XXIII

426 45 0
                                    

Maaf jika ada kesalahan dalam pengetikan dan ketidak sambungan dalam cerita, dikarenakan saya lupa untuk mengedit. Maaf atas ketidak nyamanan yang saya buat

Dichapter ini saya juga mau bilang, mungkin saya bakal hiatus terlebih dahulu. karena masalah kesehatan dan juga pekerjaan, jadi mungkin saya bakal lanjutin lagi, klau saya udah membaik dan mengurangi tumpukan pekerjaan. Tapi, saya bakal usahain biar update chapter selanjutnya gak lama-lama. Sekali lagi, maaf dan terimakasih.

o==[]::::::::::::::::> ♡ <::::::::::::::::[]==o







Saat ini, mo xuanyu/wei wuxian dan juga lan Wangji terlihat bersembunyi didalam tumpukan jerami milik paman penjual permen apel, yang terletak dihalaman depan rumah paman penjual permen apel. Yang mana keduanya sedang menunggu kedatangan mayat hidup itu, untuk mengamati pergerakan mayat hidup itu sebelum membereskannya.

"entah mengapa, aku merasa bahwa jarak ku dan Hanguang-Jun sepertinya semakin menipis" pikir mo xuanyu/wei wuxian dalam hati.

Yang mana mo xuanyu/wei wuxian merasa bahwa jarak dirinya dan lan Wangji yang awalnya memiliki jarak beberapa centi, kini terlihat tidak memiliki jarak sama sekali.

"tidak mungkin kan aku bergerak mendekat kearah Hanguang-Jun tanpa sadar?" pikir mo xuanyu/wei wuxian lagi dalam hati.

"tapi lebih tidak mungkin lagi, jika Hanguang-Jun lah yang mendekat" lanjut mo xuanyu/wei wuxian dalam hati.

Mo xuanyu/wei wuxian yang masih berperang dengan dirinya sendiri, atas apa yang ia pikirkan. Tidaklah luput dari pandangan Lan Wangji yang berada disampingnya, yang mana hal itu membuat lan Wangji tanpa sadar tersenyum kecil akan ekspresi yang mo xuanyu/wei wuxian perlihatkan tanpa sadar.

"Hanguang-Jun" ucap mo xuanyu/wei wuxian tiba-tiba yang kini sudah menghadap Lan Wangji.

"apa aku baru saja melihat Hanguang-Jun tersenyum?" pikir mo xuanyu/wei wuxian dalam hati, ketika dirinya samar-samar melihat senyum kecil Lan Wangji.

"kurasa aku terlalu banyak makan dirumah paman tadi, sehingga semua indra yang ku punya tidak bekerja dengan baik" lanjut mo xuanyu/wei wuxian, menganggap bahwa senyuman yang ia lihat adalah ilusi yang memang dirinya inginkan.

Lan Wangji sendiri kini terlihat menunggu hal apa yang akan mo xuanyu/wei wuxian ucapkan padanya, setelah menyebut namanya.

"hmm, Hanguang-Jun. Bagaimana jika kita mencari tempat persembunyian yang lain?" ucap mo xuanyu/wei wuxian saat sudah sadar bahwa lan Wangji menunggu apa yang ingin dia bicarakan, sehingga memanggil lan Wangji.

Lan Wangji tidak menjawab, hanya memberikan respon sebuah tatapan bertanya dengan satu alis terangkat.

"apa Hanguang-Jun benar-benar tidak sadar, jika jarak nya dan aku semakin menipis dan saat ini saja aku sudah hampir menabrak dada bidangnya" monolog mo xuanyu/wei wuxian dalam hati.

Mo xuanyu/wei wuxian benar-benar tidak tahu bagaimana cara mengatasi situasi ini, terlebih karna hal ini, dirinya terlihat sering berkelahi dengan pikirannya sendiri. Yang mana hal itu membuatnya sering berfikir hal yang tidak seharusnya dan merasa bahwa dirinya amat sangat berdosa akan hal itu.

Mo xuanyu/wei wuxian pun menjelaskan pada Lan Wangji tentang dirinya yang meminta untuk bersembunyi ditempat lain, yang mana mo xuanyu/wei wuxian memberikan alasan bahwa tempat itu membatasi jarak pandangnya dan tidak dapat mengamati dengan baik.

Setelah mengatakan hal itu, mo xuanyu/wei wuxian pun bersiap untuk keluar. Namun saat dirinya sudah akan bergerak untuk keluar, tiba-tiba saja lan Wangji menarik tangannya. Yang membuat mo xuanyu/wei wuxian tertarik kearah lan Wangji dan kini terlihat wajah mo xuanyu/wei wuxian yang menabrak dada bidang milik lan Wangji. Yang mana hal itu membuat wajah mo xuanyu/wei wuxian menjadi terlihat sangat merah dan untungnya, hal itu tidaklah dilihat oleh lan Wangji.

Takdir (Selesai)Where stories live. Discover now