30

11.1K 939 20
                                    

"Mommy, kita mau ke mana?" tanya Logan penasaran.

"Kita mau ke rumah teman Mommy, sayang," jawab Renjun yang duduk di antara kedua anaknya. "Nanti di sana ada anak kecil sama kaya kalian, nanti kalian main bareng sama dia ya," ucapnya.

"Dia nakal nggak, Mom?" tanya Jisung kali ini.

"Nggak kok, dia baik. Makanya kalian juga harus baik ya sama dia!"

Jadi sekarang ini, keluarga kecil itu sedang berada di perjalanan menuju rumah Haechan dan Mark. Dan anak kecil yang dimaksud Renjun barusan adalah seorang anak laki-laki buah hati Haechan dan Mark. Usianya masih 4 tahun, terpaut 1 tahun lebih muda dari Jisung dan Logan.

Yap, Haechan dan Mark sudah melangsungkan pernikahan sekitar lima tahun yang lalu. Beberapa bulan setelah Renjun pergi, Mark confess. Menyatakan cintanya pada Haechan. Dan ya, akhirnya mereka pun menikah dan dikarunai seorang anak yang bernama Chenle Lee.

"Jeno, nanti kita mampir ke swalayan dulu ya. Aku mau beli buah buat Haechan," ucap Renjun pada Jeno yang sedang menyetir.

"Alright, Foxie," balas Jeno dengan santai. Tapi kata-katanya barusan membuat Renjun melotot, karena...

"Foxie? Apa itu Foxie, Mommy?" tanya Jisung dengan polos.

"Ah, itu.." Renjun menggaruk tengkuknya canggung, sedangkan Jeno hanya tersenyum dengan wajah tanpa dosa. "Jisung, Logan, nanti kalian ikut masuk ke swalayan ya. Ikut Mommy pilih-pilih buah, okay?"

Mengalihkan pembicaraan.

"Tapi beli ice cleam?"

Renjun terkekeh seraya mengusak surai halus Logan, "Iya, nanti kita beli ice cream yang banyak."

"Yeayy! Okay, Mommy!"

.

.

.

Setalah perjalanan kurang lebih empat puluh lima menit, mereka pun sampai di depan kediaman Haechan dan Mark. Mereka mengetuk pintu utama dan tak lama pintu terbuka dan suara nyaring Haechan langsung memenuhi indera pendengaran.

"RENJUNNN!"

Renjun hampir saja terjungkal ke belakang begitu Haechan menerjangnya dengan pelukan erat. Untung saja ada, Jaemin yang menahannya.

"Chan ih, gue hampir jatuh tau!" Renjun merengut seraya memukul bahu Haechan pelan.

"Ya maaf. Gue kan kangen sama lo, Njun," balas Haechan dengan wajah tak bersalah. "Lo makin chubby aja perasaan."

"AAAA, STOP!" Renjun memekik begitu Haechan menciumi wajahnya dengan gemas.

Padahal di situ ada kedua suami Renjun, Haechan ini emang nggak ada takut-takutnya.

"Astaga Haechan, itu nanti Renjun wajahnya basah sama air liur kamu. Lepasin cepet!"

Renjun sepertinya harus berterimakasih pada Mark. Karena berkat suaranya barusan Haechan jadi melepaskan ciumannya yang bertubi-tubi itu.

Haechan tersenyum lucu. Lalu tatapannya beralih pada Jisung dan Logan yang menggandeng tangan kedua ayahnya. Seperti biasa, Jisung menggenggam tangan Jaemin dan Logan menggenggam tangan Jeno.

"Halo, Jisung, Logan!" sapa Haechan dengan ceria. "Kalian udah makin besar ya, makin mirip deh sama ayah kalian. Dulu terakhir kali Onty liat kalian, kalian masih ada di baby walker."

"Chan, Chenle mana? Gue pengen liat dia," ucap Renjun penasaran. Yap, ini memang pertama kalinya Renjun akan bertemu Chenle.

"Chenle ada di dalam. Ayo masuk!" Haechan membuka pintu rumahnya lebih lebar lagi, mempersilahkan keluarga kecil itu untuk masuk ke dalam rumahnya.

"CHENLE SAYANG, KE SINI SEBENTAR, SAYANG. ADA TEMEN BARU NIH!" Haechan berteriak memanggil Chenle dari ruang tamu. Tak lama satu bocah laki-laki bersama sebuah boneka lumba-lumba di pelukan menghampirinya.

"Ada apa cih, Ma?" tanya Chenle dengan nada sebal. "Lele lagi main cama dholpin tau."

