04. Fall in

275 45 6
                                    

Laut, sangat menyejukkan menghirup udara malam, laut dan langit telah memberinya ketenangan setelah melewati hari yang panjang. Pertama kali melihat laut yang luas,  Jaemin merasakan kekosongan yang amat terasa, pedih di ulu hatinya yang tidak diketahui penyebabnya. Jaemin merasakan rindu yang amat dalam, tapi pada siapa?

Sayup-sayup terdengar suara nyanyian Siren, sudut bibir Jaemin terangkat. Suaranya sangat merdu, tidak heran makhluk lain bisa terhipnotis, terkecuali bangsa vampire.

Jaemin menatap lurus kedalam laut, pandangannya yang begitu tajam mampu melihat tiga Siren yang tengah menatapnya di kedalaman sana, lagi-lagi Jaemin tersenyum. Bangsa Siren itu sangat anggun dan menawan, jika mereka tidak tersenyum.

"Kau menyukainya?" Jaemin tersentak saat tiba-tiba Raja berdiri disampingnya.

"M-menyukai apa?" Tanya Jaemin yang dengan cepat mengendalikan diri.

"Laut,"

"Lebih suka langit dan isinya," Jawab Jaemin. Otomatis Raja mendongakkan kepalanya, melihat bulan yang bersinar terang, yang memantul langsung ke wajah Raja.

Jaemin akui memang Raja didepannya ini sangat tampan, tapi entah kenapa Jaemin risih melihat wajah itu.

"Kenapa?" Raja bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari bulan.

"Kenapa apa?" Tanya Jaemin bingung.

Raja berbalik menghadap Jaemin lurus. "Kau risih melihat wajah ini?"

"Eh?" Jaemin sekarang menyadari bahwa Raja bisa membaca pikiran. "Berarti aku tidak usah repot-repot bicara," Ucap Jaemin di benaknya.

Kekehan pelan mengalun dari bibir Raja, jelas-jelas vampire didepannya itu tidak menyukainya. "Kau akan lebih sering melihat wajah ini,"

"Tidak mungkin, Yang Mulia,"

"Tidak ada yang tidak mungkin bagiku,"

Jaemin membungkuk hormat. "Kalau begitu saya permisi,"

Baru saja Jaemin ingin melangkah, tapi tiba-tiba tubuhnya melayang, yang tentu saja pelakunya adalah Sang Raja. Jaemin melipat tangannya di dada, dilihatnya kini Raja melayang menghampiri dirinya. Keduanya sama-sama melayang di udara, diatas laut.

"Jika tidak dalam pertemuan resmi, kau cukup memanggil namaku saja, ini perintah,"

"Sepertinya kita tidak akan bertemu selain pertemuan resmi,"

"Tidak, kita akan lebih sering bertemu,"

Sungguh,  Jaemin tidak ingin dekat-dekat dengan Raja itu, tapi walaupun begitu.

"Baiklah...?"

"Jeno,"

"Jeno?"

Raja Belphegor II yang bernama Jeno itu tersenyum hangat. Menatap lekat kedalam manik emerald Jaemin.

•••

"Apa ini? Anggur?" Winter mengamati gelas yang dipegang Heejin, isinya berwarna merah agak keunguan.

Heejin tersenyum seraya menggeleng, kemudia menepuk tempat disampingnya mengisyaratkan Winter agar duduk disana.

"Ini darah yang sudah di fermentasikan," Jawab Heejin. Winter mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Seperti halnya manusia yang tidak lagi memakan daging mentah, vampire juga tidak lagi meminum darah mentah. Kau tidak tau?"

Winter menjawabnya dengan menggelengkan kepala. "Kami meminum langsung darah dari hewan yang telah diburu," Jawabnya. Heejin menganggukkan kepalanya mengerti.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Jun 01, 2022 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Amethyst Eyes In A Diamond Blood [NoMin]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant