prolog + cast

494 31 15
                                    

⬛⬛⬛

"Lo pacaran sana ama Daniel" ujar Dinar selaku sahabat Sena yang menjadi saksi gak bisu kedekatan kedua insan itu.

"Itu mulut enak banget ya kalo ngomong" ujar Sena yang tengah nyemilin keripik.

Kedua sahabat ini sedang berada di tengah ramainya kantin.
"Hmm, tapi kalo di pikir-pikir, susah ya kalo sama Daniel.." ujar Dinar lagi.

Sena hanya menghela nafasnya melihat kawannya yang mulutnya labil ini.

Memang Sena dengan Daniel sudah dekat dari SMP, dan secara kebetulan sekali mereka satu SMA.

Dan sekarang, Sena merasa dirinya memiliki perasaan lebih ke Daniel akan tetapi.. bisakah mereka bersama?

"Apa gue cuma nyatain perasaan aja ya?" Tanya Sena ke Dinar.

"Gak ngajak pacaran?" Dinar malah tanya balik, tapi langsung di angguki sama Sena.

"Terserah sih, itu pilihan lo, dan gue cuma ndukung.." sahut Dinar lagi sambil nyeruput es tehnya.

"Kalo dia ngomong benci gue gimana?, terus gue sama dia jadi jauh gimana? Mampus gue, din.."

"Kumat deh ovt-nya, kan lo belum nyoba, Sen. Udah deh, yuk balik ke kelas, udah mau bel juga" ajak Dinar mengakhiri topik pembicaraan.

Sena pada akhirnya cuma bisa pasrah bahwa dia kena friendzone.

⬜◻◽▫◽◻⬜

Sena menghela nafasnya, ia berjalan lesu keluar kelasnya sambil menjinjing tas yang subhanallah berat banget.

Dan tiba-tiba aja dari belakang ada cowok-cowok lagi kejar-kejaran dan akhirnya Sena tertabrak dari belakang sampai jatuh.

"Aduh" ujar Sena yang jatuh terduduk di lorong yang masih ramai itu, udah sakit malu lagi, banyak yang liat.

Sena mencoba segera bangkit, tapi ia mendesis saat merasakan pergelangan kaki kanannya yang ngilu, sepertinya ia terkilir.

Akhirnya Sena tetap berjalan dengan pincang, menuju ke tempat duduk di dekat lorong itu.

Namun, belum sampai tempat duduk, Sena terhuyung dan perempuan itu siap terjatuh lagi, akan tetapi ia tak jatuh.

Ia malah merasakan ada yang menahan tasnya, Sena menoleh dan mendapati Daniel yang menahan tas Sena agar Sena juga tak terjatuh.

"Lo kenapa?" Tanya Daniel dan Sena mencoba berdiri tegak kembali kemudian menatap Daniel.

"Tadi jatuh, terus kayaknya terkilir.." ujar Sena sambil nunduk gerak-gerakin kaki kanannya.

"Sini gue liat" ujar Daniel dan menuntun Sena untuk duduk di tempat duduk yang tadi di tuju Sena.

Daniel berjongkok kemudian melepaskan sepatu Sena serta menurunkan kaos kakinya, dan pergelangan kaki Sena memerah, baru saja Daniel menggerakkan kaki Sena, gadis itu sudah mengaduh sakit.

"Duh, sakit dan.." ujar Sena.

"Eh, Sorry.. lo naik sepeda motor atau di jemput?" Tanya Daniel.

"Di jemput sih, sepeda motor gue lagi di servis" jawab Sena.

"Bareng gue aja lah kalo gitu"

"Eh?" Sena kaget, ya meskipun gak pertama kali sih cuma udah lama aja gak di bonceng sama ini cowok, terakhir itu kemungkinan awal SMA, karena setelahnya Sena udah bisa naik motor sendiri.

"Lo belum telfon siapapun buat jemput kan?" Tanya Daniel dan Sena menggeleng.

"Belum sih, tapi gapapa nih? Gak ngerepotin?" Tanya Sena balik dan Daniel cuma senyum.

B e r b e d a  ⚫  Choi Hyunsuk  [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang