33

10.7K 923 82
                                    

Renjun tidur-tiduran santai di depan televisi sembari menonton karakter kartun kesukaannya. Ia sendirian pagi ini. Kedua suaminya pergi untuk sepedaan, dan kedua anaknya pun turut ikut. Awalnya Renjun tidak mengizinkan, karena Jeno dan Jaemin kalau bersepeda itu seperti tidak ada capeknya. Bahkan Taeyong pernah bercerita, saat masih bersekolah dulu Jeno dan Jaemin pernah bersepeda sampai 40 km. GILA KAN?!

Renjun takut kedua buah hatinya kelelahan. Tapi mereka memaksa, ya sudah Renjun pun mau tak mau memberi izin.

Lama kelamaan, Renjun mulai bosan. Sudah dua jam lebih suami dan anaknya pergi, tapi tak kunjung kembali.

Tangan Renjun mengusap perutnya yang makin membuncit seiring kehamilannya yang kini sudah menginjak sembilan bulan. Iya, sembilan bulan. Kata dokter, mungkin beberapa hari lagi si adik bayi akan lahir.

"Baby, Mommy bosan banget," keluh Renjun pada si jabang bayi. Ia ingin pergi keluar, tapi pasti menyusahkan mengingat kini perutnya sudah sangat membesar. Ia juga takut tiba-tiba perutnya kontraksi saat ia ada di luar rumah.

"Apa suruh Haechan ke sini aja?" Renjun bergumam. Sepertinya itu ide yang bagus.

Renjun pun mengambil handphonenya, dan segera menghubungi Haechan dengan panggilan video. Panggilannya diangkat, tapi layarnya hanya menunjukan warna hitam, dan suara yang berbicara di seberang sana pun bukan suara Haechan.

"MAMA! MAMA! ONTY NJUN TELEPON!"

Renjun terkekeh pelan. Itu suara Chenle.

"Halo, Chenle.." sapa Renjun dengan ceria.

"Halo, Onty Njun!" Chenle balas menyapa.

"Kamu lagi apa? Kok layarnya hitam semua sih?" tanya Renjun penasaran.

"Hehehe..." Chenle cengengesan. "Aku lagi nggak pake baju, Onty. Balu habis mandi," jawabnya.

Renjun membulatkan mulutnya dan mengangguk-angguk paham. "Terus Mama kamu mana? Onty mau ngomong sama Mama kamu."

"Sebental ya, Onty..."

"MAMA! MAMA IH CEPETAN!"

"ASTAGA, KENAPA TERIAK-TERIAK TERUS SIH, CHENLE?!" Suara Haechan terdengar sangat lelah. Ibu dan anak itu sebenarnya sama saja, suka teriak-teriak.

"Ini Onty Njun telepon," ucap Chenle seraya menunjuk handphone milik Haechan yang ia letakan di ranjang.

"Ohhh, bilang dong daritadi." Haechan dengan santai mengambil handphone-nya. "Oi, Njun. Kenapa nih?"

"Hehe, lo lagi sibuk nggak?" tanya Renjun.

Haechan mendelik, "Kalau lo senyum-senyum gini ke gue, pasti lagi ada maunya."

Renjun tersenyum memamerkan deret giginya yang rapi, "Main ke rumah dong, Chan. Gue lagi sendirian nih."

"Sendirian?" ulang Haechan dan dibalas anggukan oleh Renjun. "Suami sama anak lo ke mana emangnya? Udah tau lo lagi hamil tua begitu, malah ditinggal-tinggal."

Haechan terus mengoceh membuat Renjun mendengus malas.

"Jadi lo mau ke sini atau nggak nih?" tanya Renjun memastikan.

"Iya mau. Habis pakein Chenle baju gue langsung ke rumah lo," jawab Haechan membuat Renjun tersenyum senang

"Okay. Makasih, Haechan. Love you!"

"Love you too. Mwahh!"

"MAMA JANGAN LOP YU LOP YU! AKU BILANG PAPA NIH!"

.

.

.

Renjun, Haechan, dan Chenle menghabiskan waktu dengan melakukan banyak kegiatan. Mulai dari menonton film ditemani dengan makanan yang mereka delivery, hingga bercerita tentang hal-hal random.

HELLO, SUGAR! (NORENMIN)Where stories live. Discover now