael menyadari sesuatu; Ennard selalu memperingatinya.

Meski lebih terkesan Ennard terus bersikap menyebalkan dan mengatakan hal-hal yang ketus. Tetapi Ennard telah mewanti-wantinya mengenai Alice, serta kecerewetannya untuk segera pergi dari apartemen Mark karena Ennard tahu lambat laun Mark akan segera meminta (atau bahkan memaksa) apa yang telah sebenarnya terjadi pada dirinya. Michael juga yakin Ennard juga mengambil alih tubuhnya saat itu untuk membuatnya bebas dari rangkulan Mark.

Mungkin Ennard tidak terlalu buruk, selain bersikap arogan tiap saat ternyata Ennard dapat membantunya dengan hal kecil seperti itu mengingat di beberapa waktu dia memang naif.

"Ennard," dia memanggil pelan, agaknya takut bahwa Ennard memilih menonaktifkan diri. "Ennard?" Michael mencoba memanggil lagi lantaran tak ada jawaban sama sekali dari Ennard. "Enn!"

"Jangan memenggal namaku."

Michael sweatdrop, cepat sekali animatronik ini menanggap jika telah bersangkutan dengan nama panggilan. "Enn."

"Aku bilang jangan memenggal namaku, kau tuli? Lagipula bukankah kau yang menyuruhku untuk diam? Jangan bersikap labil."

Kembali lagi dengan keketusan Ennard.

The BondWhere stories live. Discover now