31. PENENANG HATI

1.2K 67 28
                                    

"Dia yang menjadi luka sekaligus menjadi obat untukmu"
-Sania Grizella Caledonia-

Jangan lupa vote&comment🤍

Jangan lupa vote&comment🤍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

31. PENENANG HATI

Revan menyusuri koridor sekolah. Matanya terus menatap dingin ke setiap anak yang menyapanya. Revan memberhentikan langkahnya saat ia melihat Clara duduk di luar kelas. Kebiasan gadis tersebut masih sama, jika bel masuk belum berbunyi maka ia menyempatkan untuk membaca buku terlebih dahulu.

Revan memilih duduk di samping Clara. Dan ternyata Clara langsung pergi begitu tahu pria yang saat ini tidak ingin ia temui ada di sampingnya "Ra" Cegah Revan.

Murid yang berlalu lalang diam-diam menggosipi mereka "Bisa lepas ga?" Kata Clara. Revan langsung melepas tangannya dari tangan Clara.

"Gue mau ngomong bentar sama lo" Ucap Revan.

Clara melirik jam tangannya "Maaf banget, gue lagi gak bisa" Kemudian Clara masuk ke dalam kelas.

"Sabar bro" Ucap Alvin yang tiba-tiba ada di belakangnya.

"Clara masih butuh waktu itu. Jangan desaklah" Sahut Irham.

Benar kata Irham, Clara masih butuh waktu tidak baik untuk ia desak.

****

"Pergi ke puncak yuk" Ucap Sherly.

"Kapan?" Tanya Dara.

"Weekend ini. Yok-yok gue butuh healing guys."

"Gue mah bisa-bisa aja" Kata Jenny.

"Me too" Sahut Dara.

"Lo?" Tany Sherly.

Zella masih berpikir apa ia bisa pergi weekend ini. Andai mereka tahu bahwa Zella sekarang tak sebebas yang dulu "Gue belum tau sih."

"Yeah Zel. Biasanya lo selalu bisa" Ucap Sherly.

"Iya ntar gue usahain."

Kantin semakin ricuh semenjak kedatangan anak Gaskar. Ibaratkan mereka adalah artis di Sma Angkasa. Semua pasang mata hanya menyorot mereka. Disinilah kesempatan siswi-siswi untuk mencari perrhatian kepada mereka.

"Revan sekarang udah baikan ya sama Clara?" tanya Jenny.

"Belum deh, katanya Clara malah menjauh dari Revan" Sahut Dara.

"Serius?" Tanya Zella.

"Gue denger-denger sih gitu."

OUR STORYWhere stories live. Discover now