26. Chapter Dua Puluh Enam

43.6K 7.2K 210
                                    

Seminggu setelah acara khitbah di laksanakan. Kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan akad. Di masjid yang lumayan besar di desa Zein acara akan di gelar.

Masjid sudah ramai dengan anggota keluarga dan beberapa tamu undangan. Aroon dengan balutan jas nampak gagah duduk di hadapan Ayah Zein yang akan langsung menikahkan putrinya.

Sementara sang pengantin wanita kini berada di sebuah ruangan khusus, yang memang sudah disediakan untuk acara seperti ini.

Di dampingi oleh Zahra. Zein, menyaksikan layar di depannya. Layar yang terhubung dengan tempat diadakan akad. Zein nampak anggun dengan gaun putih dan cadar. Gaun khusus yang dirancang oleh Dena untuk menantunya. Selama beberapa hari terakhir, kedua keluarga tidak pernah berhenti untuk berkomunikasi menyiapkan pernikahan putra-putrinya. Zein sendiri kini juga sudah sangat akrab dengan kedua orang tua Aroon. Bonus, dengan kurcaci kecil Aroon tentunya.

Zainudin mengulurkan tangan, tersenyum tipis pada pria dihadapanya. Mencoba menghilangkan gugup, Aroon langsung menjabat tangan Ayah Zein.

"Saya nikahkan engkau ananda, Aroon Rodrigo bin Ardian Rodrigo. Dengan putri kandung saya, Zeina Lalubis binti Zainudin Lalubis dengan maskawin, tiga ratus gram emas logam mulia, uang tunai tiga ratus juta rupiah dan seperangkat alat shalat di bayar tunai."

"Saya terima nikahnya Zeina Lalubis binti Zainudin Lalubis dengan maskawin tersebut, tunai."

Dengan sekali tarikan napas Aroon berhasil mengucap kalimat tadi dengan sempurna.

"Bagaimana saksi?" tanya penghulu.

"Sah," ucap saksi kompak.

Di ruangan sana, Zein menitikkan air mata. Memeluk Zahra yang berada di sampingnya.

Ibu, Zein sudah sah menjadi seorang istri, batin wanita itu.

Acara dilanjutkan dengan doa. Dengan tangan menengadah semua yang berada di sana menunduk, mengaminkan. Zahra menuntun Zein, menuju ke tempat akad.

Kedua wanita itu langsung menjadi pusat perhatian. Menuntun Zein ke samping Aroon, mendudukkan adik iparnya di sana. Aroon tersenyum lembut, tak menyangka dirinya sudah sah menjadi suami Zein.

Zein mengambil tangan Aroon, mencium punggung tangan pria yang kini sudah sah menjadi suaminya. Aroon mencium kening Zein sebentar. Kemudian tangan kanannya menempel pada ubun-ubun Zein untuk membaca beberapa doa.

Setelah perjuangaan yang luar biasa, kedua insan itu akhirnya sah menjadi pasangan suami istri. Kedua insan yang harus terpisahkan selama beberapa tahun lamanya sebelum akhirnya bisa disatukan dalam ikatan tali suci pernikahan.


***




PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN



Tbc

Dalam Setiap Lafal (TERBIT)Where stories live. Discover now