Huang Renjun. Lelaki berusia 21 tahun itu selalu dikenal dengan image anak baik-baik dan polos, baik di mata keluarganya maupun di mata orang-orang sekitar di lingkungannya.
Tapi bagaimana jika dibalik semua itu, Renjun memiliki sebuah fakta rahasi...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Angin Indo😩😦🥵
Tok.. Tok..
"Sayang, kamu ngapain? Kok lama banget," tanya Jeno khawatir seraya mengetuk pintu kamar mandi. Pasalnya sudah lima belas menit Renjun berada di kamar mandi, tapi tidak kunjung keluar juga. Entah apa yang dilakukan si manis itu di dalam.
"I-iya, Dad. Sebentar." Si manis itu menjawab dengan gugup. Setelahnya ada suara air yang disiram ke closet, lalu tak lama pintu kamar mandi pun dibuka dari dalam.
"Are you okay, Baby? Muka kamu pucat banget." Jeno mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Renjun dengan lembut. Bisa ia rasakan suhu tubuh lelaki di depannya juga agak hangat. "Badan kamu juga agak hangat. Kamu sakit?"
"Aku nggak apa-apa, Daddy," jawab Renjun dengan senyum manisnya. "Mungkin cuma sedikit kecapekan aja."
"Kita ke dokter aja ya?" usul Jeno tapi dengan cepat ditolak oleh Renjun.
"Nggak usah, besok juga aku sembuh kok. Aku cuma butuh istirahat aja," jawabnya. Jeno pun pasrah saja. Kalau Renjun tak mau, ia tidak bisa memaksa.
"Ya udah, kita ke kamar yuk!" ajak Jeno. Dengan perlahan ia mengangkat tubuh Renjun dan menggendongnya ala bridal. Sesampainya di kamar, ia membaringkan tubuh kecil di gendongannya dengan hati-hati.