Begin again

812 31 0
                                    

"Alhamdulillah nak kamu sudah sadar, Lihat tuh mata Illyana ampe bengkak nangisin kamu terus. Baru sadar dia kalau kamu memang berarti di hidupnya. Dulu aja pakai acara gengsi ngambek ama kamu." Ujar Bunda Arumi membuat Illyana malu dibuatnya. Sedangkan Naushad hanya tertawa kecil mendengar hal itu.

"Udah ih bun kasihan anaknya malu tuh." Ujar pak Hasan mencoba membantu Illyana.

"Nah, sekarang Naushad juga sudah sadar tinggal pemulihan saja. Ayah harap setelah kejadian ini hubungan kalian semakin membaik ya. Belajar dari pengalaman ini. Illya, kamu jangan lagi mudah percaya sama orang lain. untung saja masalah produk itu sudah selesai. Bagaimanapun itu kamu harus lebih percaya orang terdekatmu dari pada orang yang baru saja kamu kenal. Kamu mengerti kan Illya?" Tanya pak Hasan yang dijawab anggukan mengerti oleh putrinya itu.

"Iya Yah, Illya juga minta maaf sudah menyebabkan kekacauan ini. Lain kali Illya akan lebih berhati-hati lagi." Ujar Illya dengan tulus.

"Baiklah nak, Anggap saja kejadian ini sebagai pembelajaran bagi kita semua. Rei juga sudah diamankan oleh pihak kepolisian. Dia akan menjalani proses hukum ke depannya. Masalah ini sudah selesai. Kini kalian berdua bisa menyelesaikan masalah rumah tangga kalian." Ucap Pak Hasan membuat keduanya mengerut bingung. Masalah apa yang dimaksud oleh Ayahnya itu? Keduanya hanya mampu saling tatap.

"Bunda tak sengaja menemukan surat perjanjian pernikahan kalian ketika sedang membereskan apartemen Naushad. Bunda mengerti bahwa hubungan kalian belum baik waktu itu, tapi sekarang Bunda harap kalian bisa memperbaikinya. Kalian sudah dewasa dan kami yakin kalian bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik." Ujar bunda Arumi dengan jujur.

Mereka terkejut dan merasa tak enak ketika perbuatan mereka diketahui oleh bundanya. Apalagi Illyana yang memiliki andil besar dengan terciptanya surat perjanjian itu.

"Baiklah, kami akan pulang dulu. Illya, jaga suamimu baik-baik ya. Pastikan kamu merawatnya dengan penuh kasih sayang agar dia bisa cepat sembuh." Goda sang bunda membuat wajah Illyana memerah karena malu.

"Udah sana ih bun kalo mau pulang, jangan godain aku mulu." Ujar Illyana kesal pada sang bunda yang terus saja mengejeknya.

"Iya deh iya yang mau beduaan ama suaminya." Bunda tak henti-hentinya menggoda Illyana hingga putrinya hanya bisa menahan senyum malu-malu.

Setelah itu Bunda Arumi dan Pak Hasan benar-benar pergi dari rumah sakit setelah memastikan Naushad baik-baik saja. Mungkin butuh dua atau tiga hari lagi dia dirawat disana agar sembuh total. Dokter juga akan terus memantau agar tidak terjadi Infeksi pada luka Naushad.

"Emm..kamu butuh sesuatu? Mau minum? atau makan buah?" Tanya Illyana mencoba memecahkan keheningan diantara mereka. Naushad tersenyum menatap kearah istrinya, sedangkan Illyana salah tingkah sendiri ditatap seperti itu oleh sang suami.

Perlahan tapi pasti, Naushad meraih tangan Illyana dan menarik kearah dirinya. Tubuh Illya yang memang ringan pun dengan mudahnya terhempas kearah Naushad dan menabrak tubuh kokoh lelaki itu. Kesempatan itupun dimanfaatkan oleh Naushad untuk memeluk istrinya erat.

"Aku cuma butuh kamu disini Illya." Ucap lelaki itu kemudian mengecup puncak kepala istrinya lembut.

Illyana pun hanya diam dipelukan sang suami. Hatinya menghangat mendapat perlakuan manis dari Naushad itu. Mungkinkah hubungan mereka bisa disebut sudah membaik?

"Bisakah kita mulai semua ini dari awal Illya? Aku ingin kita menjadi suami istri yang sesungguhnya, bukan suami istri karena terpaksa." Tanya Naushad perlahan.

"Tentu. Namun, Kamu bisa memaafkanku semudah itu? Aku sudah begitu kejam padamu. Perkataan dan perbuatanku padamu selama ini sangatlah kurangajar. Apalagi aku selalu mengataimu parasit dan menjadikanmu sebagai musuhku." ujar Illyana penuh penyesalan.

Dia ingat betul bahwa apa yang selama ini dia katakan kepada Naushad bukanlah hal yang baik. Umpatan-umpatan sering kali ia lontarkan dan itu pasti menyakiti hatinya.

"Ketika aku mengatakan kita akan mulai semua dari awal, itu artinya aku ingin membuka lembaran baru denganmu. Kita akan membuang buku yang sudah tercoret-coret itu. Kita bisa lupakan itu dan mulai halaman baru kita. Jadi maukah kamu mengisi lembaran baru itu bersamaku?" Tanya Naushad lagi pada sang istri. Illyana mengangguk malu-malu di dekapan sang suami.

Perempuan itu merasa beruntung memiliki suami yang penyabar dan penyayang seperti Naushad. Dia merasa buruk telah melakukan hal yang tidak sepantasnya ia lakukan pada lelaki itu. Tapi seperti kata suaminya tadi, Dia akan lupakan masa lalu kelam itu dan melangkah ke lembaran baru bersama sang suami. Dia akan mengisi lembaran putih itu dengan momen-momen indah layaknya suami istri pada umumnya. Seperti kisah cinta yang selalu ia lihat di drama-drama.

"Terimakasih kamu mau menerima aku yang banyak kurangnya, banyak salahnya, padahal diluar sana banyak perempuan yang lebih baaik dari aku." Ujar Illyana merasa rendah diri.

"Illya, tak ada yang sempurna di dunia ini. Akupun banyak kurangnya. Kita sama-sama belajar ya." Ujar Naushad menenangkan hati. Illya pun mengangguk pelan sembari tersenyum manis.

***

Thanks for reading gaisss.....
Jangan lupaa vote dan komentarnya biar aku semakin semangatttt nulisnyaa 🥰

My Husband My Enemy ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang