Jisoo merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal seusai bangun dari tidurnya, matanya kemudian menatap lekat lelaki tampan yang terbaring disampingnya.Lelaki yang selalu membuatnya jatuh cinta berulang kali pada orang yang sama selama beberapa tahun ini.
Jari-jari lentik Jisoo menelusuri setiap inci dari wajah tampan itu, hingga gerakan tangannya berhenti tepat di bibir sang suami, perlahan ia mengecup bibir itu. Bibir yang selalu menjadi candu untuk dirinya.Dengan bibir yang masih menempel, mata Jisoo terbelalak saat bibirnya mendapatkan balasan dari sang puan yang ia sangka masih terlelap.
Berujung keduanya saling bercumbu dengan mengesampingkan masalah yang tengah mendera.Tak ada penyelesaian yang seokjin berikan pada masalah yang terus membayangi sang istri, membiarkan masalah itu menggantung begitu saja tanpa kejelasan.
Semalam Jisoo hanya menangis dalam pelukan seokjin, hingga pria itu menuntunnya menuju tempat tidur.
Membaringkan tubuh itu secara perlahan dan memeluknya, hingga keduanya sama-sama terlelap.Dan pagi ini setidaknya Jisoo terbangun dengan keadaan hati yang lebih baik, seokjin ada disampingnya saat ia bangun tidur.
Jisoo bertekad, jikapun seokjin benar-benar berpaling dari dirinya wanita itu akan berusaha membuat seokjin kembali menjadi miliknya seutuhnya.
Jisoo tak sanggup jika ia harus kehilangan lelaki itu.
Dia tidak memiliki siapapun lagi untuk tempatnya bergantung."Ku pikir kau masih tertidur?" Ucap wanita itu saat pangutan keduanya terlepas.
"Tadinya, sebelum kau mengganggu ku". Tangan seokjin membelai lembut wajah yang berada tepat dihadapannya, menyelipkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik sang istri.
"Aku mencintaimu". Ucap lelaki itu kemudian.
Pipi Jisoo bersemu merah, entah kenapa setiap seokjin mengungkapkan kalimat itu, hati Jisoo selalu berbunga-bunga meski bukan untuk kali pertama seokjin mengatakannya.
"Kau mau sarapan apa?". Tanya Jisoo mencoba mengalihkan rasa salah tingkahnya.
Hingga membuat sang suami terkekeh pelan melihat tingkah Jisoo yang sampai saat ini masih terlihat menggemaskan di matanya."Apapun, aku suka semua yang kau masak".
Jisoo tersenyum hangat, untuk sejenak ia melupakan apa yang terjadi diantara mereka."Kalo begitu cepatlah bangun dan mandi, aku akan ke dapur untuk memasak".
Sebelum Jisoo beranjak, seokjin lebih dulu mengecup bibir istrinya lembut. Membuat hati yang baru beberapa waktu lalu terluka bagai menemukan obatnya, satu tindakan bodoh karena menjatuhkan dirinya kembali pada luka yang sama.
💔💔💔
Langkah Jisoo berayun santai menapaki tiap toko yang berada di pusat perbelanjaan, dengan mata yang tak henti terus mengedar mencari barang yang ia butuhkan.
Ditangannya sudah terdapat beberapa paper bag berisi berbagai macam barang, sudah terlalu lama ia tidak melakukan hal seperti ini, dengan menikmati waktu luang yang ia punya.Semua waktunya ia habiskan untuk sang suami. Tak apa bukan? Jika ia sedikit menggunakan uang yang suaminya berikan, sekedar mengusir rasa bosan karena terlalu lama di rumah.
Kaki Jisoo hendak melangkah kembali memasuki toko selanjutnya, sebelum ia justru terpaku melihat sosok yang tak asing lagi baginya baru saja keluar dari toko tersebut. Tangan lelaki itu menggandeng mesra seorang wanita yang Jisoo tak kenali namun jika ia tebak mungkin usianya beberapa tahun lebih muda darinya.
Keduanya nampak bahagia, hingga tak menyadari sedikitpun kehadirannya.
Jisoo bergegas mengejar kedua manusia tersebut, memanggil nama sang suami beberapa kali.
Namun nampaknya seokjin tak mendengar panggilan Jisoo, kakinya terus melangkah hingga memasuki mobil mahalnya bersama wanita disampingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
broken heart (Kim Seokjin)
FanfictionPatah hati itu hal biasa, tapi mungkin kau tak tahu hati seperti apa yang telah kau patahkan.