4

14.3K 1.2K 29
                                    

Lusa Melviano akan kembali aktif bekerja. Tak terasa cuti seminggu berakhir dengan sangat cepat. Apalagi ia menghabiskan waktu cutinya untuk menikah dan mengurus tetek bengek kepindahan istrinya. Untungnya ada mama dan mami mertuanya yang bersedia mengurus surat catatan sipil sekaligus pembuatan KK baru atas namanya. Ya mereka berdua resmi dicoret dari KK masing-masing. Kan sekarang jadi KK baru.

"Mel kenapa ya namanya Kartu Keluarga tapi bentuknya bukan kartu?" Melviano menatap jengah pada istrinya yang terus-terusan bertanya tentang hal diluar pemikirannya.

Sebelum bertanya soal bentuk KK, gadis itu sempat menanyakan beberapa pertanyaan yang membuatnya kesal sendiri. Seperti pernah tidak kantor PLN mati listrik? Atau bagaimana cara membedakan sirine polisi dan ambulan? Ia baru tahu istrinya ternyata memiliki rasa penasaran yang begitu besar. Bahkan rasa penasarannya cenderung liar, tak terbendung dan tak kenal sepenting apa jawaban dari keingintahuan itu.

"Gak tahu, coba suruh mama tanya ke orang kelurahan," Balas Melviano sekenanya. Kalau tidak dijawab nanti Caca terus-terusan bertanya, dia kan malas menanggapi pertanyaan aneh seperti itu.

Setelahnya, Caca tampak sibuk mengetikkan sesuatu pada ponselnya. Melviano jadi curiga gadis itu benar-benar meminta mamanya untuk bertanya. Ngomong-ngomong mereka berdua tengah bersantai di ruang tengah. Menonton film dan mengobrol. Bukan netflix and chill, kan mereka masih tahap pengenalan. Walaupun Melviano sudah di ambang kesabaran menahan hasrat mati-matian untuk tidak menyentuh istrinya, ia tetap tak mau menyentuh Caca tanpa ijin dan kerelaan hati istrinya. Padahal Caca sudah kurang ajar dengan selalu memakai piyama tidur dan juga baju seksi minim bahan di depannya. Rasa malunya Caca pakai baju minim kan cuma diawal pernikahan saja. Meskipun hari itu masih terhitung awal pernikahan sih.

Melviano sampai heran sendiri dengan kebiasaan Caca yang senang memakai pakaian tidur minimalis itu. Apa dia tak takut jika Melviano sewaktu-waktu kelepasan? Atau jangan-jangan memang gadis itu sengaja?

Tak mau berperang dalam pikirannya sendiri, Melviano memilih untuk menonton film yang tengah diputar lagi dengan khidmat. Caca sih sibuk dengan ponselnya, entah apa yang gadis itu lakukan. Film pun akhirnya selesai, Melviano belum beranjak untuk mengganti filmnya.

"Kok gak diganti udah selesai?" Tanya Caca.

"Biarin aja, bingung mau ngapain hujan-hujan gini." Gadis itu menaikkan sebelah alisnya.

"Ya kan hujannya di luar?"

"Ya maksudnya gue lagi mikir hujan gini kira-kira tontonan apa yang seru."

"Mau mi rebus gak?" Tawar Caca tiba-tiba.

"Kenapa jadi makan? Tapi boleh deh, lo yang bikinin kan?" Caca memutar bola matanya jengah.

"Iya lah, lagian bisa hancur dapur gue kalo lo pakai masak." Gadis itu langsung berdiri dan menuju dapur untuk membuat mi rebus untuk dirinya dan Melviano.

Pria itu terkekeh geli. Salah satu yang ia sukai dari Caca adalah masakannya. Sejauh ini semua masakan yang gadis itu buat sangat pas dengan lidahnya. Kemarin Caca masak sup pangsit, dan pangsitnya bikin sendiri dari daging ayam giling yang mereka beli di pusat grosir. Melviano tak menyangka bahwa gadis yang tampak manja itu memiliki keterampilan memasak. Tahu jika Marisca suka dan bisa memasak membuat Melviano jadi sangat senang, akhirnya setelah sekian lama berada jauh dari mamanya ia tidak akan kekurangan gizi lagi.

Sambil menunggu mi buatan Caca, Melviano memilih-milih film yang akan ia tonton lagi. Pilihannya jatuh pada film horror The Conjuring. Biar lah ia menonton film itu, walaupun tidak suka juga tetap saja menurut Melviano hujan-hujan tuh enaknya nonton film horror. Suasananya mendukung, dingin-dingin sunyi.

A Blessing In DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang