30. Farewell

13.9K 2.4K 1.6K
                                    

CERITA ZEYVHIRO: THE CONQUEROR adalah cerita pertama yang ditulis oleh FIAVAPURE. Masih banyak kesalahan dalam kepenulisan, tanda baca, dll.

NASKAH DI SINI BELUM SEMPURNA, belum tertata rapi, dan tidak di revisi. Isinya hanya 60% dari versi Novel.

⛓•••⛓

Kata orang, hubungan yang baik itu ialah hubungan yang bisa saling melengkapi. Tetapi, bagaimana jadinya jika mereka yang saling mencintai namun tidak bisa saling melengkapi satu sama lain?

Apakah takdir mampu mempersatukan mereka?

~

Lima jam telah beralu-sejak Javer, Allena, beserta anak-anak tiba di kediaman Ali dan Daania. Bahkan, operasi kecil anak-anak untuk mengambil alat pelacak yang semula terpasang di lengan kiri mereka pun kini hampir usai. Namun, masih ada satu kecemasan yang belum terjawab. Zeyvhiro belum juga kembali.

Ada sedikit keributan sebelum operasi ini dilakukan, Allena meminta supaya operasi ini dilakukan di rumah sakit. Namun javer menolak dengan tegas, hingga Daania harus berlapang dada melakukan itu semua di kediamannya.

Daania yang semula sibuk menggulung perban pada lengan salah satu anak, kini intensinya teralihkan pada Allena yang tampak kurang fokus dengan apa yang tengah ia kerjakan. Jarum suntik itu hampir saja menusuk pada bagian yang bukan seharusnya. "Allena, jangan bilang dosis yang kau ambil tak sesuai resep dariku?"

Allena tersadar dari lamunannya tatkala mendengar suara Daania. Ia menurunkan pandangannya menatap cairan petidin tersebut. Allena menggeleng, mengartikan bahwa dosis yang ia ambil telah benar-sesuai pada resep. Bagaimana jadinya jika dosis yang ia ambil salah? Tentu hal tersebut akan berakibat fatal, terlebih pasien semuanya masih di bawah umur. Obat analgesik opioid ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang hingga parah. Petidin juga termasuk obat narkotika golongan II yang sudah jelas memiliki daya aktif yang kuat.

Aasifatun," balas Allena singkat. (Maaf)

Lantas, mereka melanjutkan kembali tugas mereka masing-masing. Kenapa harus menggunakan obat narkotik itu? Tidak ada yang lebih baik lagi dari pada obat-obat analgesik lainya, hanya ini yang tersedia di kediaman Daania, pun alat-alat yang digunakan tak selengkap di rumah sakit. Bukan sembarang juga Allena berani ikut membantu Daania melakukan operasi kecil itu. Ada sedikit rasa percaya diri pada dirinya, lantaran gadis itu sempat berteman baik dengan Dokter Militer sewaktu dirinya masih mempunyai pangkat Letnan Satu, wanita itu sering bercerita tentang medis pada Allena, juga sedikit ilmu praktik pernah wanita itu ajarkan padanya.


~

Waktu begitu cepat berlalu, anak-anak sudah terlelap mungkin juga karena efek samping obat tersebut. Allena duduk bersebelahan dengan Daania, gadis itu masih dengan sikapnya yang kentara cemas. Daania menyadari hal itu, namun ia enggan untuk bertanya. Beberapa kali juga Daania menawarkan air minum dan roti, namun Allena selalu menolaknya.

"Setidaknya perutmu harus terisi, makanlah walau pun hanya satu suap." Pinta Daania yang ke sekian kali.

Ada sedikit rasa tersentuh, Allena juga tak lupa akan kehadirannya di sana yakni sebagai seorang tamu, tak baik jika terus menolak tawaran tuan rumah-apalagi tawaran Daania bisa dikata sangat baik dan sopan. Allena menerima tawarannya kali ini. Benar-benar definisi patuh, gadis itu hanya makan satu suap roti saja ditutup dengan satu teguk air mineral. "Terima kasih," ucapnya dengan senyum samar.

Wanita itu membalas dengan senyuman. "Aku lihat kau seperti seorang Tentara, kau terlihat cukup tegas juga tubuhmu yang tinggi membuatku semakin meyakinkan hal itu."

ZEYVHIRO: The ConquerorWhere stories live. Discover now