"Tuh, ada temen baru. Kenalan sana!" titah Haechan seraya menunjuk Jisung dan Logan.

Chenle tampak berpikir sebentar, lalu setelahnya bocah itu maju beberapa langkah ke hadapan Jisung dan Logan.

"Halo! Nama aku Chenle, aku anaknya Papa Malk cama Mama Echan." Chenle memperkenalkan diri dengan begitu detail seraya tersenyum manis. "Nama kalian ciapa?"

Logan balas tersenyum dan menjabat tangan Chenle yang terulur, "Nama aku Logan," ucapnya.

Sedangkan Jisung entah kenapa hanya diam saja dan sibuk memandangi wajah Chenle.

"Jisung, itu Chenle nanya loh. Masa kamu nggak jawab sih?" tegur Renjun.

"Ah, iya. Eum.. halo, nama aku Jisung," ucap Jisung dengan sedikit gugup pada akhirnya.

"Nah, kalau gitu sekarang kamu ajak mereka main di kamar ya, Nak," ucap Haechan seraya mengusap surai Chenle dengan lembut.

"Ay, Ay, Mommy!" Chenle dengan semangat mengangkat tangannya membentuk simbol hormat. "Ayo, Logan, Icung, kita main baleng!"

Jisung dan Logan mendongak menatap Renjun, seolah meminta izin kepada sanga Mommy. Setelah Renjun menganggukan kepalanya, barulah si kembar itu berjalan menjauh mengikuti Chenle.

.

.

.

"Gimana, Njun?"

Renjun mengernyit mendengar pertanyaan yang Haechan lontarkan. Belum lagi wajah lelaki manis itu seperti meledek.

"Gimana apanya?" tanyanya tak paham.

"Malam pertama lo setelah lima tahun? Enak?" tanya Haechan lagi seraya menaik turunkan alisnya.

"Jangan bahas begituan ih, nanti ada yang dengar," balas Renjun memperingatkan. Tapi tetap saja, pertanyaan Haechan barusan membuat pipinya memerah. Kembali teringat malam panas bersama kedua suaminya yang terjadi kurang lebih dua bulan yang lalu.

Haechan memutar bola matanya malas, "Lo pikir gue ngajak lo ke kamar buat apa? Ya buat nanya masalah beginian lah, gue tuh kepo tau!"

Yap, memang kedua lelaki manis itu berada di kamar Haechan. Haechan sih bilang ke suaminya kalau mereka mau bahas per-skincare-an, tapi pas sampai kamar malah hal per-ewe-an yang dibahas.

"Jadi gimana?"

"Y-ya begitu, sakit tapi enak," jawab Renjun dengan malu-malu. "Udah ah, jangan bahas begituan. Gue malu tau!"

Haechan terkekeh dan akhirnya mengangguk, "Iya iya, gue nggak bahas begituan lagi deh," ucapnya.

"Tapi, lo ada niat buat ngasih adik buat Jisung sama Logan?"

Renjun tampak berpikir sejenak, "Gue sih ada niatan, si kembar juga bilang kalau mereka mau punya adik. Jadi tinggal tunggu dikasihnya aja, semoga secepatnya sih," jawabnya. Haechan mengaminkan dalam hati.

"Enak ya, Jisung sama Logan ngedukung lo buat punya anak ketiga. Beda banget sama Chenle. Setiap gue ngomong tentang punya adik, dia langsung rewel. Katanya nanti Papa sama Mama nggak sayang sama aku lagi kalau ada adik bayi," ucap Haechan kesal. Padahal ia sama suaminya punya keinginan besar buat punya anak lagi.

Renjun terkekeh pelan, "Namanya juga anak kecil, Chan. Dia mau perhatian Mama sama Papanya fokus ke dia doang. Mungkin nanti kalau udah agak besar, Chenle bakal mau buat punya adik," balasnya.

Haechan mengangguk-angguk paham, "Hm, bener juga ya.."

"Btw, Njun, lo--

"Chan, sumpah daritadi lo nanya mulu, anjir!" seru Renjun yang mulai jengah. "Lo bilangnya ngajak gue ke sini mau bahas skincare ya. Jadi mana skincare yang mau lo bahas?"

"Nggak ada sih sebenernya," jawab Haechan seraya menyengir lucu. "Gue cuma alesan aja tadi. Gue kangen tau ngobrol berdua sama lo kaya gini!"

"NGGAK JELAS DASAR!"

Tbc..

Pengen cepet² namatin cerita ini deh, soalnya gua lg kangen nulis anak SMA yang fluffy² gitu
/spoiler/

HELLO, SUGAR! (NORENMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang